MENU TUTUP

Soal Demo Warga di RSUD Mulia, Ini Tanggapan Bupati Puncak Jaya

Rabu, 06 Mei 2020 | 03:30 WIB / Andi Riri
Soal Demo Warga di RSUD Mulia, Ini Tanggapan Bupati Puncak Jaya Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, S.Sos, S.IP , MM/dok.Humas Puncak Jaya

MULIAwartaplus.com - Kurangnya pemahaman masyarakat akan informasi mengenai prosedur screening Covid 19, tidak sedikit menimbulkan keresahan sampai aksi demo warga seperti yang terjadi Selasa (5/5) pagi di RSUD Mulia

Menanggapi aksi demo itu, Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM menyampaikan bahwa masyarakat harus bersyukur karena dokter, mantri dan perawat masih bertahan melakukan yang terbaik untuk masyarakat Puncak Jaya

 “Saya berharap masyarakat jangan ada datang untuk mendemo mereka. Para tim medis juga ini mempunyai keluarga anak istri jadi kita tidak boleh menghakimi mereka, kita harus menghargai mereka karena ini pekerjaan mulia," kata Bupati

Menurut dia, Covid-19 bukan aib, sebab yang terpapar masih bisa sembuh.

"Kalau mereka (tenaga medis) tidak mau layani, kita mau kemana?” ungkap Bupati. 

Dia berharap   semua pihak mau menahan diri, bahwa bukan semua elemen menjadi korban bahkan rencana pembangunan fundamental dan rutinitas pemerintahan menjadi terhambat karena wabah ini.

Setelah diberikan penjelasan, massa membubarkan diri dan Bupati Puncak Jaya langsung memimpi rapat terbatas khusus tenaga medis/para medis sebagai garda terdepan penanggulangan wabah covid-19.

Sementara itu membuka ratas, Plh. Sekda Mulyadi, S.Sos, M.AP, M.KP mengakui bahwa kepanikan massa kini merupakan buntut keresahan sosial akan musuh yang tidak terlihat ini.

Menurutnya, perhatian pimpinan (Bupati) sebenarnya sangat intens dan sangat memperhatikan perkembangan Covid di Puncak Jaya bahkan sampai terjun langsung mengurusi persoalan detail di lapangan untuk memberi sosialisasi sampai distribusi bantuan sembako.

Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda,  juga selaku Komandan Gugus Percepatan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Puncak Jaya dalam arahannya menyampaikan rasa terima kasih kepada para tim medis dan paramedis yang ada di Kabupaten Puncak Jaya dengan ketabahan dan kerja kerasnya menjadi garda terdepan untuk melayani masyarakat sehingga sampai saat ini Puncak Jaya masih dalam status hijau.

Trend peningkatan virus ini akan terjadi dalam tiga bulan kedepan, menurut Bupati harus disikapi dengan mengambil langkah-langkah strategis, antisipatif dalam menyikapi perubahan penanganan di wilayahnya.

"Kita harus segera menyusun alat-alat apa saja yang dibutuhkan oleh para tim medis hingga sarana gedung isolasi yang memadai selain itu semakin langkanya alat-alat medis dan screening saat ini harus diantisipasi," ujar Bupati. 

Rapid Test

Di kesempatan itu juga disepakati soal penggunaan rapid test harus yang dari bantuan provinsi/ pusat agar ada kesamaan dan satu hasil yang valid.

Senada dengan hal tersebut, Plh. Sekda berpesan kepada segenap aparatur Tenaga medis agar konsisten dalam menjalankan tugas.

"Agar segala kebutuhan karantina bagi petugas yang nantinya terkonfirmasi positif direncanakan dengan baik dan berdasarkan skala prioritas," ujar Mulyadi  

Dia juga berharap agar adanya keterpaduan mekanisme pemeriksaan Covid-19 yang transparan dan reliabel. Sebab dkhawatirkan kesimpangsiuran hasil dapat mengadu domba berbagai pihak dikarenakan multitafsir hasil tes.

Senada dengan hal itu Jubir Covid-19 Puja, dr. Muh Nasir Ruki, S.Si, M.Kes, Apt, Sp.GK didampingi dr. Monik, Sp.KK menjelaskan bahwa sebelum ini digunakan 2 merek rapid test dengan sensitivitas dan tentu pembacaan yang berbeda. 

Dihadapkan pada terbatasnya tenaga medis yang riskan terpapar langsung dengan pasien, masih ada juga tenaga kesehatan sendiri yang belum memahami persis screening ini.

Sehingga pihaknya berharap tenaga kesehatan harus terlebih dahulu memahami baru memberikan pemahaman ke masyarakat.

Dikatakan, Rapid test untuk melihat reaksi antibodi dan dan belum bisa dijadikan acuan diagnosa. Melihat pengalaman di negara terdampak bahkan Swab sekalipun juga masih menunggu kadang sampai 5 minggu baru virus terdeteksi.

Hal ini karena Covid cerdas mengkamuflase dirinya sehingga tampak sebagai Virus lain. Reaksinya juga bermacam - macam, akhirnya dianggap sebagai penyakit lain. Inilah yang banyak menyebabkan tenaga Medis ikut tertular sampai MD" Jelas dr. Monik.

Selepas arahan, Bupati meminta agar segala keputusan dapat dituangkan dalam surat edaran guna dipatuhi oleh jajaran medis dan masyarakat luas.(Adv)

Ralat Judul Sebelumnya "Soal Pemalangan RSUD Mulia, Ini Tanggapan Bupati Puncak Jaya"


BACA JUGA

Pj Bupati Puncak Jaya Raih Penghargaan Sebagai Inovator Perubahan Indonesia Awards 2023

Sabtu, 18 November 2023 | 05:59 WIB

Kondisi Geografis, Keterbatasan Prasarana dan SDM jadi Kendala Penanganan Stunting di Puncak Jaya

Kamis, 16 November 2023 | 09:47 WIB

Rayakan Maulid Nabi Bersama Prajurit Kodim Puncak Jaya, Pj Bupati Sampaikan Pesan Ini

Senin, 09 Oktober 2023 | 17:12 WIB

Peringati HUT RSUD Mulia ke-20, Digelar Seminar Puncak Jaya Bebas Stunting

Senin, 20 Maret 2023 | 18:27 WIB

Survey Akreditasi LAFKI di RSUD Mulia, Harap Jamin Mutu dan Keselamatan Pasien

Kamis, 09 Maret 2023 | 20:00 WIB
TERKINI

Sabtu Halal Bihalal Jurnalis se Jayapura, Vanwi Subiyat: Jadi Ajang Temu Paling Romantis

14 Jam yang lalu

Freeport Indonesia Bina Pengusaha Muda Papua melalui Papuan Bridge Program

14 Jam yang lalu

Kembalikan Uang Pemudik Rp100 Juta, Aiptu Supriyanto Dihadiahi Sekolah Perwira dari Kapolda Lampung

16 Jam yang lalu

Tempat Produksi Miras CT di Wamena Jayawijaya Digerebek Polisi

16 Jam yang lalu

Jaga Sitkamtibmas dari Aksi KKB, Personel Damai Cartenz Rutin Gelar Patroli di Wilayah Kiwirok

17 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com