MENU TUTUP

Jubir PRIMA Desak Smelter Freeport Wajib di Papua

Jumat, 15 Oktober 2021 | 17:31 WIB / Reza
Jubir PRIMA Desak Smelter Freeport Wajib di Papua Juru Bicara DPP PRIMA, Arkilaus Baho/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Juru Bicara DPP PRIMA, Arkilaus Baho, mengatakan, pabrik pemurnian bahan tambang dari PT. Freeport (smelter) wajib didirikan di Papua. Pernyataan tersebut disampaikan Arkilaus, Jumat (14/10/2021) pasca pemerintah resmikan smelter di Gresik.

Arkilaus mengatakan, lokal industrialisasi wajib buka di daerah dimana kebutuhan akan pengolahan bahan mentah sebagai produk jadi dan bernilai ekonomis, ungkapnya

Arkilaus menegaskan, infrastruktur pemurnian tambang Freeport di Papua agar ada dampak ekonomi dan tersedianya lapangan kerja serta  berdampak pada sektor lainnya. Jokowi bangun infrastruktur jalan trans Papua ribuan kilo meter, mestinya bangun juga infrastruktur industri smelter. 

Arkilaus yang juga konsen soal Freeport sejak lama itu, mengatakan, industrialisasi nasional dibangun bersamaan dengan pendirian pabrik dan industri di tiap daerah yang memiliki bahan mentah untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomis, bukan semuanya disatukan di pulau Jawa, tapi tersebar di berbagai wilayah, tegas Arki, sapaan akrabnya.

"Papua di masa yang akan datang, mampu produksi bahan mentah menjadi produk jadi dan bernilai jual, agar daerah paling timur Indonesia itu tak lagi bergantung pada kucuran dana sebagaimana nasib otonomi khusus saat ini,"ujarnya. 

Baho, sebutan marga Arkilaus, mengingatkan, IUPK freeport satu paket dengan produksi pertambangan itu sendiri. Dari bahan mentah hingga pemurnian, maka kesepakatan yang sudah resmi, harus diaplikasikan. Apapun Pun aturan, harus terintegrasi. 

Perlu diketahui, pemerintah menguasai 51 persen saham, 10 persen milik daerah. Arkilaus Baho menduga, dengan berdirinya smelter freeport di Gresik, 10 persen saham tidak jelas siapa yang kuasai. Apakah masih tetap pemda Papua dengan penghasilan tanpa smelter?

Proyek konstruksi tersebut mampu menambah 40.000 tenaga kerja, belum lagi bila nantinya sudah beroperasi, tambah banyak. Menghabiskan dana 42 triliun rupiah, lokasi smelter yang jauh dari bumi Papua tentu bermasalah dengan skema IUPK, 51 persen plus 10 persen BUMD.*


BACA JUGA

BWS Papua Gelar Serah Terima Hasil Pekerjaan Program Percepatan Irigasi Tahap 1 2025

Selasa, 18 November 2025 | 13:21 WIB

BI Papua Dorong 22.730 Petani Muda Terapkan Teknologi Smart Farming

Selasa, 18 November 2025 | 05:34 WIB

Kehangatan Damai Cartenz: Personel Rangkul Anak-Anak Bibida Lewat Momen Penuh Keceriaan

Selasa, 18 November 2025 | 04:29 WIB

Sentuhan Ceria Damai Cartenz: Aparat Hadir Dekat dengan Anak-Anak Bibida

Selasa, 18 November 2025 | 04:24 WIB

Personel Ops Damai Cartenz Tebar Keceriaan Bersama Anak-Anak di Distrik Bibida Paniai

Selasa, 18 November 2025 | 04:22 WIB
TERKINI

Dorong Keluarga Berdaya, TP PKK Puncak Jaya Hadiri Rakerda I di Nabire

4 Jam yang lalu

BWS Papua Gelar Serah Terima Hasil Pekerjaan Program Percepatan Irigasi Tahap 1 2025

4 Jam yang lalu

Kodim 1701/Jayapura Ditunjuk Bangun Gerai Koperasi Merah Putih

11 Jam yang lalu

Tes Kemampuan Akademik Untuk Ukur Capaian Siswa

12 Jam yang lalu

BI Papua Dorong 22.730 Petani Muda Terapkan Teknologi Smart Farming

12 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com