MENU TUTUP

KPK: Ada Kepala Daerah di Papua Terindikasi Lakukan Praktik Jual Beli Jabatan

Selasa, 21 Mei 2019 | 18:19 WIB / Andi Riri
KPK: Ada Kepala Daerah di Papua Terindikasi Lakukan Praktik Jual Beli Jabatan Koordinator Wilayah VIII KPK, Adlinsyah Malik Nasution dalam acara Rapat Koordinasi Evaluasi Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi di Provinsi Papua, Selasa (21/5)/Andi Riri

JAYAPURA - Tim Koordinasi Supervisi dan Pencegah (Korsupgah) KPK mengingatkan kepala daerah di Provinsi Papua agar tidak melakukan pergantian jabatan diluar prosedur, atau melakukan praktik jual beli jabatan untuk memperkaya diri.

Koordinator Wilayah VIII KPK, Adlinsyah Malik Nasution dalam acara Rapat Koordinasi Evaluasi Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi di Provinsi Papua, Selasa (21/5) mengaku, pihaknya telah mendapatkan informasi adanya praktik tersebut di Papua. Dia meminta jika ada yang mendapat informasi seperti itu silahkan dilaporkan ke KPK.

"Saya sudah mendapat bocoran soal ini, sekdanya ada tetapi yang diakui orang lain, lalu sekda ngapain? apa hanya jadi patung saja. Yang merasa melakukan ini (kepala daerah), ya siap-siap saja," tegasnya mengingatkan

Di hadapan Bupati dan Walikota se Papua, Adlinsyah mencontohkan seperti kasus Bupati Nganjuk, Bupati Cirebon, dan Bupati Klaten yang terbukti telah melakukan jual beli jabatan. "Sekali putar 60 miliar mengalir, pengepulnya bisa anaknya, sodara dekatnya, mantunya dan lainnya. Jadi tolong jangan lakukan itu," tegasnya lagi.

Menurutnya, jual beli jabatan itu hanya istilah, tapi namun jika bicara soal penerimaan ada di depan, tengah dan belakang sehingga sama dengan gratifikasi.

"Mau tidak diminta atau diminta sama saja, itu sama saja gratifikasi. Jadi saya minta manajemen ASN ini benar-benar dijadikan acuan," pintanya

Pada kesempatan itu juga, Adlinsyah meminta pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk segera merespon   Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri terkait pemberhentian tidak dengan hormat ASN yang terbukti korupsi dan berkuatan hukum tetap.

Sebab akunya, sampai saat ini baru 12 kabupaten yang melaporkan yakni Kabupaten Keerom (9) , Paniai (4), Mappi (2), Intan Jaya (0) atau tidak ada ASN status inkrah, Jayawijaya (1), Supiori (10), Boven Digoel (4), Waropen (14), Sarmi (4), Nabire (6), Biak Numfor (17), dan Kepulauan Yapen (3).

"Saya lihat Kabupaten Biak ini paling banyak. Untuk itu, saya minta provinsi, kabupaten dan kota yang belum merespon SKB tiga menteri ini agar segera dilakukan," pintanya lagi

Sementara itu, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, mengajak seluruh kepala daerah di Papua berkomitmen dan konsisten dalam melaksanakan program pemberantasan korupsi, yang dirancang untuk membangun suatu sistem pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel.


BACA JUGA

Membangun Kedekatan, Personel Satgas Ops Damai Cartenz Berbagi Kebersamaan dengan Masyarakat Sinak

Selasa, 04 November 2025 | 17:34 WIB

Satgas Ops Damai Cartenz Pererat Hubungan dengan Warga Sinak Lewat Momen Kebersamaan

Selasa, 04 November 2025 | 17:32 WIB

Gubernur Papua Copot Direktur RSUD Dok II Usai Sidak Temukan Manajemen Semrawut

Selasa, 04 November 2025 | 11:45 WIB

Satgas Ops Damai Cartenz Tangani Kasus Penikaman di Dekai, Yahukimo

Senin, 03 November 2025 | 23:51 WIB

15 Orang Dikabarkan Hilang dalam Bencana Banjir Bandang di Distrik Dal Kabupaten Nduga

Senin, 03 November 2025 | 16:44 WIB
TERKINI

Cegah Stunting Sejak Dini, TP PKK Puncak Jaya Gelar Penyuluhan Gizi dan Kesehatan di Karubate

19 Menit yang lalu

Membangun Kedekatan, Personel Satgas Ops Damai Cartenz Berbagi Kebersamaan dengan Masyarakat Sinak

18 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz Pererat Hubungan dengan Warga Sinak Lewat Momen Kebersamaan

18 Jam yang lalu

Upaya Bunuh Diri Seorang Wanita di Jayapura Berhasil Digagalkan Polisi

21 Jam yang lalu

Gubernur Papua Copot Direktur RSUD Dok II Usai Sidak Temukan Manajemen Semrawut

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com