MENU TUTUP

Bila Kerja Tak Maksimal, Mantan Panglima OPM Minta Gubernur dan Pejabat di Papua Mundur!

Jumat, 10 Desember 2021 | 19:27 WIB / Reza
Bila Kerja Tak Maksimal, Mantan Panglima OPM Minta Gubernur dan Pejabat di Papua Mundur! Mantan Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Keerom, Lambert Pekikir/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Mantan Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Keerom, Lambert Pekikir, meminta Gubernur Propinsi Papua Lukas Enembe beserta pejabat daerah berkinerja rendah, meletakan jabatan.

Lambert mengungkapkan, permintaannya serupa dengan apa yang diinginkan masyarakat Papua. “Negara punya kekuatan, kalau seorang pemimpin, Gubernur Papua, kepala daerah sudah tak mampu bekerja maksimal, sebaiknya mundur,” kata Lambert Pekikir, Jumat (10/12/2021).

Ia mengatakan, walaupun publik Papua mendesak mundur, namun perlu ada ketegasan dari Pemerintah Pusat. “Karena saya kan tidak mungkin menurunkan gubernur,” ujarnya.

Menurut Lambert, pejabat di Papua selayaknya melaksanakan agenda Negara. Sehingga jikalau lalai, pantas diganti.

Ia memandang, kondisi Lukas Enembe juga tak lagi maksimal karena kondisi kesehatan yang dialami. “Mundur dari jabatan, Pak Mendagri bisa melakukan itu, mundur, yah mundur,” pungkasnya.

Mantan pejuang Papua Merdeka itu memandang, pemerintahan di Papua, dikendalikan oleh sejumlah ‘Gubernur Kecil’. Para oknum tersebut mempengaruhi Gubernur Papua, dan memaksakan kepentingan mereka untuk tujuan tertentu.

“Gubernur-gubernur kecil yang mengkondisikan itu, dana-dana diatur untuk kepentingan mereka, sedangkan rakyat tetap menderita,” tuturnya.

Lambert Pekikir bersama pasukannya selama 20 tahun tinggal ditengah rimba Papua. Ia dikenal sebagai penguasa ‘Markas Victoria’. Dipertengahan 2013, Lambert kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Meski kini tak lagi memegang senjata, ia terus berjuang melawan ketidakadilan dan para koruptor.

Sebelumnya, mantan tokoh OPM itu meminta, pemerintah berkomitmen dengan pemberantasan korupsi di Papua. “Dana Otsus disalahgunakan oleh oknum-oknum penyelenggara otsus di pemerintahan,” ucapnya.

Ia menceritakan, proses perjalanan otonomi khusus sejak hampir tiga dekade banyak menyisahkan penderitaan bagi orang Papua. Otsus dianggap bukan milik masyarakat Papua.

Baginya, otsus hanyalah ‘gula-gula’ yang ditawarkan pemerintah pusat sebagai jembatan untuk memperkaya diri. “Presiden harus memerintahkan KPK dan kepolisian, menangkap koruptor yang menghilangkan dana Otsus,” tandasnya.*


BACA JUGA

'Ngerinya' Kecurangan Dalam PSU Papua, Jubir Mariyo: Status Constan Karma Cacat Hukum

Rabu, 27 Agustus 2025 | 13:58 WIB

Rumah Kediaman Gubernur Papua Barat Daya di Teror

Rabu, 27 Agustus 2025 | 13:39 WIB

Polda PBD Turunkan Ratusan Personel Amankan Situasi Kota Sorong

Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:43 WIB

Mari Bersama Kita Bangun Papua Pegunungan

Rabu, 27 Agustus 2025 | 10:01 WIB

Tim Fire & Rescue Freeport Indonesia Juara Umum IMERC 2025 di Balikpapan

Selasa, 26 Agustus 2025 | 17:53 WIB
TERKINI

Mengedepankan Kepentingan Bersama, Ketua LMA Puncak Jaya: Jangan Mudah Terprovokasi

1 Jam yang lalu

Ibu Kandung Bunuh Anak Berumur Lima Bulan dan Rekayasa Cerita Anak Diculik

16 Jam yang lalu

'Ngerinya' Kecurangan Dalam PSU Papua, Jubir Mariyo: Status Constan Karma Cacat Hukum

18 Jam yang lalu

Rumah Kediaman Gubernur Papua Barat Daya di Teror

19 Jam yang lalu

Polda PBD Turunkan Ratusan Personel Amankan Situasi Kota Sorong

20 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com