MERAUKE,-Pemerintah Kabupaten Merauke terus menggenjot produksi beras di wilayahnya, dengan harapan mampu memenuhi target menjadikan wilayah tertimur di Indonesia ini sebagai lumbung pangan nasional.
Tak hanya ingin memenuhi kebutuhan pangan daerah, Bupati Merauke, Frederikus Gebze juga memimpikan daerahnya dapat menjadi lumbung pangan wilayah pacific.
“Saya ingin sampaikan sebuah cita-cita dimana suatu saat kita akan memberikan makan seluruh wilayah pacific. Mulai dari Negara Nauru, Salomon Island dan Papua Nugini. (Saya yakin) Indonesia mampu dan kita Papua siap,” ucap Bupati Merauke Frederikus Gebze, Senin (16/4), disela-sela panen padi bersama Menkopolhukam, Mendagri, Kementerian Pertanian, Penjabat Gubernur Papua serta Pemda setempat, di Kampung Marga Mulya, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke.
Impian itu, ungkap bupati, mengacu pada kisah perang pasifik dimana Jenderal AS MacArthur 1938 silam, telah melihat Merauke sebagai lumbung pangan. Tak sampai disitu, hasil bumi Merauke pernah memberi makan seluruh pasukan sekutu di wilayah pacific, dari padi kumbe.
“Sehingga pada kesempatan ini, saya berterima kasih kepada petani yang setiap pagi menyembah negeri dengan memohon hasil panen yang baik kepada Tuhan," ucapnya.
Saat ini, kata dia, selaras dengan program nawacita presiden yang membangun dari pinggir, sehingga dengan potensi yang ada di Merauke, kedepan akan menjadi satu kekuatan ekonomi berbasis pertanian yang produktif dan strategis
Masih dikatakan, luas wilayah Merauke dengan 46,791.63 km² dengan 20 distrik, 179 kampung dan 11 kelurahan. Sementara jumlah penduduk mencapai 223.389 jiwa dan orang asli Papua (marin) 64.355 jiwa.
Secara politik dan keamanan pun, kata Bupati, Merauke merupakan miniatur indonesia atau istana damai dan cinta kasih. Dimana ada kurang lebih 30 etnis hidup berdampingan di Merauke yang dimulai dengan kehadiran suku Jawa pada 1893.
“Ada 59 satuan pemukiman dimana rata-rata keluarga 500 orang per satu wilayah. Dengan total sampai 2018 jumlah orang jawa di Merauke sebanyak 45 ribu orang dan menjadi penduduk terbesar dari kawasan transmigrasi” bebernya
“Tentunya tanpa kehadiran petani ini, baik untuk komoditi cabe, rica, bawang, sayur, padi dan lainnya, tidak akan bisa dijumpai jika tidak dengan tangan saudara kita dari suku Jawa. Untuk itu, saya berharap kerukunan yang sudah terbangun dapat terus terjaga demi NKRI,” harapnya.*