MENU TUTUP

Melayani Anak-Anak Tak Berdaya di Lembah Baliem

Jumat, 14 November 2025 | 09:19 WIB / Redaksi
Melayani Anak-Anak Tak Berdaya di Lembah Baliem Dua anak balita Papua dengan wajah polos di Panti Asuhan Izinmo yang dikelola Yayasan Huseloma di Tanah Papua melihat kamera telepon genggam yang digunakan oleh ANTARA saat berkunjung ke panti asuhan tersebut.ANTARA/Yudhi Efendi.

WAMENA,wartaplus.com - Tangis bayi berumur sepekan itu menggema di keheningan perbukitan Lembah Baliem, tepatnya di Kampung Holkima, Distrik Muliama, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, ketika pertama kali kali menghuni Panti Asuhan Izinmo Wamena yang dikelola oleh Yayasan Huseloma di Tanah Papua.

Bagi 118 bayi, balita, remaja, hingga pemuda, Panti Asuhan Izinmo Wamena bukan sekadar tempat tinggal, melainkan rumah berkat bagi mereka yang tak pernah tahu dari mana mereka berasal, siapa orang tua mereka dan siapa keluarga mereka.

Panti Asuhan ini telah ada sejak 1996 dan tetap setia merawat bayi dan anak-anak tidak mampu, hingga saat ini. Jumlah total anak-anak binaan, sejak berdiri, hingga saat ini, mencapai 318 anak, dimana 200 di antaranya telah mandiri dan berkeluarga, dengan berbagai profesi, mulai dari Polri, TNI, tenaga medis, ibu rumah tangga, hingga swasta.

Awal didirikan, Panti Asuhan Izinmo hanya berupa honai (rumah adat Papua) yang sederhana, belum berupa bangunan modern, seperti yang saat ini terlihat. Kini, bangunan itu sudah terlihat megah, dengan arsitektur gaya Eropa, menggunakan kombinasi batu bata dan dilengkapi cerobong asap, mengingat Wamena terkenal sebagai “kota kulkas” atau sangat dingin. Penghangat ruangan, dengan dilengkapi cerobong asap, sangat diperlukan karena daerah itu berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut atau mdpl.

Panti Asuhan Izinmo didirikan oleh Linus Yakobus Wuka, pria yang juga menghabiskan masa kecilnya di Panti Asuhan Pelangi 2 Wamena, selama kurang lebih 23 tahun.

Kehidupan di panti asuhan di Wamena itulah yang mendorong dirinya mendirikan panti asuhan bagi ratusan generasi muda Papua Pegunungan.

Setelah menikah, pendiri Panti Asuhan Izinmo berbagi peran dengan istrinya Diana Lengkah untuk menghadirkan kasih sayang terhadap ratusan anak-anak yang tidak mampu melabuhkan harapan kepada kedua orang tuanya.

Sejak didirikan 29 tahun lalu, Panti Asuhan Izinmo mempunyai peraturan yang kokoh dipertahankan, hingga saat ini, yakni penghuni panti asuhan baru harus berumur nol bulan atau setelah lahir langsung diserahkan untuk dirawat dan dibesarkan. Panti asuhan ini tidak menerima bayi berusia di atas satu tahun.

“Alasan kami sangat simpel, bayi di atas satu tahun itu sudah mengenal keluarga mereka,” kata Linus Yakobus Wuka kepada ANTARA, ketika berkunjung ke Panti Asuhan Izinmo.

Rata-rata, penghuni Panti Asuhan Izinmo diserahkan oleh orang tua atau kerabat karena berbagai faktor, sejak masih "merah" dan tali pusarnya belum copot.

Tuhan

Tentu, merawat 18 bayi yang berusia, paling muda seminggu dan 100 balita hingga usia 17-18 tahun, itu tidak mudah. Memerlukan persediaan bahan pokok, seperti susu, vitamin, dan pempers, yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun demikian, persediaan bahan pokok tersebut, selama ini tidak pernah putus, baik kebutuhan bagi bayi, balita, maupun makan sehari-hari remaja yang hidup dan tinggal di panti asuhan tersebut.

Tumpuan utama dari pengelolaan panti asuhan itu adalah Tuhan, sang pemberi napas kehidupan, pemberi berkat dan rahmat bagi semua umat.

“Setiap kali beras atau susu mau habis kami ajak anak-anak untuk berdoa, dan setelah berdoa, berkat itu tiba-tiba datang,” ujar Linus Yakobus Wuka.

