Pahlawan Konservasi Global, Gubernur Papua Barat Terima Penghargaan di Amerika Serikat
MANOKWARI-Melalui gala dinner organisasi Non-profit Konservasi Internasonal di Los Angeles, America Serikat (AS), Sabtu (8/6), Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan terima penghargaan sebagai 'Pahlawan Konservasi Global'
Penghargaan itu diraih Gubernur Papua Barat, karena satu dinilai berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Gubernur pun juga dinilai bersama-sama DPR Papua Barat dan para pihak lainnya telah mengesahkan Perdasus tentang Pembangunan Berkelanjutan yang mengedepankan prinsip pembangunan yang ramah akan lingkungan di Provinsi Papua Barat.
Pasalnya, lewat Perdasus ini Papua Barat dikenal sebagai Provinsi Konservasi. Sebab minimal 70 perse area hutan dan ekosistem dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan, karena Perdasus itu juga sebagai deklarasi Manokwari.
Melalui rilis yang diterima wartaplus.com, Selasa (11/6), Gubernur Dominggus Mandacan mengatakan, penghargaan ini merupakan pengakuan dunia internasional terhadap Provinsi Papua Barat, karena menjaga hutan, laut dan menjamin hak-hak dasar orang asli Papua (OAP) dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan yang ramah akan lingkungan.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Pemprov Papua Barat, Prof Charlie D. Heatubun menuturkan penghargaan ini diberikan atas peran Dominggus Mandacan dalam upaya mendorong disahkannya Raperdasus pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan yang ramah lingkungan.
Termasuk sejumlah program lainnya yang mengerucut pada pelestraian lingkungan di Provinsi Papua Barat.
"Ini juga diberikan sebagai suatu bentuk penghargaan kepemimpinan dan komitmen Gubernur Papua Barat yang telah mendorong disahkannya Perdasus dan juga sejumlah program lainnya seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), penambahan dan perluasan kawasan lindung serta penyusunan Rencana Induk dan Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Hijau dan Biru," tutur Charlie.*