Hal ini Akan Terjadi Jika Anda Salah Pakai Busi Motor Injeksi
WARTAPLUS - Motor zaman sekarang umumnya sudah mengadopsi sistem pengabutan yang disebut injeksi. Di mana asupan bahan bakar dan pengapian yang dibutuhkan semuanya atas perintah dari ECU (Engine Control Unit) sebagai otak utamanya.
Sedangkan motor yang masih mengadopsi karburator, pengapian yang keluar tergantung dari CDI (Capacitor Discharge Ignition), koil dan busi. Oleh sebab itu, busi motor karburator tidak mempunyai fitur penahan api alias loss only.
Maka untuk penggunaan busi motor injeksi berbeda. Hal tersebut ditegaskan Country Manager Brisk Busi Indonesia, Jason Muliadi. Kata dia, motor injeksi businya memiliki resistor untuk menyesuaikan perintah ECU, sedangkan busi motor karburator tidak.
** Baca juga: Adakah Mobil Baru di Bawah Harga Rp100 Juta?
“Busi yang ada di motor CDI atau karburator pengapiannya masih langsung. Sedangkan motor injeksi sudah dikontrol ECU, maka businya butuh penahan api yaitu dari resistor,” ujarnya di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Nah, busi pada motor injeksi pun tak boleh sembarang. Karena harus disesuaikan dengan kebutuhan. Sebab ECU yang memprogramkan seberapa besar api yang dibutuhkan, ketika memakai busi yang tidak ada resistornya, mesin jadi cepat panas dan overheat. Karena api yang disalurkan terlalu besar ke ruang bakar dan ECU tidak membaca.
“Misalnya yang dibutuhkan mesin hanya 10, tapi api yang keluar dari busi itu 15 berarti merusak mesin. Efeknya merembet ke ruang bakar, mulai dari piston, klep akan rusak. Jadi resistor itu ada di dalam busi tugasnya untuk menahan arus yang dibutuhkan,” tuturnya. [net]