Dokter Rosaline Rumaseuw Pencetus Utama Program PLTA di Pegaf
MANOKWARI- Dokter Rosaline Irene Rumaseuw, M.Kes adalah satu dari perempuan asli Papua pencetus utama hadrinya Proyek investasi dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pembangunan Pembangkit Listrik Tanaga Air atau Pembangkit Hidro di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat.
PT. Energi Cendrawasih Semesta (PT.ECS) adalah nama perusahan yang akan berinvestasi dengan salah satu investor asal Korea untuk membangun proyek PLTA di Pegaf.
Pasalnya, kata Rosaline, usaha loby tersebut sudah berlangsung selama 1 tahun dan saat ini baru terbukti telah dilaksanakan komunikasi publik dengan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, Selasa (6/5).
Termasuk menghadirkan Bupati Yosias Saroy, Wakil Bupati Pegaf Marinus Mandacan dan keterwakilan masyarakat adat Pegaf.
"Jujur bahwa program ini sangat resim bagi Rosline Rumaseuw, sebab banyak orang berpikir hal ini tidak mungkin terjadi, namun fakta hari ini terbukti ke public," ungkap Rosaline.
Kata Rosaline, sebagai dokter ia selalu melaksanakan pelayanan kesehatan ke tengah masyarakat dan mengetahui apa yang menjadi beban ditengah masyarakat, salah satunya program kelistrikan di daerah pedalaman Papua.
Untuk mewujudkan program ini, Rumaseuw mengajak rekanan kerjasama internasional untuk berinvestasi di Papua Barat, tepatnya di Pegaf.
Menurutnya, perusahan asal Korea lebih tepat dipilih, meskipun ada perusahan lain seperti di Jerman, namun cara pandang dan cara berpikir Korea mirip Indonesia, maka investor Korea sudah siap bekerjasama di Papua Barat.
"Saya harus mengajak orang untuk menaruh modalnya di Papua Barat, sebab jangan terlalu berharap kepada APBD di kabupaten, atau provinsi. Apalagi masyarakat teriak kepada pemda tentang anggaran, padahal APBD sangat kecil, sehingga dengan tingkat kerjasama ini akan mengurangi lapangan kerja di daerah ini," ucap Rosaline.
Lebih lanjut, untuk tenaga kerja yang akan dibutuhkan sebanyak 2000-an, sebab ini adalah proyek berskala internasional. Apalagi masyarakat Pegaf berharap proyek PLTA ini cepat terealisasi, karena salah satu kepala suku mengaku bahwa ia menikmati kegelapan sejak muda sampai usia sudah tua di Pegaf.
Artinya dorongan masyarakat sangat memacu semangat untuk program PLTA ini secepatnya dilaksanakan. Oleh karena itu sebagai orang beriman harus percaya bahwa investasi di Pegaf harus terlaksana, maka dia mengundang investor ke Papua Barat.
Kembalinya Rosaline ke Papua Barat, bukan karena momen politik saat ini, namun upaya membangun Papua Barat melalui loby investasi sudah sejak lama diidamkan dan saat ini terbukti, maka sekitar Juni-Juli program PLTA sudah berjalan.
Investasi Korea akan tanamkan modalnya selama 20-30 tahun untuk kerjasama dengan perusahan yang sudah diketahui oleh pemerintah Pusat hingga ke pemerintah daerah saat ini. *