MENU TUTUP

Dana Pendidikan Dikeluhkan Pihak Sekolah dan PGRI Papua Barat

Sabtu, 07 Maret 2020 | 12:59 WIB / Albert
Dana Pendidikan Dikeluhkan Pihak Sekolah dan PGRI Papua Barat Kepala PGRI Papua Barat, Eli Wayoi dan Anggota DPR RI dapil Papua Barat Yance Samonsabra/Albert

MANOKWARIwartaplus.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Papua Barat, Eli Wayoi, S.Sos mengatakan, meski dana yang disiapkan pemerintah untuk pendidikan terbilang besar, sebab bersumber dari APBN, APBD tingkat provinsi dan kabupaten, namun ternyata hanya sebatas didengar besarannya.

"Dana pendidikan sangat besar secara Nasional tetapi faktanya justru pihak sekolah terus diterpa masalah biaya," keluh Wayoi ditemui wartaplus.com di SD YPK Fanindi, Manokwari, Jumat (6/3).

Akibatnya, lanjut dia, para guru di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK terus mengeluh kepada PGRI terkait biaya sekolah. Salah satu contoh dana bantuan operasional sekolah (BOS). 

Menurut Wayoi, dana BOS sangat menunjang mutu pendidikan di daerah Papua Barat ini, namun dana tersebut sangat lambat dicairkan oleh pemerintah kepada pihak sekolah. 

Padahal, kata Wayoi, sekolah sangat membutuhkan dana  BOS untuk kebutuhan sekolah dalam hal menunjang mutu pendidikan. Akibat kurangnya biaya operasional sekolah, maka pihak sekolah harus membebani pihak orangtua murid, baik SD, SMP, SMA dan SMK.

Kenapa harus demikian? Karena pihak sekolah tidak mendapat cukup dana setiap bulan untuk membayar guru honorer, maka iuran bulanan harus ditarik dari orangtua murid, agar bisa mengatasi masalah ini.

Keluhan masalah biaya pendidikan ini disampaikan kepada anggota Komite III DPD Republik Indonesia asal dapil Papua Barat Yance Samonsabra, SH.,S.Ip. 

"Kita berharap ada perhatian dari bapak Yance Samonsabra untuk memperjuangkan apa yang menjadi masalah para guru dan pihak sekolah di daerah Papua Barat" kata Wayoi

Kepada Yance Samonsabra, Wayoi minta agar pemerintah Pusat untuk transfer dana BOS langsung ke rekening sekolah. Lantaran dana itu ditransfer lambat, maka pembayaran hak guru honorer juga ikut terlambat. Akibatnya proses belajar mengajar juga terhambat, karena semua sekolah tidak hanya diajar guru PNS melainkan dibantu guru honorer. 

Menanggapi persoalan itu, Yance Samonsabra menjelaskan, kedepanya PGRI Papua Barat akan menjadi mitra kerja DPD RI. Tujuannya agar permasalahan yang dihadapi pihak sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK untuk dicari solusi. 

Masalah dari pihak sekolah maupun aspirasi dari PGRI segera dicari solusi kepada pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten, kota di Papua Barat.**

 

 

 


 


BACA JUGA

Samonsabra Hadiri Peresmian Pabrik Penggilingan Singkong di Prafi Manokwari

Sabtu, 29 Februari 2020 | 05:41 WIB

Yance Samonsabra Pertanyakan Hasil Tes CPNS Papua Barat ke Kemenpan RB

Jumat, 10 Januari 2020 | 17:07 WIB

Pemprov Papua Tidak akan Campuri Permasalahan SMU PGRI dan SMU Korpri

Selasa, 06 Agustus 2019 | 11:40 WIB

Buka Konferensi PGRI, Gubernur: Arah Mutu Pendidikan Ada pada Keaktifan Guru

Senin, 29 Oktober 2018 | 13:49 WIB
TERKINI

Ditembak Saat Bangun Rumah Ibadah, Dua Warga Sipil Jadi Korban KKB di Papua, Jenazah Dipulangkan ke Jawa Barat

2 Jam yang lalu

Korban Penembakan KKB di Jayawijaya Dipulangkan ke Jawa Barat, Kaops Damai Cartenz: Kami Terus Buru Pelakunya

2 Jam yang lalu

Dua Pekerja Bangunan Tewas Di Jayawijaya Karena Ditembak KKB

1 Hari yang lalu

Dua Pekerja Sipil Bangunan Meninggal Dunia Ditembak KKB, Satgas Ops Damai Cartenz Sigap Lakukan Pengejaran dan Evakuasi Korban

1 Hari yang lalu

38 Unit Handphone dan Alat Tajam Disita Dari Narapidana Lapas Nabire

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com