MENU TUTUP

Program KB Bukan Untuk Membatasi Populasi Orang Papua

Minggu, 26 Juli 2020 | 11:51 WIB / Cholid
Program KB Bukan Untuk Membatasi Populasi Orang Papua Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak Kabupaten Puncak Papua Ny. Elpina Kogoya Wandik,S,Km, saat menghadiri kegiatan temu Kelompok Kerja Kampung KB di Kampung Kago, Distrik ilaga dan Distrik Gome/Istimea

PUNCAK,wartalus.com - Program Keluarga Berencana (KB) ditujukan kepada masyarakat tidak lain untuk menjaga atau mengatur jarak kelahiran serta memberikan kesempatan kesehatan kepada seorang ibu dan anak, bukan untuk membatasi populasi khususnya orang Papua.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Kabupaten Puncak Papua Ny. Elpina Kogoya Wandik,S,Km,  disela-sela kegiatan temu kelompok kerja Kampung KB di Distrik ilaga dan Distrik gome Sabtu (25/7).

Menurutnya, keterbatasan pengetahuan masyarakat Kabupaten Puncak, terhadap program Keluarga Berencan a (KB) menjadi salah satu kendala yang dihadapi instansinya terkait dalam menerapkan program KB bagi masyarakat, kadang masyarakat berpikir bahwa program KB, sering dikaitkan dengan membatasi populasi orang asli Papua.

“Kami tahu bahwa Papua ini masih luas, dan butuh pupulasi orang Papua yang banyak, hanya saja kami perlu sampaikan bahwa Program KB Bukan untuk batasi ibu melahirkan, silahkan saja mau dapat anak banyak, namun kita perlu mengatur jarak kelahiran, demi memberikan kesempatan kepada seorang ibu, terutama kesehatannnya,”ungkapnya.

Lanjut Elpina Wandik, sosialisasi yang dilakukan ini juga mendorong agar masyarakat memiliki perencanaan dalam penambahan anggota keluarga secara sehat, agar suami dan istri, bisa merencanakan anak yang sehat, baik dari sisi kesehatannya, maupun pendidikannya, sehinggga kelak anak yang dilahirkan memiliki masa depan yang baik,karena perencanaan keluarga yang baik.

“Sama sekali tidak, silahkan memiliki jumlah anak lebih dari dua atau tiga, bahkan lebih.Yang ditekankan dalam program KB adalah perencanaan agar anak sehat,ibu sehat dan terhindar dari resiko kematian,”tambahnya.

Ia juga mengatakan, idealnya seorang bayi, mendapatkan ASI pada 6 bulan pertama, setelah 6 bulan dilanjutkan dengan minum ASI dan diserta dengan makanan pendamping hingga minimal 2 tahun.

Bahkan kendala yang dihadapi oleh pihaknya saat ini, adalah soal pengobatan alami untuk membatasi kelahiran, namun pemakaian obat-obatan alami justru membuat para ibu itu kandungan jadi mandul, sehingga dengan program KB, pihaknya mencoba untuk mendorong para ibu di Puncak agar bisa lebih sehat.

“Maka Jarak kelahiran yang ideal minimal adalah dua tahun, setelah itu, silahkan kalau mau tambah anak lagi, yang kami tekankan, program KB bukan untu membetasi jumlah anak,”pungkasnya.*


 


BACA JUGA

Satgas Damai Cartenz dan Petani Lokal Berkolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan di Wamena

Sabtu, 12 Juli 2025 | 19:29 WIB

Satgas Ops Damai Cartenz Amankan Penanaman Jagung Serentak di Wamena

Sabtu, 12 Juli 2025 | 19:27 WIB

BI Papua Gelar Pelatihan jadi Juri Profesional, Diikuti 49 Pegiat Kopi

Jumat, 11 Juli 2025 | 20:00 WIB

Pj Gubernur Papua Agus Fatoni Dorong Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan, Guna Mencegah Korupsi

Jumat, 11 Juli 2025 | 19:52 WIB

Pj Gubernur Papua Agus Fatoni Ajak Masyarakat Wujudkan PSU Damai

Jumat, 11 Juli 2025 | 16:42 WIB
TERKINI

Cegah Bentrokan, Satgas Ops Damai Cartenz Bersama Polres Jayawijaya Berhasil Redam Keributan Dua Kelompok Jemaat Gereja 

3 Jam yang lalu

Warga Sipil Tewas Ditembak OTK di Puncak Jaya, Satgas Ops Damai Cartenz Selidiki Keterlibatan KKB

15 Jam yang lalu

Respons Cepat Satgas Ops Damai Cartenz Bersama TNI Evakuasi Jenazah Tukang Ojek Korban Pembacokan OTK di Puncak Jaya

15 Jam yang lalu

Satgas Damai Cartenz dan Petani Lokal Berkolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan di Wamena

1 Hari yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz Amankan Penanaman Jagung Serentak di Wamena

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com