MENU TUTUP

Masyarakat Pegunungan Bintang Ancam Gabung ke PNG Jika Bupati Tidak Diganti

Jumat, 11 Mei 2018 | 19:05 WIB / Fendi
Masyarakat Pegunungan Bintang Ancam Gabung ke PNG Jika Bupati Tidak Diganti Ribuan masyarakat Pegunungan Bintang melakukan aksi damai di Oksibil, Kamis (10/5)/Istimewa

JAYAPURA,– Ribuan Masyarakat dari 277 kampung se-Kabupaten Pegunungan Bintang kembali melakukan aksi demo menuntut Bupati Costan Oktemka segera mengundurkan diri karena dinilai tidak merakyat,  korupsi dan otoriter. Selain itu, penyerapan APBD tahun 2016 dan 2017 tidak berdampak positif pada rakyat.

“Alasan masyarakat demo hari ini karena sistim kepemimpinan yang otoriter, arogan dan tidak merangkul semua orang yang berjuang menghadirkan kabupaten ini.  Selain itu, melakukan penggabungan Badan dan Dinas tidak sesuai dengan nomenklatur birokrasi pemerintahan dari pusat sampai ke daerah,” kata salah satu tokoh intelektual Pegunungan Bintang, Gerald Bidana, melalui pesan elektronik yang diterima wartaplus.com, Jumat malam.

Gerald mencontohkan, adanya penggabungan Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,  Dinas Pemuda dan Olahraga disatukan dan justru menambahkan Dinas Energi dan Pertambangan yang seharusnya dengan aturan baru di tingkat kabupaten dan kota ditiadakan dan hanya ada di tingkat provinsi.

“Selain itu dilakukan pergantian dan pelantikan pejabat eselon II, III, dan IV,  dalam hitungan 3 bulan dan selalu dilakukan pelantikan di malam hari, serta memutuskan bantuan studi bagi mahasiswa sebagaimana kepemimpinan sebelumnya. Serta masyarakat juga tidak melihat ada progress pembangunan,” ujarnya.

Lanjut Gerald Bidana, inti dari keseluruhan aksi yang dilakukan yakni meminta agar Bupati Pegunungan Bintang harus diganti dengan orang baru.

“Kami minta Presiden melalui Mendagri segera mengganti bupati, jika tidak, maka masyarakat akan memboikot pemilu gubernur, DPRD dan Pilpres,” bebernya.

“Jika permintaan ini tidak diindahkan maka pilihan terakhir adalah masyarakat akan mengembalikan bendera merah putih dan memilih bergabung dengan Papua New Guinea (PNG),” tegasnya.

Lanjut Gerald, akibat aksi demo tersebut, semua kantor pemerintah dan swasta tutup, karena dikuasai oleh masyarakat. “Semua ASN yang bertugas di Pegunungan Bintang dilarang keluar dari Oksibil sampai ada jawaban dari pemerintah pusat,” tegasnya. *


BACA JUGA

Masyarakat Pegunungan Bintang Dapat Babi Dari Polisi

Sabtu, 20 Oktober 2018 | 07:07 WIB
TERKINI

Wakil Ketua II MRP Imbau Masyarakat Mendukung Suksesnya Pilkada Serentak 2024

6 Jam yang lalu

Mari Kita Jaga Kedamaian Pilkada Serentak 2024

6 Jam yang lalu

Mari-Yo Dampingi Kaesang Hadiri Kampanye Paslon Jhonda dan JBR -Hadir di Jayapura

13 Jam yang lalu

Direskrimum Polda Papua: HN Melakukan Kejahatan Luar Biasa, Ketua Pemuda Papua Parubahan Minta Diproses Hukum Siapapun Dia

14 Jam yang lalu

KPw BI Papua dan Pemprov Gelar HLM, Dorong Percepatan Digitalisasi di Bumi Cenderawasih

14 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com