Kapolda Pimpin Upacara Pembukaan Pendidikan Pembentukan Bintara Polri T.A 2021 SPN Polda Papua
JAYAPURA,wartaplus.com – Upacara Pembukaan Pendidikan Pembentukan Bintara Polri T.A 2021 SPN Polda Papua, Senin (26/7/2021) pagi di Lapangan SPN Polda Papua dipimpin oleh Kapolda Papua Irjen pol Mathius D. Fakhiri, S.I.K dan dihadiri Oleh Irwasda Polda Papua Kombes Pol Alfred Papare, S.I.K., Pejabat Utama Polda Papua dan tamu undangan.
Kalemdiklat Polri dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kapolda Papua Irjen pol Mathius D. Fakhiri, S.I.K menyampaikan selaku Kepala Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Polri, saya mengucapkan selamat atas kelulusan saudara pada penerimaan Bintara Polri T.A. 2021. Selamat datang di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.
“Hari ini, hari dimana saudara dilantik menjadi siswa pendidikan pembentukan Bintara Polri. Saudara telah mempersiapkan diri, baik fisik, mental dan intelektual untuk dapat berdiri tegak pada pagi hari ini. Saudara sudah mengikuti seleksi yang panjang, ketat dan sangat kompetitif untuk menggapai cita-cita menjadi seorang polisi. Saudara telah berjuang untuk sampai di titik ini. Keberhasilan saudara merupakan hasil perjuangan yang panjang, do’a orang tua dan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu jangan sia-siakan semua usaha, perjuangan dan cita-cita yang ingin saudara raih. Jangan cepat berpuas diri, hari ini baru permulaan, baru awal dari perjuangan panjang yang akan saudara jalani untuk mencapai cita-cita menjadi seorang Polisi yang sejati.”ujar Kapolda.
Belajar, belajar, dan terus belajar. Karena sesungguhnya kehidupan itu adalah pembelajaran yang panjang dan tidak akan pernah berakhir untuk belajar. Belajar dan berlatihlah dengan penuh semangat, tekun dan riang gembira.
“Siapkan diri saudara untuk menjadi alat dan kekuatan utama Polri yang unggul, kreatif dan inovatif. Sambil terus bersyukur dan memohon ridho kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. buat bangga diri saudara, buat bangga orang tua dan keluarga, buat bangga Polri dan negara yang kita cintai ini,”tandasnya.
Dikatakan, pendidikan pembentukan Bintara Polri pada tahun ini memiliki beberapa kekhususan dalam penyelenggaraannya sehingga memerlukan antisipasi dan kesiapan kita secara khusus pula dalam persiapan dan pelaksanaannya. Pertama, pendidikan dilaksanakan dalam situasi pandemik covid-19. Pimpinan Polri telah memutuskan Diktukba Polri T.A 2021 dilaksanakan secara tatap muka atau on campus.
Dengan pertimbangan berhasilnya pendidikan Diktukba on campus yang lalu dalam mengelola seminimal mungkin penularan dan penyebaran covid-19 selama pendidikan berlangsung. Oleh karena itu terus gelorakan disiplin protokol kesehatan, jangan lengah, jangan kendor, dan tuntaskan vaksinasi baik untuk serdik maupun para gadik, pengasuh, pelayan dan keluarga besar kampus.
“Pastikan fasilitas pendidikan dan asrama telah memenuhi disiplin prokes, pastikan fasilitas dan alat-alat kesehatan telah siap dan memadai. Jangan sampai terjadi kampus-kampus polri justru menjadi episentrum penyebaran dan klaster covid-19. Jadikan disiplin prokes menjadi bagian dari budaya kehidupan kita yang baru,”ujarnya.
Disamping itu, keputusan diselenggarakan pendidikan secara on campus juga guna terpenuhinya kompetensi lulusan Bintara Polri yang diharapkan. Kompetensi para Bintara Polri sangat menentukan wajah dari pelayanan Polri, karena 75% komposisi personel Polri terdiri atas para Bintara yang merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kedua, Diktukba tahun ini secara khusus untuk pertamakalinya akan diterapkan penguatan kurikulum baru yang telah diresmikan oleh Bapak Kapolri pada peringatan hari Bhayangkara ke-75 pada tanggal 1 Juli yang lalu, yang diberi nama kurikulum Presisi.
Penguatan kurikulum ini disusun sebagai penjabaran program transformasi Polri yang Presisi guna menjawab tantangan Polri kekinian yang berkaitan dengan pembangunan karakter kebangsaan, pemahaman sejarah perjuangan dan pembentukan Negara Indonesia, Hakekat Fungsi Polisi, Kebhinekaan, termasuk menjawab tantangan perubahan sosial lanskap kehidupan masyarakat dunia dalam revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0, demokratisasi dan globalisasi.
