MENU TUTUP

Mahasiswa Oxford asal Papua mengkritik Tingginya Pengangguran di Tanah Papua

Jumat, 26 Juli 2019 | 12:09 WIB / Djarwo
Mahasiswa Oxford asal Papua mengkritik Tingginya Pengangguran di Tanah Papua Billy Mambarasar saat mendapatkan kesempatan menjadi pembicara di sebuah sesi Indonesia Development Forum 2019 / Istimewa

 

JAYAPURA-Billy Mambarasar, salah satu putra asli Papua yang sedang melakukan penelitian tentang keberlanjutan bisnis di Said Business School, Universitas Oxford, di Inggris melayangkan kritikannya terhadap pendekatan pemerintah pusat selama ini, terkait penyediaan lapangan pekerjaan untuk anak muda Papua. 

Billy sendiri tergabung dalam gerakan organisasi sosial 'Kitong Bisa' yang aktif  bergerak mendorong pemerataan Pendidikan dan mendidik kewirausahaan di Tanah Papua. Di organisasi Kitong Bisa, Billy saat ini bekerja dengan 158 relawan dan mendidik lebih dari 1.000 anak di Dua Provinsi di Tanah Papua. 

Dalam sebuah sesi di Panggung Utama, bersama dengan Kementerian Sosial, Direktur Perusahaan kosmetik nasional Ternama, Martha Tilaar, dan Direktur Usaha Sosial, Thisable Enterprise, Billy memberikan masukan strategis kepada pemerintah, dan mitra pembangunan lain, untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia Timur, seperti NTT, Maluku dan Papua.

Billy Mambrasar didapuk mengisi sesi bertema “Pekerjaan Untuk Semua”. Dalam kesempatan tersebut, Billy memberikan kritik positif kepada pemerintah daerah di Papua, yang sibuk mengirimkan anak-anak muda Indonesia sekolah formal, bahkan sampai ke luar negeri, tetapi kemudian ketika kembali mereka menggangur, atau bingung mau mengerjakan hal apa yang relevan dengan jurusannya.

“Menurut saya, karena mungkin walaupun di luar negeri, anak-anak tersebut belajar di institusi yang tidak memiliki ranking, atau terakreditasi. Perlu diingat, bahwa tidak semua kampus di luar negeri itu bagus. Mereka juga tidak banyak beraktifitas untuk pemenuhan keahlian interpersonal, sehingga ketika kembali mereka jadi pengangguran dengan gelar tersebut,"ujar Billy dalam rilis yang diterima wartaplus, Jumat (26/7/19).

Billy menambahkan, penjelasan bahwa sejatinya anak-anak muda Indonesia paham dulu apa itu esensi atau filosofi Pendidikan. Aktifis muda yang akan melanjutkan studinya di Universitas Harvard tahun depan ini menegaskan bahwa Pendidikan itu adalah untuk memiliki sebuah keterampilan yang dapat dipergunakan untuk bertahan hidup.

“Pendidikan itu bukan untuk dapat Ijazah, lalu mengunakannya untuk mencari pekerjaan. Coba Contoh Zakki, founder Buka Lapak, teman saya di ITB dulu, yang setelah lulus, tidak mencari-cari pekerjaan, tetapi membuat pekerjaan untuk dirinya sendiri, sehingga lahirlah perusahaan besar Indonesia saat ini: Buka Lapak. Juga saya sebagai contoh, memutuskan berhenti menjadi seorang karyawan di perusahaan migas, dan saat ini menjadi aktifis sosial sekaligus konsultan lepas, membantu berbagai sektor membuat rencana keberlanjutan perusahaan atau institusinya," jelasnya.

Billy Menambahkan, apabila tidak ada pekerjaan dan kesibukan, maka cenderung anak-anak Muda Papua tersebut akan lebih muda terseret ke gerakan-gerakan negatif seperti ekstrimisme, separatism, narkoba, dan kriminal. Oleh sebab itu, penting untuk menyelesaikan permasalahan sosial in.

“Saya berharap pemerintah dapat menelurkan kebijakan untuk menumbuhkan industri dan ekonomi di Timur Indonesia, seperti di Papua, yang kemudian melahirkan banyak kesempatan kerja serta pebisnis-pebisnis muda, agar anak-anak Indonesia Timur yang telah belajar di seluruh dunia, tidak tinggal di Jawa, tetapi pulang dan membangun daerahnya, dan ini akan mendorong pemerataan pembangunan Indonesia," harapnya.

Acara Indonesia Development Forum 2019 merupakan acara tetap tahunan, dengan Kementerian Bappenas sebagai Tuan Rumah, bekerja sama dengan Pemerintah Australia, dan di jalankan oleh sebuah Think Tank: Knowledge Sector Initiative, berlangsung di JCC Jakarta Pusat, dari tanggal 22-23 Juli 2019 lalu. Acara ini mengumpulkan sektor pemerintah, sektor swasta, dan penggerak-penggerak pembangunan seluruh Indonesia untuk berdiskusi dan berjejaring untuk mendorong pembangunan di Indonesia.

Bily Saat ini sendiri, sembari belajar di Oxford, saat ini sedang menuliskan prosedur konsultansi, untuk Perusahaan Terbaru yang akan dia launch bersama 4 rekannya: PT. Kitong Bisa Consulting. 

“Kami dengan jasa konsultansi ini ingin memberikan bantuan kepada pemerintah dan sektor swasta di Tanah Papua, untuk dapat terlibat dalam proses pembangunan di Indonesia. Kata siapa, di Papua hanya ada pergerakan separatis? Yang berusaha membangun Tanah Papua juga ada," pungkasnya.


BACA JUGA

Personel Polres Intan Jaya Alami Luka Akibat Dianiaya KKB

Minggu, 29 Juni 2025 | 09:58 WIB

Kerjasama Kodam Cenderawasih dan Yayasan Gema Valentine, Tingkatkan Kualitas Pendidikan SMA Taruna Cenderawasih

Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:59 WIB

Semarak Hari Bhayangkara ke-79, Polda Papua Gelar Kejuaraan Finswimming Antar Club

Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:49 WIB

Operasi Damai Cartenz 2025 Bawa Keceriaan ke Panti Asuhan Santa Susana Timika

Jumat, 27 Juni 2025 | 16:01 WIB

Festival Colo Sagu 2025, Wujud Nyata Pelestarian Tradisi Makan Bersama Masyarakat Papua

Jumat, 27 Juni 2025 | 12:31 WIB
TERKINI

Ratusan Warga Boven Digoel Keracunan Usai Menyantap Makanan Saat Kampanye Calon Kepala Daerah

7 Jam yang lalu

Polisi Intan Jaya Luka Dianiaya OTK, Diduga KKB Terlibat

9 Jam yang lalu

Jelang Hari Bhayangkara ke-79, Polresta Jayapura Gelar Nikah Massal Diikuti oleh 21 Pasangan ‎

1 Hari yang lalu

Personel Polres Intan Jaya Alami Luka Akibat Dianiaya KKB

1 Hari yang lalu

Barisan Merah Putih Kabupaten Jayapura Dilantik

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com