Kerusuhan Wamena, 7 Orang Tewas Tertembak, Theo Hesegem: Ini Harus Diselidiki!
WAMENA, wartaplus.com - Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem menyayangkan tindakan aparat Kepolisian dibantu TNI dalam penanganan massa yang rusuh di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/02) siang.
Kepada wartawan via telepon, Kamis malam Theo menyebut ada 9 orang warga meninggal dunia dalam peristiwa yang dipicu isu penculikan anak tersebut, 7 diantaranya meninggal akibat terkena tembakan peluru, sementara 2 lainnya akibat luka bacok dan panah. Sementara korban luka sebanyak 17 orang.
"Ini bentrok terjadi antara warga dengan aparat TNI-Polri. Ini ada apa? kenapa aparat harus mengeluarkan tembakan? Ini harus diselidiki," ungkapnya prihatin.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan kerusuhan terjadi berawal dari adanya isu terkait penculikan anak.
"Awalnya itu ada mobil kelontong yang diberhentikan oleh 2 orang warga di Sinakma, pada kamis siang karena dicurigai telah melakukan penculikan anak," ungkap Benny.
Lalu informasi itu diterima kepolisian. Kapolres Wamena langsung menuju ke tempat kejadian perkara untuk bernegosiasi dengan massa dan kemudian meminta permasalahan ini diselesaikan di Polres.
Pada saat negoisiasi terjadi, lanjut Benny, ada sekelompok massa yang berteriak dan kemudian menyerang anggota. Lalu hal itu memicu adanya perlawanan massa dengan aparat kepolisian.
“Hal itu kemudian direspon dengan meminta penebalan pasukan dari BKO Brimob dan Kodim. Dari sana kemudian terjadi chaos (rusuh) dan tak bisa di hindarkan lagi,” jelasnya.
Massa Serang Petugas
Tak hanya menyerang petugas, ungkap Benny, massa juga melakukan pembakaran terhadap kios-kios milik warga di Sinakma. Bahkan masyarakat di sekitar lokasi kejadian ketakutan dan kemudian menyelamatkan diri dari amukan massa.
“Orang yang dituduhkan menculik anak saat ini sudah diamankan di Polres. Saat itu massa juga tidak terima dan meminta untuk melepaskannya agar di hakimi, tentu hal ini tak dibenarkan,” tegas Benny.
Selain menimbulkan korban jiwa dan luka dari warga sipil, Benny menyebut ada juga korban dari anggota Polisi yang terkena panah dan lemparan batu dari massa.
Benny menegaskan, kepolisian akan mengusut tuntas kasus ini termasuk memproses hukum para pelaku yang menebarkan isu provokatif tentang adanya penculikan anak hingga berujung peristiwa anarkis.
“Tentunya kita akan cari siapa dalang yang menyebarkan isu penculikan anak dan juga provokator serta pembakaran kios-kios milik warga termasuk sampai adanya korjan jiwa,” tegasnya.
Bahkan kepolisian, kata Benny, juga akan melakukan audit internal terhadap langkah-langkah kepolisian dalam penanganan massa yang melakukan tindakan anarkis. Bahkan seluruh korban juga akan di investigasi penyebab kematiannya.
“Nanti kita akan investigasi terhadap para korban meninggal maupun luka-luka. Ini sedang berjalan, jadi kita belum bisa simpulkan apa penyebab para korban meninggal, karena ada juga korban yang luka bacok dan luka panah,” tuturnya.
Saat ini lanjut ia, langkah kepolisian lebih terfokus untuk menenangkan massa agar tidak ada lagi peristiwa yang sama terjadi. Kepolisian saat ini terus berjaga-jaga dibantu TNI untuk melakukan kegiatan yang ditingkatkan salah satunya dengan melalukan patroli.
“Situasinya saat ini disana masih rawan terkendali. Anggota disana siap siaga dan melakukan patroli guna mencegah adanya hal-hal yang tak diinginkan terjadi,” tuturnya.
“Kepala daerah setempat bersama Kapolres dan Dandim juga berupaya melakukan penggalangan terhadap tokoh-tokoh masyarakat agar kerusuhan tidak berlanjut dan tidak meluas,” katanya.
Ia mengharapkan agar semua pihak bisa ikut terlibat menenangkan suasana di Kota Wamena, sehingga stabilitas keamanan bisa kembali normal. Aparat akan terus bekerja keras agar masyarakat kembali mendapatkan rasa aman dan nyaman untuk beraktivitas.
“Kita doakan agar kasus ini tak lagi terjadi dan meluas. Tentunya itu bisa tercipta dengan dukungan semua pihak, khususnya tokoh-tokoh masyarakat setempat,” pintanya.**