Jelang Pilkada, Masyarakat Keerom Deklarasi Pembentukan Kabupaten Yafi
KEEROM , wartaplus.com - Menjelang perhelatan sebagai demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2020, masyarakat Kabupaten Keerom, Provinsi Papua akan gegap gempita menggelar Deklarasi Pembetukan Kabupaten Yafi - pemekaran dari kabupaten induk Keerom bagian integral program utama pembangunan pasangan calon Bupati Dr. Yusuf Wally. SE.MM dan Wakil Bupati Hadi Susilo. Adapun lima distrik yang akan masuk ke dalam wilayah otonom baru Kabupaten Yafi adalah Distrik Web, Senggi, Yafi, Towe dan Distrik Keisenar.
“Cita-cita dan harapan masyarakat di lima distrik itu untuk membentuk daerah otonom baru Kabupaten Yafi sudah sangat lama terpateri di dalam sanubari rakyat setempat namun baru dapat terlaksana pada Sabtu 28 November. Cita-cita dan harapan masyarakat tersebut sangat cepat ditangkap oleh calon bupati Yusuf Wally dan wakil bupati Hadi Susilo yang menjadikan cita-cita masyarakat itu sebagai program utama pembangunan Kabupaten Keerom, ”kata salah seorang warga masyarakat Keerom, Yeremias Seran di Arso, ibukota Kabupaten Keerom , Jumat (27/11/2020).
Deklarasi pembentukan Kabupaten Yafi dan pesta akbar masyarakat adat Keerom yang dihadiri ribuan warga Keerom akan berlangsung di Senggi yang merupakan bakal calon ibukota Kabupaten Yafi.
Deklarasi pembentukan Kabupaten Yafi ditandai pembukaan selubung papan nama Kabupaten Yafi di Senggi oleh Yusuf Wally dan Hadi Susilo dalam suasana gegap gempita penuh hikmah kebijaksanaan.
Calon Bupati Yusuf Wally mengatakan, dirinya pernah menjabat Bupati Keerom dan sangat berpengalaman menahkodai pemerintahan Kabupaten Keerom sehingga sangat memahami aspirasi rakyat Keerom untuk memekarkan kabupaten induk ini menjadi dua kabupaten yakni Kabupaten Keerom dan Kabupaten Yafi.
Tujuan pemekaran tidak lain adalah untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada rakyat demi kesejahteraan seluruh rakyat di lima wilayah distrik itu.
Menurut dia, dirinya bertekat, paling lambat pada sekitar dua tahun ke depan, pihaknya bersama seluruh masyarakat Kabupaten Keerom sudah harus berhasil membentuk Kabupaten Yafi karena cita-cita pemekaran ini sudah sangat lama terbendung dalam sanubari rakyat di wilayah ini. Kini tiba waktunya untuk dideklarasikan.
“Saya bersama Hadi Susilo bukanlah orang baru di Kabupaten Keerom. Bersama rakyat, kami terus bergandengan tangan untuk membangun peradaban baru di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan dan infrastruktur di wilayah yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini,” katanya.
Yusuf Wally menyatakan dirinya bersama Hadi Susilo merasa sangat terharu ketika menyaksikan semangat rakyat Keerom yang berkobar-kobar membentuk Kabupaten Yafi, apalagi rencana akbar deklarasi pembentukan Kabupaten Yafi justru datang dari masyarakat adat Kabupaten Keerom di lima distrik itu, pemuka masyarakat, pemangku adat dan tokoh pemuda.
Yusuf Wally bersama Hadi Susilo sudah berkomitmen selama sekitar empat tahun ke depan akan melaksanakan program Bantuan Keuangan Kepada Kampung (BK3) untuk memberdayakan dan menggenjot usaha ekonomi kerakyatan demi kesejahteraan bersama. Program pemberdayaan ini sudah berhasil dlaksanakan ketika Yusuf Wally menjabat Bupati Keerom pada 10 tahun yang lalu.
Pasangan Yusuf Wally dan Hadi Susilo diketahui merupakan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang pada Pilkada serentak tahun 2020 ini menempuh jalur independen. Pasangan ini lolos verifikasi dengan jumlah dukungan terverifikasi sebanyak 5.937 dari syarat 5.477 yang harus dipenuhi.
“Kami menghimbau seluruh rakyat Kabupaten Keerom agar pada Pilkada serentak 9 Desember nanti, menjauhkan diri dari politik uang yang dilakukan pasangan calon bupati dan wakil bupati lainnya. Suara dan nurani rakyat Keerom tidak boleh digadaikan dengan uang yang haram itu. Kami menduga pasangan tertentu akan sangat gencar menghamburkan uang untuk membeli suara rakyat,” katanya mengingatkan.
Harga Diri Jangan Dibeli
Untuk itu, pihaknya akan menempatkan para saksi sebanyak mungkin di setiap TPS dan di setiap sudut kampung untuk mengawal jalannya pesta demokrasi ini.
Bagaimanapun juga harga diri rakyat Keerom tidak dapat dan tidak boleh dibeli atau digadaikan seperti orang menggadaikan barang di Pegadaian atau menawar barang jualan di pasar.
“Rakyat itu memilih pemimpin yang merakyat dan yang sudah kenyang dengan pengalaman lapangan, bukan memilih seorang kontraktor untuk mengerjakan proyek atau memilih pedagang untuk menjual bensin, atau memilih dosen untuk mengajar di perguruan tinggi,” tegas Wally.
Memilih seseorang untuk menjadi kontraktor maka dia akan menjadikan rakyat seperti proyek yang mudah tertipu jumlah campuran semen dengan pasir saat dia membangun jembatan.
Memilih seseorang untuk menjadi pedagang bensin akan membuat rakyat seperti bensin yang mudah tersulut api membakar emosi rakyat untuk selalu berunjuk rasa.
Memilih seseorang menjadi dosen atau guru maka rakyat akan dijadikan sebagai murid atau mahasiswa yang selalu disuapi ilmu pengetahuan tanpa inisiatif dan mandiri, sementara sang guru sendiri terus berkoar-koar tanpa beri kesempatan kepada siswa untuk aktif bertanya. *