Mengapa Situasi Kabupaten Puncak Belum Kondusif dari Gangguan KKB?
PUNCAK,wartaplus.com- Sejak tahun 2019 hingga 2021 ini, situasi Kabupaten Puncak tidak kondusif pascaaksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Besenjata (KKB). Termasuk kontak tembak aparat gabungan TNI-Polri dengan kelompok sparatis. Bupati Kabupaten Puncak , Willem Wandik mengakui situasi di daerah yang dipimpinnya hingga saat ini tidak aman lagi. “Puncak belum kondusif,” ucapnya dalam rilis yang diterima, Jumat (16/7/2021) sore.
Wandik mengakui banyak masyarakat yang mengungsi lantaran trauma dan di hantui rasa takut yang mendalam. “Situasi belum kondusif, masyakat bagaimana mau aktivitas seperti sedia kala kalau tidak aman,” bebernya.
Ia pun menjelaskan hingga saat ini, layanan pemerintahan baik pendidikan, kesehatan lumpuh total, termasuk perekonomian. “Bangunan sekolah dibakar, puskesma di rusak, bagaimana mau jalan, semua tenaga pengajar dan kesehatan takut,” jelasnya.
Ia berharap semua pihak untuk saling menghargai satu sama lainnya, demi kemajuan yang diimpikan selama ini. “Kalau tidak ada kontak dan semua saling mengharga untuk pembangunan dari segara sisi, maka kita bisa bersaing dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Dengan kondisi saat ini, Bupati Willem Wandi mengaku bingung mau mengadu kepada siapa. “Saya mau mengeluh ke mana lagi. Negara saat ini sedang berpikir dalam penanganan wabah Covid-19,” bebernya.
Disamping itu dirinya merasa kecewa, semua pembangunan selama dirinya menjabat 8 tahun sebagai Bupati yang membutuhkan waktu, biaya, serta pikiran sirna.“Siituasi keamanan seperti ini menyebabkan semua harus dimulai dari NOL lagi,” jelasnya.
Wandik mencontohkan kerugian yang dialami pemerintah lantaran aksi KKB yakni pembakaran Eksavator bernilai milliaran Rupiah. “Eksavator yang dibakar KKB harganya Rp.1,8 M, itu di Jayapura, sementara sampai di Ilaga Puncak, Rp.6 M,” cetusanya.
Kader PDIP Pejuangan Provinsi Papua ini pun meminta dukungan dan doa semua pihak agar masalah yang dihadapi Pemerinta Puncak cepat berlalu. "Kita bisa keluar dari ketertinggalan, keterisolasian, kemahalan, jika kondisi di Puncak aman dan kondusif, Ini yang saya minta untuk semua yang berkepentingan di Puncak, "tuturnya.
Gangguan Keamanan
Penembakan terhadap dua tukang ojek terjadi di Kampung Amnunggi, Distrik Ilaga pada 26 September 2019. Kedua korban tersebut bernama Sattiar Bahreini alis Midun (25 tahun) asal Sulawesi Selatan dan Laode Alwi asal Sulawesi Tenggara. Pihak kepolisian mengatakan bahwa penembakan ini dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Venny Murib.
Penembakan yang menewaskan dua orang guru di Distrik Beoga.
Penembakan pertama terjadi pada tanggal 9 April 202, menewaskan Oktovianus Roya (43 tahun) seorang guru SD Jambul.
Sementara itu, penembakan kedua terjadi pada 10 April 2021, menewaskan Yonatan Randen (27 tahun) seorang guru SMP 1 Beoga.
Kedua orang guru ini merupakan warga pendatang yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Pihak kepolisian mengidentifikasi pelaku penembakan berasal dari kelompok Sabinus Waker.
Pihak TPNPB mencurigai salah satu korban bernama Oktovianus Roya sebagai mata-mata aparat keamanan serta mengklaim bahwa masyarakat beberapa kali melihat korban membawa pistol.
Selain melakukan penembakan, pihak kepolisian mengatakan bahwa KKB juga membakar 3 sekolah, yakni SD Jambul, SMP Negeri 1 Beoga, dan SMA Negeri 1 Beoga serta rumah guru.
Pasca kejadian penembakan dua guru ini, sekitar 40 orang dievakuasi dari Beoga menuju Timika.
Pada tanggal 11 April 2021 terjadi pembakaran helikopter di Bandara Aminggaru, Ilaga.
Helikopter yang dibakar ini merupakan miliki PT. Ersa Air dan dalam kondisi rusak.
Selain pembakaran, juga sempat terjadi insiden penembakan. Pihak kepolisian mengklaim bahwa aksi ini dilakukan oleh KKB. Polisi menduga aksi pembakaran ini dilakukan untuk mengganggu aktivitas penerbangan. Seorang tukang ojek bernama Udin (41 tahun) ditemukan tewas tertembak di Kampung Erogama, Distrik Omukia pada 14 April 2021.
Sementara itu, seorang pelajar bernama Ali Mom (16 tahun) juga ditemukan tewas tertembak di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga pada 15 April 2021.
Sementara itu, seorang pelajar bernama Ali Mom (16 tahun) juga ditemukan tewas tertembak di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga pada 15 April 202.Pihak TPNPB mengakui menembak kedua orang tersebut, TPNPB menuduh keduanya memiliki hubungan dengan TNI, namun tuduhan ini dibantah oleh pihak kepolisian.
Kepala Badan Intelejen Nasional Daerah Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha tewas tertembak di Kampung Dambet, Distrik Beoga pada 25 April 2021.
Pihak TPNPB di bawah pimpinan Lekagak Telenggen mengakui sebagai pelaku penembakan tersebut.
Pasca insiden ini terjadi kontak bersenjata antara pasukan Brimob dan pihak TPNPB di Distrik Gome pada 27 April 2021. Polda Papua mengklaim terdapat 9 orang anggota TPNPB yang tewas. Sementara itu, ada 3 anggota yang tertembak. Satu orang di antaranya meninggal dunia bernama Bharada Komang.*