3 Hal yang Semestinya Tidak Dilakukan Pengguna Mobil Matik
WARTAPLUS - Kendaraan roda empat bertransmisi otomatis menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ogah repot khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu mobil dengan transmisi otomatis cencerung lebih mudah digunakan, sehingga pengemudi yang belum lihai mengendarai mobil transmisi manual pun tidak perlu khawatir untuk mengemudikan 'mobil matik'.
Hanya saja karena kemudahan yang dihadirkan, pengguna mobil bertransmisi otomatis ini kerap kali kemudian malah melakukan kesalahan saat mengendarai mobil tanpa pedal kopling ini.
Menurut pebalap nasional dan pendiri Rifat Drive Labs, Rifat Sungkar, setidaknya ada 3 kesalahan umum perilaku pengemudi mobil matik yang sering ia jumpai.
Biasanya kesalahan-kesalahan umum ini dikarenakan pengendara memperlakukan mobil matik layaknya mobil bertransmisi manual. Padahal ada sedikit perbedaan antara keduanya. Gawatnya, kebiasaan-kebiasaan ini justru dapat merusak komponen mesin maupun transmisi.
Apa saja 3 kesalahan umum menurut Rifat tersebut? Berikut ulasannya.
1. Menganggap pedal rem sebagai kopling
Menurut Rifat, kesalahan pengguna matik yang paling banyak ia temui adalah menjadikan pedal rem selayakanya kopling.
"Jadi banyak orang yang menggunakan matik dengan masukin gigi ke D, diinjek remnya pakai kaki kiri, kemudian digas secara perlahan-lahan, dan kaki kiri melepas rem juga perlahan. Itu salah besar," ujar Rifat, Jumat (4/5).
Selain penggunaannya salah, dengan sikap seperti itu dijelaskan Rifat akan cepat merusak komponen internal transmisi serta mesin dan kalau-kalau komponen transmisi ini rusak, biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya cukup besar.
2. Mengerem menggunakan kaki kiri
Berhubungan dengan kesalahan yang pertama, kesalahan lain yang biasa dilakukan pengguna mobil matik adalah menghentikan laju mobil dengan mengerem menggunakan kaki kiri.
Hal ini akan menjadikan kebiasaan buruk, kaki kiri akan terus berjaga di pedal rem. Sementara di saat yang bersamaan kaki kanan akan terus stand by di pedal gas. Bukan hanya di kendaraan roda empat sebenarnya, perilaku yang sama juga dapat ditemukan pada pengemudi motor matik yang kerap menekan tuas rem di tangan kiri sembari menarik pedal gas.
"Enggak ada ceritanya ngerem pakai kaki kiri, itu bisa menyebabkan kampas rem cepat habis dan overheat, bahan bakar akan boros, dan tingkat keausan piranti penggeraknya juga akan cepat habis," tambahnya.
3. Sering pindah transmisi saat di kemacetan
Saat terjadi kemacetan, pengemudi mobil matik juga sering melakukan perpindahan transmisi Drive (D) ke Neutral/No gear tral (N) atau sebaliknya secara berulang-ulang.
Menurut Rifat, hal tersebut diperbolehkan, hanya saja tidak perlu terlalu sering mengubah posisi transmisi karena komponennya memiliki kompensasi ketika mobil berhenti dalam waktu yang tidak lama. Cukup menahan laju mobil dengan menginjak rem apabila kondisi macet tersendat-sendat.
"Mobil transmisi matik itu selalu ada kompensasi, ketika berhenti beberapa detik, tekanan pada girboks itu berkurang, sehingga enggak perlu ganti D ke N --dan sebaliknya-- terus karena itu mengurangi kenyamanan berkendara," ujarnya.
"Apalagi saat sudah maju dan lupa masukkin transmisi, yang ada ketika udah injak gas dan masukkin gigi ke D malah loncat mobilnya, bahaya sekali," tutup Rifat. [net]