Festival Cycloop Bukan Pesta, Tapi Kampanye Lingkungan
JAYAPURA,– Menyikapi sejumlah komentar miring dari sejumlah kelompok tentang rencana pelaksanaan Festival Cycloop yang akan dilaksanakan pada tanggal 6-8 Desember 2018, ketua tim kreatif Festival Cycloop, Dian Wasaraka, angkat bicara. Kepada Wartaplus.com, Dian menegaskan bahwa Festival Cycloop yang dilaksanakan bukan pesta, melainkan kampanye lingkungan.
“Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa fFestival ini bukan pesta, tapi ini kampanye lingkungan. Ini adalah ajang untuk mengampanyekan perlindungan dan penyelamatan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dari penghancuran yang lebih parah,” ujarnya tegas ketika diwawancarai Wartaplus.com, Senin (26/11) siang.
Menurutnya, Cagar Alam cycloop adalah sebuah wilayah unik yang kaya dengan berbagai macam jenis tumbuhan dan satwa, dan sangat penting bagi masyarakat Kota dan Kabupaten Jayapura karena fungsi hidrologisnya sebagai sumber mata air tawar dan pengendali banjir. Namun seiring berjalannya waktu, pengrusakan, illegal logging, alih fungsi dan pembakaran hutan dan lahan serta penambangan telah memperparah kondisi Cycloop saat ini.
“Akibatnya sudah bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Kota dan Kabupaten Jayapura. Air yang biasanya mengalir 24 jam kini dalam seminggu hanya 2-3 kali akibat keringnya bak-bak penampungan air milik PDAM,” katanya.
Dian mengaku, upaya menyelamatkan Cagar Alam Cycloop dari kehancuran sudah dikampanyekan sejak 15 tahun yang lalu melalui pameran photo, dengan pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah, dan sejumlah aksi lainnya, namun malah dianggap berlebihan dan terkesan menyudutkan salah satu pihak dengan menyebar hoax. Padahal mereka ingin agar semua peduli dan jangan tunggu sampai bencana terjadi.
“Tapi memang kita sering baru mengerti pentingnya sesuatu kalau dia sudah hilang. Sekarang lihat, kita di Jayapura kalau musim hujan kebanjiran dan kalau panas kekeringan, hal yang dulu tak pernah kita rasakan,” ucapnya.
Dian yang juga Antropolog ini menambahkan, Festival Cycloop yang akan dilaksanakan sepenuhnya didukung oleh Masyarakat Adat dari 5 Dewan adat suku yang punya wilayah ulayat di Cagar Alam Cycloop.
“Ini murni gerakan rakyat sebagai wujud kepedulian dan rasa terimakasih kami pada Tuhan yang telah menganugrahkan Cagar Alam Pegunungan Cycloop yang sangat besar manfaatnya bagi kami,” tagasnya.
Selain itu kata Dian, Festival ini akan dibuat berbeda dari yang lain, karena diawali dengan kegiatan pra, berupa pelatihan fotografi dan Vloging yang bekerja sama dengan Earth Hour/WWF.
“Setelah itu ada Fokus Grup Discussion yang mengundang para pihak termasuk Panglima Kodam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua, lalu ada kegiatan konvoi, ada Reboisasi lahan, malam Komunitas dan acara puncak yang selain disini dengan gelar budaya tapi juga ada realize satwa yang akan dilaksanakan di Pantai Pasir VI Angkasa Jayapura,” tandasnya. *