Dihadapan Kapolda Papua, Keluarga Korban Penembakan Mengungkapkan Alasan Membakar Mapolsek Nimboran
JAYAPURA,wartaplus.com - Pasca penembakan warga dan pembakaran Kantor Mapolsek Nimboran pada Senin kemarin, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri mendatangi lokasi dan menggelar pertemuan dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan keluarga korban.
Dalam pertemuan ini, kapolda mendengar masukan dan saran dari para tokoh guna menyelesaikan masalh tersebut. Salah satu keluarga korban, Maria Yewi yang hadir dalam pertemuan mengatakan bahwa pembakaran Mapolsek Nimboran dilakukan karena kekecewaan atas kinerja aparat kepolisian.
Ia menjelaskan, pasca penembakan terhadap korban Fredrik Sem, pihak keluarga mendatangi polsek untuk melaporkan kejadian penembakan yang dilakukan oknum polisi terhadap adiknya. Namun saat sampai di mapolsek tidak ada anggota.
"Saat kami ingin menyampaikan pengaduan soal adik kami yang ditembak, ternyata tidak ada anggota di kantor polisi, kami mau mengadu sama siapa? Akhirnya dengan kekecewaan itu, maka kantor polisi dibakar," jelasnya.Selain itu, Maria menyebut bahwa korban tidak pernah melakukan penyerangan terhadap oknum anggota polisi yang menembak korban Fredrik Sem. Dan sangat disayangkan tindakan penembakan karena tidak menggunakan peluru karet.
"Saya ingin luruskan bahwa adik saya (korban) tidak pernah menyerang polisi seperti yang diberitakan media bahwa menyerang menggunakan linggis," bebernya.
"Kemudian yang kami luruskan bahwa tidak ada penembakan peringatan, tapi tembak langsung menggunakan peluru tajam, kenapa bukan peluru karet. Adik kami bukan penjahat yang harus ditembak menggunakan peluru tajam," sesalnya.
Untuk itu, mewakili keluarga, ia meminta agar kasus ini dilihat secara baik karena ada sebab-akibat. "Mewakili keluarga kami menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini. Semua ini terjadi karena ada sebab akibat," pintanya.
Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Frederickus Maclarimboen dengan tegas membantah pernyataan tersebut. Kapolres menegaskan bahwa anggotanya terpaksa melepas tembakan karena diserang oleh korban menggunakan alat tajam.
“Saya kembali sampaikan bahwa anggota saya melepas tembakan karena ada upaya korban untuk menyerang anggota yang saat itu ingin membubarkan pemalakan. Bahkan ada ancaman dari korban yang ingin membunuh anggota,” tegas kapolres.
Kapolres juga menyampaikan bahwa anggotanya tidak menggunakan peluru tajam untuk menembak korban. “Perlu saya sampaikan lagi bahwa korban ditembak menggunakan peluru karet, bukan peluru tajam. Kalau menggunakan peluru tajam dan mengenai kepala korban, pasti korban tidak selamat, tapi disini anggota menggunakan peluru karet karena keduanya masih memilki hubungan kekerabatan,” jelasnya.
Sementara itu, dari data kepolisian akibat pebakaran Mapolsek Nimboran, terdapat satu senjata api dan sepuluh unit motor yang ikut terbakar.
“Ada 1 senjata api dan 10 motor yang terbakar dalam kejadian itu (Pembakaran Polsek). Ada 3 milik anggota, 1 unit milik warga dan 6 unit lainnya adalah barang bukti,” jelasnya.