Selai Nindi, Produk UMKM Asal Yalimo yang Ikut Pameran Pacific Exposition 2021
JAYAPURA, wartaplus.com - PON XX Papua membawa keuntungan bagi para pelaku UMKM (Usaha Mikro, kecil dan Menengah) yang menjajakan beragam cinderamata dan juga kuliner khas Papua di setiap venue pertandingan. Selain itu, melalui pesta olahraga nasional empat tahunan ini, produk UMKM asal Papua akhirnya bisa dikenal banyak orang.
Salah satunya UMKM IKMAL-HOW Apahapsili asal Kabupaten Yalimo yang menjual Selai dan Sirup berbahan dasar buah nenas.
Berkat partisipasinya di PON, kini selai dan sirup dengan nama brand "Nindi" mulai dilirik. Bahkan saat ini terpilih sebagai salah satu produk UMKM asal Papua yang terlibat di ajang pameran bertaraf internasional Pacific Exposition 2021 yang digelar secara virtual.
Untuk diketahui Pacific Exposition 2021 yang berlangsung 27 - 30 Oktober adalah ajang pameran dagang, investasi dan ekonomi di kawasan Pasifik yang diikuti oleh 20 negara termasuk Indonesia, Australia dan Selandia Baru.
Ditemui di sela sela kegiatan pameran virtual di Media Center kantor Gubernur Papua, Kamis (28/10), Penanggung Jawab UMKM IKMAL-HOW, Ismail Walianggen menuturkan, UMKM yang berdiri secara swadaya sejak 2014 di Kampung Apahapsili, Distrik Apahapsili, Yalimo. Saat ini beranggotakan lebih dari 200 orang, yang bekerja mulai dari penanaman nenas, produksi menjadi selai dan sirup, hingga pemasaran.
Ismail mengaku perkebunan nenas yang dikelola yakni seluas 12 hektar dengan hasil panen perbulan kurang lebih 1.500 buah. Jenis nanas yang ditanam yaitu nanas Madu Super, Standar, dan Hoini Supride. Ketiga jenis nenas ini memiliki cita rasa yang sangat manis.
"UMKM ini didirikan untuk mengembangkan SDM, mengajarkan masyarakat di kampung untuk berwirausaha, dapat menggali potensi kekayaan alam mereka yang kemudian dapat dikelola sendiri," ujar Ismail.
Sehingga tidak lagi ketergantungan terhadap pemerintah, hanya mengharapkan bantuan dana Otsus, dana Bansos dan dana Desa.
Ismail bersyukur partisipasinya di PON XX, kini produk unggulan asal Yalimo ini telah dikenal banyak orang.
"Kami berterimakasih kepada pemerintah Provinsi karena telah mendapatkan ijin turut serta berkontribusi mempromosikan dan memasarkan produk kami di PON. Dimana respon masyarakat sangat luarbiasa," ucapnya.
"Berawal dari PON, kami bisa ikut pameran yang digelar KSBN beberapa waktu lalu dan sekarang kami dipanggil untuk ikut pameran bertaraf internasional," ucapnya lagi.
Saat PON, Ismail mengaku menyiapkan lebih dari 1500 botol selai dan sirup yang dijual dengan harga perbotol Rp20 ribu (200 ml). "Semuanya habis terjual," akunya.
Ismail menambahkan, selai dan sirup nenas yang dijual dalam bentuk kemasan diproduksi secara manual karena keterbatasan alat.
"Kami belum punya alat produksi yang memadai, jadi kami kerjakan secara manual sesuai dengan pengetahuan saya sewaktu mengunjungi pusat produksi nenas terbesar di Jakarta. Awalnya banyak yang tolak, tapi akhirnya kami bisa menunjukkan bahwa kami siap berdaya saing," terang Ismail.
Untuk pemasarannya pun masih berskala lokal." Pemasarannya masih dari kampung ke kampung, ke ibukota Kabupaten bahkan kami juga terima pesanan dari Wamena, kabupaten Jayawijaya. Tapi setelah ikut PON, kami yakin, ke depan kami bisa jadi eksportir," ujar Ismail optimis.
Ia berharap ada bantuan pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten untuk mendorong pengembangan usahanya, agar produk UMKMnya menjadi satu produk unggulan dari Kabupaten Yalimo.
"Harapan kami bisa jadi eksportir dalam hal menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat di kampung. Semoga pemerintah bisa membantu kami alat, sehingga kami bisa meproduksi dengan skala yang lebih besar," harapnya.**