MENU TUTUP

Kenalkan Budaya Pesisir Selatan Papua, Seniman Kamoro Lawatan Budaya Ke Jawa Tengah

Selasa, 17 September 2024 | 11:34 WIB / Roberth
Kenalkan Budaya Pesisir Selatan Papua, Seniman Kamoro Lawatan Budaya Ke Jawa Tengah Para Seniman Kamoro tampil dalam Festival Bhumi Ashanti di Magelang. Ini menjadi bagian dari Lawatan Budaya Seniman Suku Kamoro ke Jawa Tengah yang berlangsung 4-13 September 2024/Istimewa

MAGELANG,wartaplus.com - Untuk pertama kalinya para Seniman dari Suku Kamoro, Provinsi Papua Tengah melakukan Lawatan Budaya ke Jawa Tengah pada 4-13 September 2024. Mereka menampilkan kekayaan seni dan budaya Pesisir Selatan Papua dan berkolaborasi bersama para seniman lokal, dengan dukungan PT Freeport Indonesia.

Sebanyak delapan Seniman dari Suku Kamoro dengan didampingi Yayasan Maramowe Kamorowe (YMWK) Timika bersama Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti Foundation), Magelang, mengunjungi dua dusun di kawasan Candi Borobudur yakni Desa Kebonsari dan Desa Dukun. Di Desa Kebonsari, para seniman Kamoro untuk bertukar pengalaman dalam berkesenian bersama para seniman dari Komunitas Bambu. Mereka mengajarkan cara mengukir di atas bambu, membuat wayang siladan. Tim Maramowe juga mengajarkan cara membuat ukiran Kamoro dari kayu.

“Pertukaran budaya ini sangat berharga bagi kedua komunitas seniman. Kami berdialog dan bertukar pengalaman mengenai pemanfaatan bambu dan kayu sebagai karya seni. Di sisi lain, kunjungan ini memberi kami wawasan tentang pembentukan desa wisata dan pemasaran produk,”kata Founder Yayasan Maramowe Luluk Intarti.


Foto: Para Penari Kamoro membawakan Tarian Mbikao di hadapan mahasiswa ISI Surakarta sebagai upaya preservasi Budaya Kamoro melalui media audio visual di ISI, 10-13 Agustus 2024/Istimewa.

Kunjungan berikutnya adalah Sanggar Gadhung Sari, Desa Dukun, bertemu Ismanto seorang Seniman Lukis, Pemahat sekaligus Pemain Musik dan Penari.  Seniman Kamoro diajarkan cara menyepuh alat pahat dan teknik mengukir dengan media batu. Di sanggar ini, Seniman Kamoro berkolaborasi dengan puluhan penari dan penabuh gendang cilik yang belajar di sanggar, menyajikan tari pergaulan “Taware” bagi warga desa yang antusias datang untuk bertemu seniman dari Papua.

Masih di Magelang, para Seniman Kamoro juga sukses menjadi bintang dalam Festival Bhumi Atsanti (FBA) 2024. Festival tahunan ini merupakan ajang bertemunya para seniman-seniman nasional dengan seniman di Jawa Tengah. Tema yang diusung tahun ini "Hayuning Roso", terinspirasi dari filosofi Jawa "Memayu Hayuning Bawana" yang bermakna mempercantik dunia. Para Seniman Kamoro memperagakan bagaimana mengukir, menganyam, menampilkan pertunjukan tari dan lagu rakyat seperti Tari Mbikao atau topeng roh, Tari Yamate Eyaro dan nyanyian 'Wakuru' yang disambung dengan tari Wautu. Ada pula kolaborasi dengan Seniman asal Yogyakarta “D+ Project” membawakan lagu 'Nuru Ai Pani,' sebuah lagu rakyat Kamoro.

“Senang sekali berada di rumah budaya Bhumi Atsanti, semua peserta menerima kami dengan baik. Saya dan teman-teman Kamoro bisa kenal budaya lain, tukar pikiran dan belajar dari mereka. Kami juga perlihatkan budaya kami, orang Kamoro, bagaimana cara ukir, anyam, menari dan menyanyi,” tutur Ketua Yayasan Maramowe Herman Kiripi.

Ruang Kolaborasi

Direktur & EVP Sustainable Developmen PTFI Claus Wamafma mengatakan Freeport Indonesia berkomitmen dapat terlibat secara konkret dalam upaya pelestarian budaya Suku Kamoro. “Lawatan budaya ke Jawa Tengah ini diharapkan dapat memberi pengalaman para Seniman Kamoro tampil di panggung budaya dan memperkenalkan keindahan seni Kamoro kepada publik yang lebih luas, menambah jaringan perkenalan dengan banyak seniman lokal dan komunitas seni, membuka ruang kolaborasi antar seniman, sekaligus bisa menjadi ajang saling belajar upaya mempromosikan budaya dan merangkul generasi muda sebagai pewaris tradisi," kata Claus.

Setelah berpartisipasi dalam rangkaian acara di Festival Bhumi Atsanti di Magelang, para Seniman Kamoro melanjutkan lawatan budaya ke Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta (10-13 September). Di kampus ini, mereka membagi informasi dan berdiskusi dengan dosen tentang Budaya Suku Kamoro, serta praktik pendokumentasian tarian Kamoro bersama mahasiwsa sebagai upaya preservasi Budaya Kamoro melalui media audio visual. Kegiatan ini merupakan kerjasama berbagai jurusan di ISI Surakarta yang tergabung dalam Fakultas Seni Rupa dan Desain.

“Kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat hubungan antara seni tradisional dan akademis di ISI Surakarta,” kata Luluk.*


BACA JUGA

Tokoh Pemuda Intelektual Komoro Ingatkan Masyarakat tidak Saling Berbenturan di Momen Pilkada 2024

Rabu, 23 Oktober 2024 | 13:55 WIB

Pemkab Jayapura Tingkatkan Sinergi Sanggar Seni Jaga Budaya OAP

Senin, 16 September 2024 | 16:22 WIB

Festival Budaya Biak 2024 Lestarikan Keaslian Seni Budaya Suku Biak

Minggu, 28 April 2024 | 12:05 WIB

Lomba Folks Song Lagu-Lagu Daerah Wujud Penghargaan Budaya Kita

Jumat, 03 November 2023 | 16:09 WIB
TERKINI

Freeport Indonesia Dukung Turnamen Sepak Bola Piala Soeratin U-15 di Mimika Sport Complex

3 Jam yang lalu

Saat Debat Terakhir, Ini Ide dan Gagasan Brilian MARIYO Mewujudkan Papua CerdasĀ 

6 Jam yang lalu

Diduga Lakukan Pelecehan, Ketua DPD PDIP Papua Ditangkap dan Dibawa ke Jayapura

6 Jam yang lalu

Dua Tukang Ojek yang Ditembak KKB di Puncak, Berasal dari Gowa Sulsel

7 Jam yang lalu

Kampanye Akbar Mari-Yo, Bakal Hadirkan Pelayanan Kesehatan Gratis dengan 5 Dokter Spesialis

7 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com