Firman Tuhan yang dipegang teguh dalam pelayanan di panti asuhan itu adalah Yakobus Pasal 1 Ayat 27, bahwa "Agama yang murni dan tak bercacat, adalah dengan mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak tercemar oleh dunia".

Ayat ini pertama kali didengar dan dihayati dengan baik oleh Linus Yakobus Wuka, ketika dia masih berada di panti asuhan di Wamena, puluhan tahun silam. Firman Tuhan inilah yang menjadi fondasi awal dalam membangun rumah impian bagi ratusan anak-anak yatim dan piatu di Lembah Baliem.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan, melalui dinas sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (Dinsos P3A) berupaya memberi bantuan bagi setiap anak di panti asuhan dan rumah singgah. Dinas itu menyalurkan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

Untuk memperoleh bantuan dari Kemensos RI, tentu ada aturan dan regulasi yang harus dilengkapi, di antaranya izin mendirikan panti asuhan maupun rumah singgah serta identitas anak yang jelas, supaya bantuan tersebut langsung masuk ke rekening mereka masing-masing.

Bantuan bagi anak-anak yatim dan piatu dari pemerintah pusat, sekitar Rp200 ribu per bulan, dan diterima tiga bulan sekali. Selain itu, Dinsos P3A Papua Pegunungan juga berupaya agar Panti Asuhan Izinmo maupun 21 panti asuhan dan rumah singgah lainnya di daerah itu memperoleh bantuan beras dan bahan pokok lainnya, setiap bulan.

“Kami tidak janji, tetapi akan berupaya supaya anak-anak di panti asuhan dan rumah singgah memperoleh berkat,” kata Kepala Dinsos P3A Papua Pegunungan Yanius Y Telenggen.

Kebetulan, Yanius Y Telenggen juga merupakan alumni dari Panti Asuhan Pelangi 2 Wamena, seangkatan dengan Linus Yakobus Wuka, sehingga tahu persis bagaimana kehidupan dan dinamika yang ada di dalam panti asuhan.

 

Kemensos RI

Dua staf Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos RI Faisal dan Bisner Hotman Malau, ketika berkunjung ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, menyempatkan waktu singgah ke Panti Asuhan Izinmo untuk melihat aktivitas anak-anak penghuni panti.

Dalam kunjungan itu, anak-anak Panti Asuhan Izinmo menyanyikan lagu “sio mama”. Bisner Hotman Malau dan Faisal terlihat haru menyaksikan suara merdu dan kepolosan anak-anak asli Papua di panti asuhan itu .

Mewakili Kemensos, keduanya berjanji akan berupaya semaksimal mungkin supaya anak-anak yatim piatu di Papua Pegunungan itu memperoleh bantuan.

"Saya terharu sekali dan setelah kembali akan bicara ke pimpinan kami untuk anak-anak di sini dapat bantuan,” kata Bisner Hotman Malau. Anak-anak merupakan pewaris estafet perjuangan kepahlawanan di era modern untuk masa depan yang lebih baik. Para penghuni panti asuhan itu adalah calon generasi penerus pembangunan di tanah Papua.

 


BACA JUGA

Warga Jayawijaya Jangan Terprovokasi Isu Penolakan Militer Non Organik

Jumat, 07 November 2025 | 07:03 WIB

Theo Hesegem Imbau Masyarakat Jayawijaya Sampaikan Aspirasi Secara Damai dan Tidak Gelar Demo Lanjutan

Rabu, 10 September 2025 | 14:24 WIB

Tersangka dan Barang Bukti Ivan Kabak di Kejaksaan Negeri Jayawijaya Berjalan Lancar

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 14:01 WIB

Jaga Persatuan Untuk Sukseskan HUT Proklamasi ke-80 di Jayawijaya

Selasa, 12 Agustus 2025 | 18:14 WIB
TERKINI

Perusda Jayapura Tangkap Peluang Ekonomi dari Program MBG

4 Jam yang lalu

Hari Jadi Brimob ke-80: Satgas Damai Cartenz Sektor Paniai Perkuat Stabilitas Keamanan Lewat Program Bakti Sosial

18 Jam yang lalu

Sambut HUT Brimob ke-80, Satgas Tindak Paniai Bagikan Paket Makanan untuk Warga di Enarotali, Paniai

18 Jam yang lalu

Rayakan HUT Brimob ke-80, Satgas Damai Cartenz Sektor Paniai Tebar Kepedulian Lewat Pembagian Makanan

18 Jam yang lalu

Rayakan HUT Brimob ke-80, Satgas Tindak Sektor Paniai Gelar Bakti Sosial Berbagi Paket Makanan untuk Warga Paniai

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com