Pasca pembunuhan Misionaris, Belum Ada Pengiriman Tenaga Guru dan Medis ke Distrik Pamek
JAYAPURA,–Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Constan Otemka mengatakan sejak pembunuhan misionaris Berni Fallery Kunu (24) pada bulan Maret lalu, hingga saat ini belum ada tenaga medis atau guru yang dikirim ke Kampung Yabaisorom Distrik Pamek Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melayani masyarakat.
“Sementara ini kami belum bisa kirim tenaga kesitu karena semua masih trauma pasca pembunuhan misionaris itu. Apalagi daerahnya yang sangat jauh dan terpencil antara 2 kabupaten (Yahukimo dan Pegunungan Bintang) membuat petugas kesehatan dan guru enggan kembali. Kami mau kirim pun mereka menolak, dengan alasan keamanan,” kata bupati kepada pers di Kota Jayapura.
“Jadi untuk Distrik Pemek saja yang tidak ada tenaga guru dan medis, tapi daerah lain di Kabupaten Pegunungan Bintang semua (tenaga medis dan guru) sudah ada,”tambahnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa kasus pembunuhan tersebut sementara didalami pelaku pembunuhan dengan mengumpulkan bukti-bukti di lokasi.
“Masih didalami oleh pihak kepolisian, apalagi para pelakunya bukan warga Pegunungan Bintang, sehingga cukup sulit menemukan para pelaku ini. Namun petugas medis dan guru yang bertugas disitu mengenal para pelaku, karena bukan kali pertama bertemu, sudah beberapa kali mereka bertemu dengan para pelaku ini, dan mereka mengenal pelaku,”ungkapnya.
Disinggung soal perhatian dari pemerintah kabupaten Pegunungan Bintang kepada keluarga korban Berni Fallery Kunu (24), bupati Constan Otemka mengaku belum melakukan komunikasi dengan pihak keluarga.
“Itu belum kami lakukan, karena mereka dikirim oleh Advent dan setelah kejadian korban langsung dikirim oleh Advent ke keluarga, jadi belum ada komunikasi dengan mereka. Apalagi kehadiran mereka tidak ada pemberitahuan dengan pemerintah, kami baru tahu setelah ada kejadian,” tandasnya. *