Tahun 2018 SMF Siap Menjadi Fiscal Tools Pemerintah
JAKARTA,- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, kembali mencatatkan peningkatan kinerja selama tahun 2017, terutama dalam menjalankan misinya mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan, melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp 8,24 triliun pada tahun 2017. Angka tersebut meningkat 15,4% dibanding tahun 2016 sebesar Rp7,14 triliun.
Secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayan perumahan dari tahun 2005 sampai dengan Desember 2017 mencapai Rp35,632 triliun. Pencapaian tersebut berdasarkan data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2017 dalam bentuk kegiatan sekuritisasi sebesar Rp 1 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 7,24 triliun. Total aset SMF di tahun 2017 adalah sebesar Rp 15,66 triliun, naik 19,35% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,12 triliun.
Posisi penyaluran pinjaman per 31 Desember 2017 mencapai sebesar Rp 11,102 triliun, angka tersebut meningkat 33,4% dibanding tahun 2016 sebesar Rp 8,320 triliun. Adapun laba bersih di tahun 2017, mencapai Rp397 miliar, naik 25,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 317 miliar.
Selama tahun 2017, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 4,177 triliun melalui penerbitan obligasi PUB III tahap VII sebesar Rp 1,677 triliun, Sukuk Mudharabah Rp 500 miliar, PUB IV tahap I Rp 1 triliun dan PUB IV tahap II 1 triliun . Sampai dengan akhir tahun 2017, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 7,202 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2017 .
Selain peningkatan kinerja di tahun 2017, untuk mendukung pengembangan kapasitas penyaluran KPR oleh BPD, SMF bekerjasama dengan Kementerian PUPR dan Asbanda telah merilis dan menyerahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) KPR BPD SMF, dan SPO Kredit Modal Kerja – Konstruksi Perumahan SMF (KMK – KP SMF) kepada seluruh Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa kedua SPO tersebut diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan KPR yang efektif dan efisien agar dapat meningkatkan penyaluran KPR di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini merupakan upaya SMF untuk mendorong terealisasinya keterjangkauan akses kepemilikan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
SMF sebagai lembaga keuangan khusus di bidang pembiayaan sekunder perumahan, mengemban misi membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan. Misi SMF dapat terwujud dengan cara mengalirkan dana jangka menengah panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.
“Indikator Kinerja Utama atau IKU SMF diantaranya diukur dari jumlah dana yang telah tersalurkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan,” kata Ananta dalam realise yang diterima wartaplus.com, Sabtu (3/3) pagi.
Dikatakan, untuk rencana kerja di tahun 2018, SMF akan fokus memperkuat perannya sebagai fiscal tools Pemerintah melalui penguatan bisnis Perseroan. “ Hal akan dilakukan melalui peningkatan aliran dana dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan serta memperluas akses terhadap sumber dana murah jangka panjang,” ujarnya.
Dalam upaya pengembangan bisnis, SMF akan merampungkan pendirian Unit Usaha Syariah untuk mendukung pengembangan KPR Syariah di Indonesia. Saat ini Perseroan juga tengah menunggu dikeluarkannya fatwa dari Majelis Ulama Indonesia terkait penerbitan Efek Berangun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP). Selain itu pada tanggal 9 Maret 2018, SMF bekerjasama dengan bank BTN akan mengadakan seremonial pencatatan EBA-SP kelas A senilai Rp1,82 triliun di Bursa Efek Indonesia, sebagai bagian dari pelaksanaan trasaksi sekuritisasi sebesar Rp2 triliun. [Fendi]