MENU TUTUP

Bila Tuduhan Tidak Benar, Gubernur Lukas Enembe Harus Berani Diperiksa di Jakarta

Sabtu, 26 November 2022 | 07:54 WIB / Adm
Bila Tuduhan Tidak Benar, Gubernur Lukas Enembe Harus Berani Diperiksa di Jakarta Yohanis A. Musui/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Yohanis A. Musui yang sehari-hari aktif di organisasi Pemuda Dewan Adat Kabupaten Keerom, meminta Gubernur Papua Lukas Enembe yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersedia diperiksa di Jakarta.

Kendati Lukas sudah diperiksa satu kali di Papua oleh KPK namun, pemeriksaan itu dihentikan karena kondisi Lukas yang masih sakit. Pemuda Keerom ini berharap, jika Lukas sudah mulai pulih, Lukas rela ke Jakarta agar dugaan korupsi yang dituduhkan kepadanya cepat selesai.

“Kalau menurut kacamata kami pemuda, lebih baik Bapak Lukas harus diperiksa di Jakarta. Kalau Bapak Lukas merasa bahwa tuduhan KPK itu tidak benar, harus beranikan diri diperiksa di Jakarta, klarifikasi. Dan ini sangat membantu rakyat Papua karena kami juga tetap dukung penuh untuk Bapak Lukas ke sana, kami tetap dukung penuh dan ini untuk masalah kebersamaan kami di Papua. Supaya masalah ini selesai, Papua kembali aman dan damai,” pintanya.

Anis, begitu ia biasa disapa, juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak hanya memeriksa Lukas, tetapi juga pejabat-pejabat daerah lainnya di wilayah Papua yang terindikasi melakukan penyelewengan keuangan negara.

“Dan hari ini bukan hanya Pak Lukas saja yang diperiksa, tapi buat semua pejabat Papua yang mengelola uang untuk orang banyak. Karena korupsi salah satu masalah yang menghambat pembangunan di wilayah Papua. Kami sangat dukung KPK untuk periksa pejabat-pejabat yang korupsi di wilayah masing-masing,” kata Anis.

Anis juga melayangkan kritik keras kepada penasehat hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin yang meminta agar KPK memeriksa dirinya di Jayapura, Papua. Menurutnya, seorang pengacara adalah penegak hukum yang seharusnya mengerti dan mematuhi hukum.

“Kalau kita jadi pengacara, kita berbicara tentang kepentingan rakyat, kita tidak bisa bicara kepentingan pribadi atau apa. Sekalipun kita dibayar (oleh klien), tapi kan ini kita bicara masalah kebenaran, masalah haknya rakyat Papua. Pengacara itu kan penegak hukum, dia tahu undang-undangnya, tapi mereka tidak mau datang, ini ada indikasi apa?” tanya Anis.

Sebagai pemuda, Anis juga menyuarakan mimpi kaum muda Papua yang mendambakan agar tanah Papua yang terberkati ini bebas dari perilaku kotor para koruptor. Menurutnya, jika KPK gagal mengatasi perilaku korup di daerahnya, maka merekalah yang paling terdampak.

Dampak dari korupsi yang Anis rasakan antara lain, semakin bertambahnya jumlah pemuda yang menganggur karena lapangan kerja yang sempit serta tingkat pendidikan yang rendah karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Kendalanya menurut Anis terletak pada pengawasan terhadap pengelolaan anggaran. Pengawasan yang lemah, lanjutnya, menyebabkan para pejabat daerah leluasa melakukan penyelewengan. Karena itu, Anis menyarankan agar di era Otonomi Khusus (Otsus) Jilid Dua, Pemerintah Pusat atau KPK juga mau melibatkan komponen-komponen masyarakat yang ada di daerah untuk ikut melakukan pengawasan. Komponen masyarakat yang dimaksudkan Anis adalah para pemuka masyarakat dari unsur adat, gereja, dan organisasi kepemudaan (OKP) yang ada di wilayah Papua.

“Saran saya kepada KPK agar bisa melibatkan kami dari OKP, kemudian dari tokoh agama, tokoh adat, itu harus dilibatkan, karena KPK belum tentu tahu jangkauan sampai di (wilayah-wilayah), karena yang punya wilayah setempat pasti lebih tahu banyak sekali. Jadi saya mohon kepada KPK untuk bekerja sama dengan kami, bermitra dengan organisasi apa saja, karena kami organisasi juga berbicara tentang hal pembangunan, hal perubahan,” saran Anis.

Anis menyebut sejumlah OKP yang ada di wilayah Kabupaten Keerom yang menurutnya sangat siap bekerja sama dengan KPK, yakni Pemuda Dewan Adat Keerom, Pemuda Saireri di wilayah Keerom, Papua Muda Inspiratif, KNPI, dan GAMKI.

“OKP yang saya sebut ini, kami sama-sama satu misi. Selama ini kami sama-sama berjalan, ada kegiatan dimana, kami sama-sama, OKP-OKP yang anti korupsi dan dukung program pemerintah,” kata Anis.*


BACA JUGA

Penyusunan RKPD dan Otsus Provinsi Papua 2025 Diharapkan Selaras dengan Visi Misi Kepala Daerah yang Baru

Rabu, 24 April 2024 | 17:06 WIB

Mendagri Perpanjang Masa Jabatan Penjabat Sekda Papua, Derek Hegemur

Rabu, 24 April 2024 | 09:20 WIB

Peralihan Uang Kartal ke Uang Digital, Penyebab Turunnya Realisasi SERAMBI 2024 di Papua

Rabu, 24 April 2024 | 05:17 WIB

Pemprov Papua Dukung Audit Rinci LKPD 2023, Kepala OPD Diminta Siapkan Data

Selasa, 23 April 2024 | 14:28 WIB

Respon Cepat Pemprov Papua Tengah dan PJN Nabire Atasi Longsor di Jalan Trans Paniai

Selasa, 23 April 2024 | 13:54 WIB
TERKINI

Penyusunan RKPD dan Otsus Provinsi Papua 2025 Diharapkan Selaras dengan Visi Misi Kepala Daerah yang Baru

13 Jam yang lalu

Momen Hari Kartini, TP-PKK Puncak Jaya Perkenalkan Kerajinan Tangan Khas Daerah

17 Jam yang lalu

Mendagri Perpanjang Masa Jabatan Penjabat Sekda Papua, Derek Hegemur

20 Jam yang lalu

Peralihan Uang Kartal ke Uang Digital, Penyebab Turunnya Realisasi SERAMBI 2024 di Papua

1 Hari yang lalu

Pemprov Papua Dukung Audit Rinci LKPD 2023, Kepala OPD Diminta Siapkan Data

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com