HET Minyak Goreng Dicabut, Polda Papua dan Disperindagkop Sidak ke Swalayan dan Pasar di Jayapura
JAYAPURA, wartaplus.com - Polda Papua bersama Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Provinsi Papua melakukan sidak (inspeksi mendadak) ketersediaan minyak goreng dan bahan pokok lainnya di sejumlah swalayan dan pasar tradisional yang ada di Kota Jayapura, Senin (21/03).
Sidak dilakukan dalam rangka menindaklanjuti arahan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan pemantauan terkait ketersediaan minyak goreng jelang Ramadhan serta memantau harga eceran untuk minyak goreng kemasan di pasaran. Ini menyusul pencabutan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan pasca dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 11 tahun 2022 per 16 Maret lalu.
Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Papua, Kombes Pol Ricko Taruna Mauruh kepada wartawan mengatakan, dari hasil pemantauan harga minyak goreng dan bahan pokok lainnya masih dikategorikan stabil.
"Sampai sekarang harga minyak goreng dan sembako lainnya masih stabil untuk ukuran Papua. Sebab kondisi di Papua ini berbeda dengan daerah lain sampai ada panic buying. Kalau di Papua, yang penting barang ada. Masalah harga kalau cuma naik seribu atau dua ribu masih aman," kata Ricko.
Ia mengatakan untuk minyak goreng kemasan sederhana dan premium di Papua tidak ada HET, melainkan penetapan harga jual mengikuti harga dari produsen.
"Untuk minyak goreng kemasan dan premium dari distributor Saga grup ada tiga kontainer udah masuk dan menyusul delapan kontainer lagi. Sehingga kita harapkan dengan adanya percepatan dari distributor untuk minyak kemasan sederhana dan premium, kalau sudah masuk berarti sudah gak ada masalah," ungkapnya.
Sementara itu terkait minyak goreng curah bersubsidi, lanjut Ricko, untuk wilayah Jayapura memang belum masuk. Saat ini yang sudah masuk baru ke Kabupaten Merauke.
"Pemda Merauke sebagai fasilitator sudah membagi untuk tiap kelurahan mendapat jatah tujuh ribu liter yang akan diidstribusikan dua kali dalam seminggu diperuntukkan untuk kebutuhan rumah tangga dan UMKM," jelasnya.
Ricko berharap minyak goreng curah bersubsidi sudah masuk wilayah Jayapura sebelum ramadhan dengan HET Rp14 ribu/liter atau Rp15 ribu/kg.
Saat sidak sembako di pasar tradisional Hamadi
PPNS Perdagangan Disperindagkop Papua, Eko Irianto Laksono menambahkan, pihaknya masih mengumpukan data terkait HET minyak goreng kemasan dari pihak distributor.
Dari sidak yang dilakukan, Eko mengaku pasca pencabutan HET minyak goreng kemasan berkisar Rp13.500 hingga Rp14.000. Kini minyak goreng kemasan justru sudah mulai banyak ditemukan di toko maupun pasar tradisional dengan harga normal berkisar 20 ribu hingga 25 ribu/liter (tergantung merek).
"Untuk masyarakat Papua tidak terlalu panik dengan kelangkaan minyak goreng tidak seperti daerah lainnya," kata Eko
Haris, Manajer Saga Swalayan Abepura mengklaim stok minyak goreng kemasan masih aman hingga bulan puasa nanti.
"Minyak goreng stok masih sangat cukup sampai nanti memasuki puasa ramadhan. Bahkan hari ini tiga kontainer sudah masuk lagi khusus minyak goreng merek Lavenia. Nanti tiga hari lagi masuk lima kontainer, trus akhir bulan masuk lagi untuk kemasan Bimoli dan dua merek terkenal lainnya," ujarnya.
Ia mengaku saat ini untuk minyak goreng kemasan sudah kembali normal dari sebelumnya HET Rp13.500 hingga Rp14.000.
"Harganya sekarang kembali ke harga normal artinya kembali ke harga semula yakni Rp22 ribu perliter," kata Haris.**