Pemprov Papua Barat Gelar Musrenbang Otonomi Khusus
MANOKWARI,wartaplus.com- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat menggelar musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) otonomi khusus (otsus) di Aston Niu Hotel Manokwari, Jumat (28/4/2023).
Musrembang Otsus dibuka penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw, MSI, dalam sambutannya mantan Kapolda Papua Barat pertama ini menyoroti satu masalah klasik yang terjadi di Papua barat yaitu kebiasan minta bantuan dari proposal atau “Map Berjalan”.
‘’Sejak otonomi khusus berlaku ada sistem map berjalan atau proposal,’’ ujarnya sebelum mebuka Musrembang Otsus.
Waterpauw mengatakan, jika proposal untuk pembangunan masyarakat, untuk kepentingan masyarakat pada umumnya itu bagus.
Ia mengatakan, proposal kini menjadi upaya untuk tinggalkan kehidupan bekerja seperti bertani, perikanan, sekarang modalnya proposal bawa ke pemerintah, karena hasilnya hutan, kebun, hasil laut sedikit dibandingkan dengan hasil proposal.
‘’Saya mau kasih tahu, bapak ibu mindset pemikiran bapak ibu suarakan kepada masyarakat, rubah dengan pola proposal itu, tinggalkan itu karena ada banyak hal yang kita mau bangun di sini,’’tegas Waterpauw.
‘’Kenapa Papua Barat dikategorikan daerah stunting dan rakyat miskin, karena aksesibilitas jalan belum sampai ke kampung-kampung, air bersih belum masuk ke kampung-kampung, mandi cuci kakus (MCK) dan lain-lain belum ada di lingkungan masyarakat ini adalah tugas pemerintah,’’ jelas Waterpauw.
Penjabat gubernur menegaskan proposal-proposal ini tidak usah lagi dilayani.
‘’Sekali lagi, ada bagian-bagian yang perlu diprioritaskan seperti rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah-rumah ibadah itu penting dalam rangka melayani umatnya di daerah-daerah, atau pembangunan jalan-jalan kampung itu penting yang harus kita bangun,’’ ungkap Waterpauw.
‘’Di daerah lain mereka tidak pakai pola proposal, saya sudah berkeliling di Indonesia. Bahkan saya waktu jadi Kapolda di Sumatera Utara sampai ke Aceh saya datang tidak ada budaya proposal itu, di Papua ini ini menurut saya perlu kita tinggalkan,’’ pesan jenderal bintang tiga polisi ini.
Paulus Waterpauw menambahkan, bahwa sejak jaman dulu oarng-orang tua di Papua belerja keras sehingga anak-anaknya kini menjadi berhasil.
‘’Orang tua kita dulu berjuang bekerja keras, untuk menghidupi kita - kita yang sekarang jadi manusia (berhasil bekerja, red), kenapa kita sekarang menjadi mundur, tidak bekerja keras, kenapa hanya di nina bobokan dengan proposal, kenapa hanya menunggu pemerintah yang kasih suap makan,’’ ujarnya bertanya.
Oleh karena itu Ia mengatakan, Pemda Porvinsi Papua Barat mencoba dengan mencontohkan membuka kebun di Susweni yang walnya juga menjadi kontra dari masyarakat.
‘’Padahal ini kita bikin percontohan saja, bahwa ada lahan tidur yang bisa kita manfaatkan, akhirnya hasilnya masyarakat yang datang panen dan pergi menjual di pasar,’’terang Waterpauw.
Maksud gubernur kebun Susweni itu sebagai contoh ada kebangkitan menggunakan lahan-lahan seperti itu, kalau warga perlu bibit minta ke pemerintah, pemerintah siapkan itu tugasnya pemerintah memfasilitasi.*