MENU TUTUP

Kapolda Papua: Penembakan Relawan Kemanusiaan di Intan Jaya Itu Biadab dan Patut Dikutuk

Jumat, 29 Mei 2020 | 17:02 WIB / Cholid
Kapolda Papua: Penembakan Relawan Kemanusiaan di Intan Jaya Itu Biadab dan Patut Dikutuk Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw/wartaplus.com

JAYAPURA,wartaplus.com – Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw sangat geram dengan aksi kelompok kriminal bersenjata selama ini di Papua, terlebih dengan  kasus penembakan dan kekerasan dua tenaga kesehatan di Intan Jaya beberapa waktu lalu.

Kapolda menegaskan aksi yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap dua tenaga kesehatan yakni Heniko Somau dan Alamek Bagau sangat di luar nalar manusia semestinya.

“Aksi kekerasan dan penembakan yang dilakukan oleh kelompok itu (KKB red) terhadap dua relawan kemanusiaan di Intan Jaya sangat biadab dan patut di kutuk,”tegasnya ketika memberikan keterangan di Mapolda Papua, Jumat (29/5) sore.

Ia pun meminta kepada semua pemangku kepenting baik pemuka agama, adat, dan pemuka Masyarakat untuk menyatukan persepsi agar mengutuk para pelaku, mengingat kedua korban ini sedang menjalankan tugas mulia sebagai relawan kemanusiaan disana.

“Mereka ini patut di kutuk karena tidak memiliki perikemanusiaan, ini harus menjadi semngat untuk semua elemen penting di Papua mengutuk aksi keji mereka, terhadap dua saudara kita yang menjalakan tugas kemanusiaan,” bebernya.

Lanjut Kapolda, alasan kekerasan tidak berprikemanusiaan yang dilakukan KKB sangat simple, lantaran masalah Handy Talky (HT). Dimana HT itu sebenarnya hanyalah alat kemunikasi kedua korban untuk berkomunikasi dengan posko induk penanganan Covid-19 di Intan Jaya, mengingat komunikasi cukup sulit di wailayah terpencil seperti itu.

“Hasil dari keterangan pemeriksaan beberapa saksi, kekerasan itu disebabkan kedua korban dituduh aparat kemanan serta mata-mata karena memiliki HT, padahal jelas HT tersebut merupakan alat komunikasi,” tegasnya.

Ia pun cukup menyayangkan ketika kejadianyang menimpa dua relawan kemanusiaan di Intan Jaya dan tidak ada satu tokoh pun yang bersuara atas kejadian itu. Bak diam seribu Bahasa, seperti halnya kasus pembantaian 17 pegawai istaka karya di Kabupaten Nduga pada pengunjung tahun 2018 silam.

“Jangankan kejadian ini, pada pengunjung tahun 2018 di Nduga yang mengakibatkan 17 karyawan tewas. Saya belum dengar ada tokoh-tokoh minta maaf kepada keluarga korban. Itu pembantaian, itu jelas termasuk dengan kesini-sininya. Kadang mereka pertanyakan kenapa aparat melakukan  tindakan tegas, ya karena itu masalahnya. Karena  kita kasih biar sedikit, mereka mendahului,”tegasnya.*


BACA JUGA

Distrik Homeyo Berhasil Dikuasai, Aparat Gabungan TNI Bantu Evakuasi Warga Kembali ke Rumahnya

Minggu, 19 Mei 2024 | 05:58 WIB

Satgas Damai Cartenz Kembali Berhasil Tangkap Komandan KKB Wilayah Dokoge Paniai

Minggu, 19 Mei 2024 | 05:56 WIB

Aksi Penghijauan di Grasberg Awali Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kabupaten Mimika

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:11 WIB

Faturachman Resmi Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:02 WIB

Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Tanah Papua

Sabtu, 18 Mei 2024 | 04:13 WIB
TERKINI

Ibadah Gabungan GIDI Klasis Mulia Dihadiri Ribuan Jemaat

8 Menit yang lalu

Distrik Homeyo Berhasil Dikuasai, Aparat Gabungan TNI Bantu Evakuasi Warga Kembali ke Rumahnya

5 Jam yang lalu

Satgas Damai Cartenz Kembali Berhasil Tangkap Komandan KKB Wilayah Dokoge Paniai

5 Jam yang lalu

Waspada Curah Hujan, Pemda Puncak Jaya Imbau Masyarakat Berhati hati Beraktivitas

5 Jam yang lalu

Pj Ketua TP-PKK Puncak Jaya Hadiri Malam Puncak Peringatan HKG PKK ke-52 di Kota Solo

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com