Kutuk Pelaku Bom Gereja Surabaya, IMM Papua Minta TNI Polri Usut Tuntas Terorisme
JAYAPURA,- Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD-IMM) Papua mengutuk keras kejadian teror bom di tiga Gereja Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).
"Segala bentuk tindakan intimidasi dan terorisme terhadap agama Apapun merupakan pelanggaran HAM dan harus di lawan," ujar Ketua DPD IMM Papua Imam Alfian kepada wartawan melalui pesan WhatsAap Minggu siang (13/5).
Pihaknya juga mendukung upaya TNI dan POLRI agar segera mengusut pelaku jaringan terorisme yang terlibat dalam kejadian tersebut.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya masyarakat Papua agar tidak terprovokasi dengan adanya kejadian tersebut dan tetap menjaga kerukunan umat beragama sebagai nyawa kehidupan bermasyarakat di provinsi Papua. Kami DPD IMM Papua mengucapkan duka yang sedalam-dalamnya bagi para korban yang meninggal dunia dari peristiwa bom di Surabaya," tutup Alfian.
Selain itu, pihaknya juga berharap agar aksi keji terorisme itu tidak menjalar hingga ke Papua.
"Jika sudah sampai seperti yang kami baca di media, harus ada tindakan tegas dari Kepolisian Papua dan juga elemen masyarakat," jelasnya lagi.
Sementara itu, dikutip dari CNN Indonesia, Kepolisian Daerah Jawa Timur mengkonfirmasi sebanyak sembilan orang meninggal dunia, dan 38 orang lain mengalami luka-luka akibat ledakan bom di tiga gereja Surabaya.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan empat orang meninggal di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel utara, dua orang dekat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan dua orang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan di Jalan Arjuno, Surabaya.
Rentetan bom di Surabaya terjadi di tiga gereja berbeda di Surabaya, Minggu pagi. Ledakan pertama terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercelah Ngagel pukul 07.30 WIB, kemudian di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.35 WIB, dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuna pukul 08.00 WIB. *