MENU TUTUP

Proses Pembuatan Kolang Kaling dari Aceh

Minggu, 27 Mei 2018 | 21:23 WIB / rmol
Proses Pembuatan Kolang Kaling dari Aceh Net

WARTAPLUS - Siapa yang tidak mengenal kolang kaling, cemilan kenyal berwarna putih transparan ini memiliki rasa menyegarkan. Berasal dari biji buah aren, namun siapa sangka proses pengolahannya tak semudah mengunyahnya, agak rumit dan memakan waktu.

Di Desa Lam Aling, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kolang kaling di Aceh. Pada bulan Ramadan, warga di sana sibuk memenuhi pesanan kolang kaling yang meningkat signifikan. Bahkan, anak-anak juga dilibatkan untuk membantu orangtua mereka memproduksi kolang kaling, mulai mengupas hingga memisah buah dari dahannya.

Untuk mengolah biji buah aren menjadi kolang kaling, para pria bertugas memetik buah aren dari pohonnya di perbukitan desa setempat. Sementara kaum wanita yang mengolah hingga buah aren menjadi kolang kaling.

Ibu-ibu melakukan proses pemisahan buah dari tangkai pohon. Ini harus dilakukan dengan hati-hati karena jika terkena getah buah aren bisa menderita gatal-gatal. Buah tersebut kemudian direbus sekitar 1 jam dalam sebuah drum untuk menghilangkan getahnya yang gatal.

Selanjutnya, buah aren direbus agar kulitnya yang bertekstur keras bisa lunak, lalu dibelah menjadi dua untuk mengambil isinya yang sudah mengeras. Cara pengambilan bijinya pun, hanya menggunakan gagang sendok dengan mencongkel isinya agar keluar. Setelah itu, dipipihkan untuk mendapatkan tekstur kenyal. Sebelum dijual ke pengepul, kolang kaling harus kembali direndam selama dua hari.

“Caranya masih manual, dan masih menggunakan alat seadanya,” kata Leila, warga Desa Lam Aling, Sabtu, 26 Mei 2018.

Sementara itu, bagian pengepul memesan kolang kaling asal Desa Lam Aling jauh sebelum memasuki bulan puasa karena harganya lebih murah dibanding saat bulan Ramadan. Biasanya mereka menjual kolang kaling seharga Rp5.000 per kilogram (kg) pada hari biasa, namun pada bulan Ramadan menjadi Rp8.000 hingga Rp10 ribu per kg.

“Ongkos produksinya naik, kadang kita harus tambah pekerja lagi,” ucap Leila.

Dalam sehari, petani kolang kaling bisa memproduksi hingga 20 kg per hari Selama Ramadan. Dengan tingginya permintaan kolang kaling tentu saja menjadi berkah bagi warga Desa Lam Aling.


BACA JUGA

Dinkes Biak Sebut Capaian Program CKG Sebesar 92 Persen

Selasa, 30 September 2025 | 05:33 WIB

Cek Kesehatan Gratis Untuk Siswa Sekolah Rakyat

Selasa, 30 September 2025 | 05:18 WIB

Memastikan Masyarakat Terjamin JKN Untuk Wujudkan Papua Sehat

Selasa, 23 September 2025 | 15:23 WIB

Pemkab Biak Tingkatkan Kepesertaan Warga Dalam Program JKN

Senin, 08 September 2025 | 08:35 WIB

Pemkab Jayawijaya: Ada Beasiswa Kesehatan Rp22,1 Miliar 2025

Rabu, 03 September 2025 | 12:23 WIB
TERKINI

Gubernur Papua ke Para Bupati: Jangan Biarkan Ada Daerah Tertinggal

9 Menit yang lalu

Pengkhianatan di Balik Lapangan Terbang: 4 ASN Mimika Diborgol atas Skandal Tender Fiktif Rp79 Miliar

8 Jam yang lalu

Papua Cetak Sejarah: Rakorwas Pertama 2025, APIP Jadi Pilar Anti-Korupsi

9 Jam yang lalu
Dualisme Kepala Kampung

Kuasa Hukum Bupati Yahukimo Ajukan PK ke-2 dengan 50 Novum ke PTUN Jayapura

19 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz Respons Cepat Aksi Percobaan Penembakan oleh OTK di Yahukimo

19 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com