MENU TUTUP

Ini Alasan Smelter Tidak Dibangun di Papua

Minggu, 03 Juni 2018 | 08:53 WIB / Fendi
Ini Alasan Smelter Tidak Dibangun di Papua Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Riza Pratama, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kota Jayapura/ Fendi

JAYAPURA,- Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Riza Pratama membeberkan sejumlah alasan mengapa smelter Freeport tidak diibangun di Papua, sehingga harus dibangun di Gresik Jawa Timur.

Riza menjelaskan, alasan tidak dibangun di Papua karena Papua belum memilki fasilitas pendukung yang akan menyerap limbah yang dihasilkan serta listrik yang belum memadai.

“Di Gresik itu sudah ada pabrik pupuk yang akan menyerap amonium sulfat. Kalo amonium sulfat ini tidak di serap itu akan menjadi limbah, nah di Papua ini kita belum punya. Kemudian ada limbah terak tembaga yang akan di serap oleh pabrik semen, ini juga belum kita miliki di Papua, kemudian listriknya sangat besar sekali mencapai 100 Mega watt. Karena jika tidak ada listrik, maka tidak bisa beroperasi,”kata Riza Pratama kepada awak media, Kamis (31/5) malam disela-sela buka puasa bersama.

“Jadi kalau mau bangun smelter di Papua, maka harus membangun fasilitas-fasilitas untuk mendukung pabrik tersebut, sehingga biayanya akan lebih mahal jika dibangun di Papua,” tambahnya.

Disinggung soal pembangunan smelter, Riza mengaku bahwa saat ini  pembangunan smelter di Gresik sudah mulai dikerjakan dan  ditargetkan akan selesai dalam 5 tahun ke depan.

“Pembangunan kita sudah lakukan mulai dengan Engineering Desain, pemadatan tanah dan sebagainya. Kita diberikan waktu oleh pemerintah untuk selesaikan pekerjaan di tahun 2022, dan kita yakin bisa selesai tepat waktu,” ujarnya.

Riza juga menyampaikan bahwa jumlah dana yang digunakan untuk pembangunan smelter di Gresik mencapai Rp 30 triliun.

“Anggaran yang digunakan untuk pembangunan smelter itu mencapai $ 2,59 miliar dollar atau sekitar Rp 30 triliun. Jadi kita tidak main-main untuk bangun smelter karena biayanya besar sekali,” tutupnya. *


BACA JUGA

Aksi Penghijauan di Grasberg Awali Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kabupaten Mimika

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:11 WIB

Faturachman Resmi Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:02 WIB

Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Tanah Papua

Sabtu, 18 Mei 2024 | 04:13 WIB

KKB Kembali Berulah, Tembak Mati Seorang Warga Sipil di Intan Jaya

Jumat, 17 Mei 2024 | 23:29 WIB

Pembukaan Festival Cenderawasih: Wujud Sinergi Ekonomi Kreatif, Digitalisasi, Eksyar, Pariwisata, dan Budaya Papua

Jumat, 17 Mei 2024 | 20:29 WIB
TERKINI

Pj Ketua TP-PKK Puncak Jaya Hadiri Malam Puncak Peringatan HKG PKK ke-52 di Kota Solo

4 Jam yang lalu

Aksi Penghijauan di Grasberg Awali Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kabupaten Mimika

12 Jam yang lalu

Faturachman Resmi Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

14 Jam yang lalu

Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Tanah Papua

16 Jam yang lalu

KKB Kembali Berulah, Tembak Mati Seorang Warga Sipil di Intan Jaya

21 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com