Cegah TB Paru dan HIV Aids di Papua, Isu Gender Perlu Diperhatikan
Senin, 15 Oktober 2018 | 18:13 WIB / Andi Riri
Pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengarusutamaan Gender/Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender dalam Pencegahan dan Pengendalian TB Paru serta HIV/AIDS 2018 di Jayapura, Senin(15/10)/Andi Riri
JAYAPURA, – Penderita HIV/Aids di Provinsi Papua terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada triwulan pertama 2018, jenis kelamin jumlah penderita HIV perempuan lebih banyak dari laki-laki. Dimana perempuan mencapai 7.440 orang sementara laki-laki 5.825 orang. Kendati demikian, untuk angka kasus AIDS hampir sebanding dimana laki-laki mencapai 11.267 orang dan perempuan 11.208 orang.
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa ada isu gender yang perlu mendapat perhatian dalam upaya menanggulangi HIV/Aids termasuk TB Paru di Papua. Mengingat perempuan dan remaja putri 2,5 lebih rentan terkena kedua penyakit mematikan tersebut.
Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak adalah dengan menyusun Pedoman Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG), ke dalam program pelaksanaannya dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan penganggaran serta monitoring evaluasi harus merefleksikan perspektif gender.
Bimtek
Merujuk pada hal itulah, bertempat di salah satu hotel di Jayapura, Senin (15/10) digelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengarusutamaan Gender/Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender dalam Pencegahan dan Pengendalian TB Paru serta HIV/AIDS 2018.
Bimtek yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua ini, diikuti oleh perwakilan Dinas terkait, sejumlah LSM, dan ODHA (orang dengan HIV/Aids).
"Penanganan dua penyakit mematikan ini merupakan prioritas nasional yang menjadi sorotan dan masalah kesehatan dunia maupun Indonesia,"ujar Kepala Dinas P3AKB Papua, Anike Rawar.
Menurut Anike, program ini untuk pertamakalinya dilaksanakan oleh pihaknya dan baru akan dilaksanakan pada 2019 mendatang.Oleh karena itu pihaknya menyambut positif dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait yang mendorong penyelenggaraan kegiatan bimtek ini.
"Diharapkan ada sinergitas dari semua lembaga terkait. Para peserta yang mengikuti kegiatan dapat pula mendorong kesetaraan gender dalam pencegahan maupun pengendalian TB paru serta HIV/AIDS khususnya di Papua," harapnya.*