MENU TUTUP

Pj Gubernur Papua Tengah dan Forkopimda Merespon Cepat Kasus Rudapaksa di Nabire, Bantah Ada Pembiaran

Rabu, 10 April 2024 | 08:51 WIB / Andi Riri
Pj Gubernur Papua Tengah dan Forkopimda Merespon Cepat Kasus Rudapaksa di Nabire, Bantah Ada Pembiaran Pj Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk

JAYAPURA, wartaplus.com - Kasus rudapaksa terhadap dua orang wanita yang dilakukan sekelompok pria, bersamaan dengan aksi unjuk rasa Anti Milterisme, kawasan Jayanti, Nabire, Jumat, 5 April pekan lalu, mendapat perhatian serius dari Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk.

Pj Ribka mengecam keras aksi yang dilakukan sekelompok orang tersebut, dan meminta aparat Kepolisian mengusut tuntas kasusnya dan pelakunya bisa segera diitangkap.

Bersama Forkopimda Nabire (Pj Bupati, Dandim, Kapolres Nabire) MRP, Kabinda, Kabais, PJ Sekda Papua Tengah, merespon cepat dengan mengunjungi korban rudapaksa yang dirawat di rumah sakit setempat.

Di hari yang sama Pj Gubernur dan rombongan juga menjenguk satu korban anak kecil yang terkena lemparan batu dalam aksi unjuk rasa berujung ricuh tersebut.

Kepada wartawan di Jayapura, Selasa (09/04/2024) sore,  Pj Gubernur menegaskan, respon cepat yang dilakukan juga untuk membantah adanya tanggapan segelintir masyarakat yang menyebut pemerintah terkesan membiarkan kasus ini.

"Kami langsung temui para korban, forkopimda lengkap, tapi karena ada privasi yang perlu dijaga sehingga hanya ibu ibu yang diijinkan masuk," ungkap Pj Ribka.

Kepadanya para korban bercerita tentang kronologis kejadian yang menimpa mereka. "Keduanya masih dalam keadaan sadar saat bercerita," tukasnya.

Berikan Santunan

Sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap kedua korban rudapaksa dan juga korban anak kecil yang terluka , Pj Ribka mengaku tak hanya datang menjenguk untuk memberikan semangat, tetapi dalam kesempatan itu, ia juga turut menyerahkan uang santunan.

"Mereka sampaikan terimakasih atas perhatian gubernur dan forkopimda yang sudah langsung hadir menjenguk mereka, pihak keluar juga sampaikan, sudah menerima kejadian ini dengan lapang dada," ujarnya.

Pasca kejadian, aku Ribka, sampai saat ini situasi di kota Nabire, ibukota Provinsi Papua Tengah masih terpantau kondusif.

"Memang ada kejadian itu, tapi dia tidak menyebar ke wilayah lain. Yang tidak aman hanya di daerah lokasi kejadian, dan itu lokasinya sangat jauh dari pusat kota," terangnya.

Respon cepat juga dilakukan Pj Gubernur menyikapi aksi pembakaran sebuah rumah milik penjaga musholla atau marbut, yang dibakar orang di hari yang sama dengan aksi unjuk rasa.

"Kita juga langsung mendatangi korban kebakaran dan serahkan santunan serta bantuan biaya pembangunan rumah dan juga musholla yang terbakar," akunya.

Termasuk respon cepat Pemprov Papua Tengah dua anak yang terkena tembakan saat terjadi kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok kriminal bersenjata (kkb) di Intan Jaya, pada Senin, 8 April lalu.
"Satunya memang meninggal dunia, dan yang masih hidup langsung kita bantu evakuasi ke RS Nabire. Dan kami pemerintah juga sudah santuni," tukasnya.

Sementara itu terkait kasus kasus kekerasan yang terjadi, PJ Ribka menegaskan, telah meminta kepada pihak keamanan agar mengusut tuntas kasus kasus tersebut.

"Biarlah aparat keamanan yang bekerja mengusut tuntas kasus tersebut," tegasnya.

Komnas HAM Apresiasi

Di tempat yang sama, Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey mengapresiasi respon cepat yang dilakukan Pj Gubernur dan Forkopimda dalam menanggapi kasus kasus kekerasan yang terjadi dan menimbulkan korban warga sipil.

"Ini wujud pemenuhan HAM, wujud dari tanggung jawab negara untuk melakukan seluruh daya dan upaya. Ini sudah dilakukan oleh ibu Pj Gubernur," ucapnya.

Menurut Frits, sejatinya otoritas ini yang harus dipakai oleh seluruh otoritas sipil (kepala daerah) dalam menyikapi kasus kekerasan yang terjadi.

"Karena jika dibiarkan, yang datang malah aparat keamanan TNI Polri dan itu tidak bisa menyelesaikan masalah. Malah terjadi stagnan dan memumculkan kerenggangan," tukasnya.

"Oleh karena itu Komnas HAM sangat mengapresiasi, dan berharap kebijakan ini bisa menjadi contoh untuk otoritas sipil atau kepala daerah lainnya di Papua terutama daeran yang masuk dalam kategori rawan konflik,"harapnya.**


BACA JUGA

7 Hari Berlalu 7 Pekerja Belum Ditemukan, Katri Krisnati: Kami Terus Berupaya

Senin, 15 September 2025 | 19:54 WIB

7 Hari Sudah Terjebak 7 Pekerja Belum Ditemukan, Komnas HAM Akan ke Freepot

Senin, 15 September 2025 | 11:03 WIB
Infografis

Riwayat Kecelakaan di Freeport Indonesia 12 Tahun Terakhir

Senin, 15 September 2025 | 07:26 WIB

LEMASA dan LEMASKO Dukung PTFI dalam Evakuasi Pekerja di Tambang Bawah Tanah

Minggu, 14 September 2025 | 16:15 WIB

7 Pekerja Belum Ditemukan, VP Corcom PTFI Katri Krisnanti: Mohon Doa Penyelamatan dan Keselamatan

Minggu, 14 September 2025 | 14:46 WIB
TERKINI

7 Hari Berlalu 7 Pekerja Belum Ditemukan, Katri Krisnati: Kami Terus Berupaya

8 Jam yang lalu

7 Hari Sudah Terjebak 7 Pekerja Belum Ditemukan, Komnas HAM Akan ke Freepot

17 Jam yang lalu

Apel Pagi Pemda Puncak Jaya: Pj Sekda Yubelina Dorong Partisipasi ASN dan Perkuat Ekonomi Lokal

21 Jam yang lalu
Infografis

Riwayat Kecelakaan di Freeport Indonesia 12 Tahun Terakhir

21 Jam yang lalu

LEMASA dan LEMASKO Dukung PTFI dalam Evakuasi Pekerja di Tambang Bawah Tanah

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com