JAYAPURA, - Flobamora sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan di Papua telah eksis dalam pembangunan di segala bidang di wilayah bumi cenderawasih. Meski secara resmi didirikan sejak tahun 2000 silam, namun keberadaan warga NTT termasuk Flobamora secara individu di Papua telah ada sejak tahun 1960 dalam berbagai misi baik sebagai tenaga guru, medis maupun penginjil.
Dilihat dari perspektif sosial budaya, memang ada kesamaan antara orang NTT dengan orang Papua sehingga dianggap mudah untuk beradaptasi
"Sebagai pimpinan daerah, saya berharap janganlah berbangga hati dengan kondisi tersebut karena jaman sudah mengalami perubahan sehingga gaya hidup dan perilaku masyarakat juga mengalami perubahan dalam segala bidang," ujar Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo dalam sambuyatannya yang dibacakan Staff Ahli Gubernur, Annie Rumbiak pada acara pembukaan Musda IV Flobamora Provinsi Papua, di Sentani kabupaten Jayapura, Sabtu (12/5).
Di kesempatan itu, Gubernur Soedarmo menyampaikan sejumlah pesan bagi warga Flobamora di seluruh tanah Papua.
Pertama, Warga Flobamora harus menjadi perekat sosial dan pemersatu bangsa Indonesia di Provinsi Papua.Kedua, warga Flobamora harus bersinergi dengan semua organisasi lainnya termasuk semua paguyuban nusantara yang ada di Provinsi Papua.
"Ketiga, warga Flobamora agar beradaptasi dengan masyarakat orang asli Papua sebagai wujud penghargaan terhadap nilai nilai kearifan lokal dengan berpedoman pada filosofi, Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung," pesannya
Lalu keempat, warga Flobamora sebagai warga negara yang baik haruslah menggunakan hak pilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, serta Bupati dan Wakil Bupati dalam Pilkada serentak 2018, yang akan digelar 27 Juni 2018 mendatang.
Dalam musda kali ini juga akan dipilih kepengurusan baru Flobamora Papua periode 2018 - 2023. Dimana pada kepengurusan sebelumnya dipimpin oleh Sulaiman Hamzah.*