Konflik Sosial di Puncak Jaya, Polisi Tangkap Tiga Panglima Perang

MULIA, wartaplus.com - Konflik sosial akibat Pilkada di Puncak Jaya masih terus berlanjut hingga kini.
Aparat keamanan TNI Polri terus berupaya untuk melerai dua kubu yang terlibat konflik.
Patroli dan Razia terus digelar untuk meminimalisir terjadinya aksi saling serang dari dua kubu massa pendukung paslon Bupati.
Razia dipimpin langsung Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare didampingi Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, SE, MM, tiga perwira menengah Pamatwil Polda Papua Tengah, Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara, Dandim 1714 Puncak Jaya Letkol Inf Irawan Setya Kusuma.
Dalam razia ini, ratusan alat perang dan senjata tajam berhasil disita. Tidak hanya itu, tiga orang Panglima Perang dari dua kubu berhasil diamankan.
Kapolda turut melakukan penggeledahan rumah dan honai milik warga untuk mengamankan alat perang baik busur, anak panah, parang hingga ketapel.
Razia terhadap alat perang ini, melibatkan ratusan personal gabungan TNI - Polri yang terbagi dalam beberapa regu, melakukan razia di basis kubu paslon bupati 01, Yuni Wonda - Mus Kogoya maupun paslon bupati 02 Miren Kogoya - Wendy Wonorengga, yang ada di berbagai sudut kota Mulia.
Warga sempat menyembunyikan alat perang tersebut ke dalam semak-semak, namun aparat gabungan TNI - Polri berhasil menemukan dan mengamankannya.
Razia yang digelar dalam beberapa hari ini, setidaknya ada ratusan alat perat dan sajam yang berhasil disita.
Usai razia, Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare mengakui jika razia lanjutan terhadap alat-alat perang.
"Hari ini, kita lanjutkan razia alat-alat perang itu. Tetapi dengan target tambahan yakni panglima-panglima perang atau kepala-kepala perang dari kedua kubu paslon sudah kita amankan," katanya.
"Saat ini, sudah kita amankan 3 orang. Satu orang dari kubu 02, sedangkan dari kubu 01 itu ada dua orang sudah kita amankan. Kami mohon dukungan untuk memproses hukum terhadap mereka, sehingga harapan kita tidak ada lagi perang di hari esok dan seterusnya," sambungnya.
Kapolda berharap kepada para tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk membantu memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Mulia, Puncak Jaya bahwa perang itu tidak baik.
"Perang itu tidak baik, banyak merugikan kita. Banyak korban jiwa, banyak korban material atau rumah-rumah yang terbakar, bahkan gedung sekolah pun dibakar," imbaunya.
Kapolda Alfred Papare secara tegas mengatakan jika aparat keamanan akan mengambil langkah-langkah tegas terhadap kejadian di Puncak Jaya.
"Kita tidak mau lagi berkompromi untuk melakukan penyelesaian secara damai yang diatur oleh adat. Dan itu sudah kita tegaskan mulai hari ini," tegasnya.
Bahkan, Kapolda mengakui jika pihaknya berencana memanggil kedua paslon Bupati Puncak Jaya.
"Apabila terbukti juga terlibat dalam perang ini atau yang bertanggungjawab, maka kita akan lanjutkan ke proses hukum," tegasnya lagi.
Sementara itu, Pj Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, SE, MM mengatakan jika sejak 5 Februari 2025, pihaknya sudah melakukan secara adat untuk proses perdamaian sampai selesai, namun hal itu tidak diindahkan, bahkan beberapa kali terjadi perang hingga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
"Kami pemerintah mengambil sikap dan tidak lagi kompromi. Kami mendukung langkah penegakan hukum sesuai yang disampaikan bapak Kapolda. Mulai hari ini, tidak ada komentar atau tanggapan dari saya, karena semua diambil alih oleh TNI - Polri dan itu menuju ranah hukum," ujarnya.
"Jika kita masuk ke adat, itu waktunya sudah habis. Tujuan pemerintah, TNI dan Polri itu baik, hanya masyarakat di Puncak Jaya kembali menjadi baik dan damai, itu yang kami lakukan," tutupnya.(rilis)