Polres Nabire Olah TKP Penyerangan dan Pembakaran Rumah Oleh Sekelompok Massa di Dogiyai
NABIRE, wartaplus.com – Penyidik Reskrim Polres Nabire bersama personil Polsek Kamuu Dogiyai melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan dan pembakaran 32 rumah dan tempat usaha milik warga di Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Papua yang terjadi Kamis (15/07)
Sebelum Olah TKP dilakukan apel gabungan di lapangan apel Polsek Kamuu, pada Sabtu (17/07) pagi dipimpin Wakapolres Nabire Kompol Samuel D. Tatiratu.
Usai apel dilanjutkan dengan olah TKP, lalu melakukan pendataan korban maupun barang serta, personil gabungan juga mengintensifkan patroli guna mencegah terjadinya gangguan pasca aksi pembakaran
"Patroli ini guna mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas dan menciptakan Kamtibmas yang lebih aman dan kondusif," kata Wakapolres
Adapun route patroli simpatik dengan berjalan kaki yakni dari Polsek Kamu, Jembatan Kali Tuka, Kompleks Pasar Moanemani, Tokapo, Jalan Poros Nabire, Ilaga Ekimanida, Kali Tuka, dan kembali ke Mako Polsek Kamu
Sedangkan olah TKP dipimpin KBO Sat Reskrim Polres Nabire Iptu Suparmin, SH bersama 9 personil Reksrim Nabire dan melibatkan 9 personil Polres Nabire.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok orang tidak dikenal melakukan aksi penyerangan serta pembakaran 32 rumah milik warga di Distrik Kammu Kabupaten Dogiyai, Kamis (15/7/2021) siang.
Akibat kejadian itu, seorang warga tewas terbakar di dalam rumah, sementara tiga menjadi korban pembacokan, dua diantaranya anggota TNI.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan kasus penyerangan tersebut dipicu lantaran sekelompok pemuda tidak menerima ditegur aparat lantaran masuk di Runway Bandara Moanemani.
“Usai menegur sekelompok orang, lima personel langsung diserang puluhan orang menggunakan senjata tajam serta batu,” ujarnya.Kata Kamal akibat penyerangan itu dua anggota Paskhas TNI AU menjadi korban, dan kini mendapatkan perawatan medis. Sementara satu warga lainnya Ester Paruka mengalami luka panah.“Didik Prayudi terkena pukulan menggunakan batu di bagian kepala atas leher, Atok Tri Utomo terkena bacokan parang,” ucapnya.
Ia pun menjelaskan, di lokasi berbeda, massa mulai berkumpul di Kampung Ekimanida, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai.
“Massa mulai melakukan pembakaran bengkel dan warung bakso," ungkap Kamal
Karena takut masyarakat pendatang mulai mengungsi ke pos-pos Aparat Keamanan di wilayah Kabupaten Dogiyai.
Selain itu massa tersebut juga melakukan pembakaran milik rumah warga di Kampung Ikabo serta melakukan penjarahan terhadap isi toko dan bangunan. “Kebakaran itu mengakibatkan Hendrik Simatupang tewas,” kata Kamal.**