RSUD Yowari Akhirnya Punya Laboratorium RT-PCR
SENTANI,wartaplus.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari Kabupaten Jayapura resmi memiliki laboratorium Real-Time Polymerase Chain Reaction atau laboratorium RT-PCR. Hal ini ditandi dengan peresmian laboratorium RT-PCR oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw pada Kamis (28/1) kemarin. Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, menjelaskan, kehadiran laboratorium RT-PCR ini merupakan hasil kerjasama RSUD Yowari dengan Siloam Hospital.
“Kehadiran laboratorium RT-PCR ini merupakan hasil kolaborasi antara RS Yowari dengan RS Siloam untuk penanganan covid-19 di Kabupaten Jayapura,” katanya kepada pers di Sentani, Kamis (28/1) siang.
Dikatakan, sebelum dioperasikan, tenaga medis di RS Yowari terlebih dulu mengikuti pelatihan yang diberikan oleh tenaga medis RS Siloam untuk mengoperasikan RT-PCR.
“Jadi sebelum diresmikan sudah ada pelatihan kepada tenaga medis kita disini karena alat yang digunakan ini berstandar internasional, sehingga perlu pendampingan serius sebelum dioperasikan sendiri oleh tenaga medis disini,” imbuhnya.
Bupati berharap, kehadiran laboratorium RT-PCR ini diharapkan dapat membantu tenaga medis di Rumah Sakit Yowari dalam menagani pasien Covid-19.
“ Kita harapkan dengan adanya alat ini, maka penanganan covid-19 di Kabupaten Jayapura lebih maksimal sehingga banyak pasien yang lebih cepat sembuh dan bisa terbebas dari covid-19 ini,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Yowari, dr. Petronela Risamasu, mengungkapkan, sebelum adanya laboratorium RT-PCR, pihaknya harus mengirim sampel ke Labkesda Provinsi Papua untuk dilakukan pemeriksaan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasilnya. Namun kata Petronela, dengan kahediran laboratorium RT-PCR di Rumah Sakit Yowari akan lebih cepat mengetahui hasil pemeriksaan sampel dan pasien lebih cepat ditangani.
“ Sebelumnya kita harus mengirim sampel ke Labkesda untuk pemeriksaan sampel, namun dengan adanya laboratorium ini akan lebih cepat. Kita hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk mengetahui hasilnya,” tuturnya.
Disinggung soal tarif, Petronela mengungkapkan bahwa pihaknya tidak akan memasang tarif bagi pasien yang sakit ringan, sedang hingga berat. “Kita akan mengutamakan pasien dengan kondisi sekit sedang, sakit berat, hingga kritis. Supaya lebih cepat ditangani dan itu tidak dikenakan biaya. Tapi bagi yang ingin keluar daerah maupun yang kondisi sehat dan ingin mengetahui kesehatannya maka pasti akan dikenakana biaya,” bebernya.
Kabupaten Jayapura sendiri merupakan salah satu zona merah covid-19 di Papua dengan jumlah 995 kasus. Dari jumlah tersebut 808 orang dinyatakan sembuh, 149 dalam perawatan dan 38 orang meninggal dunia.*