Melalui penguatan kompetensi literasi kemanusiaan, literasi data dan literasi teknologi, diharapkan dapat memberikan nilai tambah kemampuan sumberdaya manusia polri yang lebih unggul, kreatif dan inovatif. Karena sejatinya sumberdaya manusia Polri adalah alat dan kekuatan utama Polri.
Ketiga, secara khusus, tahun ini diselenggarakan secara bersamaan pendidikan reguler dengan sumber pembiayaan ABPN dan pendidikan hibah dengan sumber pembiyaan dari APBD. Terdapat 10.650 serdik reguler dan 4.636 serdik dari sumber hibah yang berasal dari Provinsi Papua, Papua Barat, Kalsel, Sumsel, Babel dan Jatim.
Sehingga jumlahnya menjadi 15.286 serdik, yang terdiri dari 14.609 pria dan 677 wanita yang akan berlangsung selama 5 (lima bulan) kedepan. Pendidikan ini akan diselenggarakan di 36 Satdik Polri, yang terdiri dari 31 SPN di seluruh Indonesia, Sepolwan, Pusdik Brimob, Sabhara, Binmas, dan Polair.
“Para peserta didik reguler dan hibah akan dididik bersama, dimana peserta didik hibah akan disebar di 31 Satdik sesuai dengan kemampuan kapasitas kampus. oleh karena itu, kondisi ini memiliki tantangan tersendiri, yaitu dengan bertambahnya jumlah Serdik, maka perlu pengaturan akomodasi dan fasilitas pendidikan yang tetap harus mengikuti disiplin prokes, kesiapan faskes dan fasdik yang memadai,”ujarnya.
Disamping itu perlunya pemahaman yang utuh dari para gadik, instruktur dan pengasuh akan keragaman dan perbedaan budaya, adat istiadat, dan bahasa, utamanya dari serdik dengan sumber hibah. Negeri ini dibangun dari berbagai perbedaan, dan perbedaan itu sebuah keniscayaan bangsa Indonesia. Perbedaan itu kekayaan bangsa indonesia saling menghormati, saling menghargai, saling memahami, saling mendukung, saling memperkuat mencapai satu cita-cita bersama kemerdekaan Indonesia. Jangan mudah diadu domba dan dipecah belah karena perbedaan yang kita miliki. Jangan sampai terjadi konflik di dalam kampus yang disebabkan karena perbedaan. Kita harus saling memperkuat satu dengan lainnya.
Sumber Daya Manusia
Disamping tiga tantangan diatas, Polri sebagai lembaga publik di alam demokrasi ini, alam demos dan cratos, kekuasaan ditangan rakyat, rakyat pemegang kekuasaan tertinggi di negeri ini, maka Polri bukan hanya sekedar dituntut mendapatkan 8 kepercayaan saja dari rakyat (Public Trust), akan tetapi lebih dari itu, tingkat kepercayaan rakyat harus tinggi kepada Polisinya (Public Confidence).
Kuncinya, Polri harus mempersiapkan sumber daya manusia sebagai alat dan kekuatan utamanya yang lebih unggul, lebih Kompetitif, Kreatif dan Inovatif. Oleh karena itu pendidikan menjadi aspek penting dalam pembangunan SDM Polri. kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh para guru, gadik, instruktur dan pengasuh, yang menjadi kunci utama keberhasilan dalam pendidikan.
“Pendidikan yang diselenggarakan di kampus-kampus Polri sejatinya sebagai tempat produksi alat dan kekuatan utama Polri, ini harus dibenahi, kita harus mulai merubah cara berfikir dan memperlakukan untuk memposisikan kampus-kampus polri sebagai objek vital Polri,”kata Kapolda.
Untuk menjawab tantangan ini semua, maka telah ditetapkan 8 (delapan) program prioritas tranformasi pendidikan Polri yaitu mewujudkan kampus yang sehat, kampus yang siap prokes dan faskes kampus dan personel yang sehat.
Kedua mewujudkan kampus yang aman. kampus dengan maksimum sekuriti. memiliki plant protection yang prima, penjagaan yang kuat, menimbulkan efek cegah dan efek gentar.
Ketiga mewujudkan kampus sebagai pusat keunggulan. Kampus sebagai pusat rujukan pustaka dan keilmuan. Rujukan kampus hijau, bersih dan indah rujukan budaya dan Tradisi Kepolisian.
Keempat Menjadikan kampus tempat favorit dan prestasi. Kampus yang didukung aturan Binkar yang berpihak kepada gadik, serta di isi dengan personel berprestasi yang untuk dan akan di promosi.*
Membangun kampus dengan kurikulum kekinian dan menjawab tantangan tugas, Membangun kampus dengan struktur kuat, Membangun kampus kebangsaan. Melaksanakan pendidikan integrasi TNI dan Polri disemua jenis dan jenjang Pendidikan, Mewujudkan pendidikan tinggi ilmu kepolisian yang inklusif untuk umat manusia.*