MENU TUTUP

Gubernur Soedarmo Menyayangkan PRP Tidak Beroperasi

Selasa, 22 Mei 2018 | 05:10 WIB / Riri
Gubernur Soedarmo Menyayangkan PRP Tidak Beroperasi Aksi demo karyawan PRP yang di PHK/Istimewa

JAYAPURA,-Gedung Percetakan Rakyat Papua (PRP) yang dibiarkan terbengkalai setelah tidak lagi beroperasi mendapat sorotan dari Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo.

 
Dia sangat menyayangkan. Pasalnya, gedung beserta fasilitas didalamnya dibangun dari uang negara melalui dana APBD Provinsi Papua
 
Soedarmo menuding kondisi ini terjadi akibat direksi dan managemen perusahaan yang tidak bekerja secara profesional, dan hanya mementingkan diri sendiri.
 
"Sudah banyak pegawai PRP yang menuntut kepada saya untuk minta gaji. Kenapa bisa seperti itu? karena orang-orang yang ada didalam tidak profesional," ujarnya kepada pers di Jayapura sepekan lalu.

Ia katakan, setiap anggaran yang diberikan kepada perusahaan daerah adalah uang milik rakyat dan negara, sehingga harus dipertanggungjawabkan.

"Uang itu bukan untuk foya-foya, coba bayangkan sudah berapa banyak anggaran yang dukucurkan pemerintah," ujarnya.

Menurut Soedarmo, jika berbicara soal perusahaan, maka yang dibicarakan hanyalah soal untung dan rugi tidak ada yang lain.
 
Dia mencontohkan seperti kasus bank Papua pernah nyaris pailit. Namun beruntung segera dapat dibereskan setelah mendapat pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Sebelumnya hancur untung cepat diberesi. Jadi kami harap apa yang dialami PRP bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan daerah lainnya yang ada di Papua," harapnya.

Dia menambahkan, setiap perusahaan daerah wajib memberikan keuntungan. Oleh karenanya dibutuhkan komitmen dan inovasi setiap jajaran direksi dalam menjalankan tugas.
 
Percetakan Rakyat Papua merupakan salah satu BUMD yang bergerak di bidang usaha percetakan. PRP secara resmi beroperasi pada 28 Desember 2011, dengan bermodalkan subsidi dari pemerintah daerah sebesar Rp75 miliar. Namun sayangnya sejak tahun pertama beroperasi, PRP dibawah pimpinan Direktur Utama, Aristoteles Waimuri merugi yang berbuntut pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sejumlah karyawan. Meski telah dilakukan pergantian pimpinan dan direksi namun tidak dapat merubah kondisi perusahaan yang terus merugi sehingga berdampak pada tidak dibayarnya gaji para karyawan hingga akhirnya dinyatakan ditutup oleh pemerintah Papua.*
 

BACA JUGA

TERKINI

Meriah! Jalan Santai Berhadiah Doorprize Meriahkan HUT ke-29 Kabupaten Puncak Jaya

12 Menit yang lalu

Telkomsel Hadirkan Jaringan Hyper 5G untuk Masyarakat Abepura Kota Jayapura

23 Menit yang lalu

5  Pekerja Terjebak Tambang Bawah Tanah Belum Ditemukan, Katri Krisnanti: Mencari Tanpa Henti

7 Jam yang lalu

Pengukuhan Bunda PAUD se-Papua Tengah, Ursula Wonda Resmi Jabat Bunda PAUD Puncak Jaya

10 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz, Polres Yahukimo, Brimob, dan TNI Amankan Evakuasi Korban Aksi KKB 

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com