Ini Dia Alasannya Kita Butuh Komjen Pol Paulus Waterpauw Jadi Wagub Papua
Usulan Cawagub
Bulan Juli 2021, publik Papua ramai mewacanakan pengganti Almarhum Klemen Tinal —(Allahummaghfirlahu Warhamhu, Wa’fihi, Wa’fu’anhu: Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, berilah dia rahmat-Mu, kesejahteraan dan maafkanlah kesalahannya. Amin. —seputar siapa figur paling tepat Calon Wakil Gubernur Proponsi Papua 2 tahun kedepan.
Mulai dari Gubernur, Lukas Enembe hingga rakyat dari berbagai Ormas pendukung mengusung nama calon terbaik versi masing-masing.
Siapa figur tepat pengganti Klemen Tinal sebagai Calon Wakil Gubernur untuk dua (2) tahun kedepan memimpin rakyat Papua dalam berbagai himpitan suasana konflik kepentingan Jakarta versus Papua dan atau militer dan sipil Papua (KKB-“teroris Papua”)?
Menurut aturan sesuai mekanisme perubahan UU Otsus Tahap II tanggal 16 Juli 2021. Bahwa kekosongan Wakil Gubernur diusulkan oleh Parpol dan dipilih oleh DPRP melalui persetujuan oleh Gubernur. Jadi yang mengusulkan nama oleh Parpol beberapa nama akan diseleksi dan yang disetujui Gubernur hanya beberapa nama.
Berikutnya DPR Propinsi memilih beberapa nama calon Gubernur itu melalui sistem voting di DPRP, kemudian yang mendapatkan suara mayoritas (terbanyak) ditetapkan jadi Wagub pendamping Gubernur Papua 2 tahun kedepan.
Papua Butuh Pemimpin
Dalam suasana Papua dewasa ini (baca konflik) dan kedepan penuh ketidak pastian nasib hidup orang Papua. Sosok Cawagub yang sangat ideal dan yang dibutuhkan rakyat Papua untuk mendampingi Gubernur Lukas Enembe, yang sering sakit sudah pasti dan tentu apalagi mengingat keamanan Papua sepenuhnya ada ditangan militer. Maka Cawagub sosok militer Jendral Bintang Tiga Komjen Pol Paulus Watertauw adalah figur Cawagub paling ideal dari semua nama cawagub yang sudah masuk diusulkan sementara ini ada.
Bahwa bagaimanapun Papua diberikan Otonomi Khusus oleh Pemerintah Pusat dalam kenyataannya banyak pihak orang asli Papua tidak puas dengan Otonomi Khusus dengan berbagai alasan masuk akal (logis).
Dalam situasi rakyat Papua demikian apalagi dengan adanya labelisasi TPNPB-OPM sebagai kelompok separatis tentu membawa dampak lain Papua selalu tidak pernah aman, damai dan sejahtera. Maka sangat logis figur Calon Wakil Gubernur Papua adalah Kabaintelkam Komjen Pol Paulus Waterpuw.
Dalam situasi Papua penuh gejolak dengan berbagai kepentingan antara Jakarta dan Papua sebagai anti thesis maka sosok Komjend Pol Paulus Waterpauw (Jendral Bintang Tiga) adalah sintesa yang paling tepat tapi juga yang sangat dibutuhkan Papua kedepan dan saat ini.
Mari Saya Beri Tahu Alasannya
Walaupun Papua diberi Otonomi Khusus dengan UU No 21 tentang Pemerintahan dengan Gubernur dan Wagub Asli Papua tapi kita harus ingat ada beberapa sektor masih dibawah kendali Pemerintah Pusat dinataranya MILITER, MONETER, AGAMA dan HUBUNGAN LUAR NEGRRI.
UU Otsus tak sepenuhnya bisa dilaksanakan secara maksimal mandiri tanpa campur tangan kepentingan tertentu jika pejabat Gubernur dari sivil seperti yang dialami Gubernur Lukas Enembe dua setengah periode ini selalu tak sejalan dengan Pusat.
Jika diamati dari sisi kebutuhan Papua maka saat ini Papua butuh sosok seperti Komjen Pol Paulus Waterpauw dilihat dari beberapa sisi berikut ini.
Dampak Positif
1. Sosok Komjen Pol Paulus Waterpauw (PW) perekat dichotomi Papua Gunung dan Pesisir yang sejak Gubernur Lukas Enembe-Klemen Tinal saat ini mulai dirasakan mengemuka bisa dipulihkan kembali
2. Wawasan nusantara PW berlatar belakang militer tak dapat disangsikan lagi bahwa keutuhan Papua dalam pluralitas (gunung pesisir pendatang OAP islam Kristen dan beragam bahasa) dapat disatukan karena Militer terlatih soal wawasan nasionalisme dan itu hanya ada pada sosok PW
3. Hubungan Pusat dan Daerah. Sudah rahasia umum bahwa hubungan Papua-Jakarta seringkali dianggap kurang mesra selama ini (sejak Gubernur Lukas Enembe). Maka PW dapat mencairkan hubungan itu bagi kepentingan pembangunan Papua
4. Soal stabilitas keamanan rakyat Papua secara keseluruhan atas labelisasi TPNPB-OPM sebagai Teroris Papua. Sosok PW Jendral Bintang Tiga Kabaintelkam Mabes Polri dan mantan Kapolda Papua menguasai peta teritorial sekaligus dapat mengajak semua kelompok anak Adat Papua duduk bersama memcari solusi kelanjutan pembangunan Papua secara menyeluruh
5. PW dapat mencegah perampokan uang rakyat Papua dan dana Otsus dikembalikan langsung ke rakyat dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) juga Praktek Koncoisme saat ini yang sudah merajalela amat sangat gawat.
Ini Dampak Buruk
- Jika Cawagub dipaksakan dari Gunung secara otomatis jurang antara Papua Gunung dan Pesisir dan Pulau akan semakin meleba.
- . Jika ada usulan nama Cawagub masih lagi ada dari Gunung otomatis polarisasi sesama Papua berdampak chaos (kekacauan).
- Usulan Figur Cawagub Papua dari Gunung akan memicu konflik, minimal menciptakan sikap sentimentil (perasaan tidak suka) Orang pesisir terhadap Pemerintah Propinsi dipimpin Orang Gunung akan dirongrong.
Jika figur yang diusulkan bukan dari latar belakang bukan Militer sudah pasti mengulangi kegagalan Otsus Otsus 20 tahun sebelum ini akan lebih parah lagi.
Jika Parpol tetap pengusung dan memaksakan nama calon Wagub dari Gunung itu menjadi simbol perpecahan sebagai garis pemisah akan semakin melebar antara Papua Gunung dan Pesisir.
Disaat Papua butuh persatuan dari beragam jurang pemisah yang itu harus dihilangkan dari Calon Wagub berasal dari Gunung dan sosok perekat pemersatu itu ada hanya dalam sosok PW dapat merangkul dua cultur
Tulisan ini tidak menafikan bahwa semua Manusia tak luput dari salah dan lupa atau manusia tempat letak lupa dan salah. Manusia tidak selamanya selalu benar dan juga tak selamanya selalu salah. Adakalanya manusia bisa salah dan juga bisa benar, walaupun manusia bukan makhluk kebetulan..Manusia tidak ada yang sempurna atau manusia punya potensi benar dan salah adalah manusiawi (semata-mata karena manusia).
Wallahu’alam bish showab (Hanya Tuhan yang Maha Tahu Segalanya).
*Ustadz Ismail Asso adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Firdaus Asso, Koya Jayapura Papua dan Anggota Forum Senior dan Milenial (FORSEMI) Papua.