Kopi Papua Bukukan Transaksi Dagang Senilai Rp1,6 Miliar di World of Coffee Jakarta 2025

JAKARTA, wartaplus.com - Koperasi Produsen Emas Hijau Papua yang merupakan UMKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua (KPw BI Papua), membukukan transaksi dagang senilai Rp1,6 miliar dalam ajang World of Coffee (WoC) Jakarta 2025.
Sebanyak tujuh Letter of Intent (LoI) berhasil ditandatangani dengan total volume mencapai 9,8 ton kopi.
WoC Jakarta 2025 berlangsung pada15–17 Mei 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dan dihadiri oleh ribuan pengunjung dari berbagai negara dan pelaku industri kopi global.
Partisipasi kopi Papua dalam ajang WoC Jakarta 2025 merupakan rangkaian Road to Festival Kopi Papua ke-8 yang akan digelar di Jayapura pada Agustus 2025.
Penandatanganan LoI kopi Papua melibatkan pembeli dari dalam dan luar negeri, dengan rincian sebagai berikut:
1. Cairo Coffee Collective (Mesir) dengan volume 1 ton atau senilai Rp180 juta;
2. Overhead (Indonesia) dengan volume 0,2 ton atau senilai Rp38 Juta;
3. United Coffee Brand (Dubai) dengan volume 5 ton atau senilai Rp900 juta;
4. Soo Coffee Enterprise (Malaysia) dengan volume 0,5 ton atau senilai Rp80 juta;
5. Coffee Beyond Borders (Indonesia) dengan volume 1 ton atau senilai Rp135 juta;
6. Bianco Cafe (Bahrain) dengan volume 0,1 ton atau senilai Rp45 juta;
7. Ontosoroh Coffee (Indonesia) dengan volume 2 ton atau senilai Rp180 juta.
"Pencapaian ini meningkat dibandingkan dengan WoC Copenhagen 2024 yang mencatat transaksi sebesar Rp1,45 miliar," kata Kepala Kpw Bank Indonesia Papua, Faturachman dalam rilis persnya, Senin (19/05/2025).
Hal tersebut menunjukkan bahwa produk kopi Papua mampu bersaing secara global dan menjadi contoh nyata keberhasilan pendekatan kolaboratif antara koperasi, petani, dan Bank Indonesia dalam mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru dan inklusif.
Kopi yang ditampilkan oleh Koperasi Emas Hijau Papua berasal dari dataran tinggi Papua pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut dan telah melalui proses pasca panen yang telah terstandar.
Cita rasanya yang khas serta pendekatan budidaya yang mengedepankan keberlanjutan menjadi daya tarik tersendiri di mata para pengunjung.
Penggunaan bahan organik dan keterlibatan masyarakat adat dalam rantai produksi juga menjadi nilai tambah yang diapresiasi oleh para pembeli internasional.
Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas akses pasar UMKM Papua sertameningkatkan daya saing dan kualitas produk.
"Ke depan, KPw BI Papua akan menindaklanjuti hasil WoC melalui program pendampingan serta post event activities untuk peningkatan kapasitas produksi serta fasilitasi business matching dengan lembaga pembiayaan, guna memperkuat kesiapan ekspor dan perluasan pasar," pungkas Faturachman.**