MENU TUTUP

Karoshi, Peristiwa Dimana Orang Meninggal Akibat Beban Kerja

Jumat, 20 Juli 2018 | 17:48 WIB / rmol
Karoshi, Peristiwa Dimana Orang Meninggal Akibat Beban Kerja Ilustrasi - istimewa

WARTAPLUS - Orang Jepang dikenal sebagai pekerja keras. Mereka kerap bekerja tanpa kenal waktu, hingga melampaui batas kemampuan tubuh. Di forum-forum diskusi, pujian sering dialamatkan pada mereka terkait gairah bekerja dan disiplin yang tinggi. Tapi tahukah Anda? Di balik itu, ada fakta suram, yaitu kematian diam-diam mengintai mereka.

Di tahun 1970-an, ditemukan istilah karoshi, yang artinya kematian karena terlalu banyak kerja. Seperti dikabarkan di laman Business Insider, karoshi telah memakan korban karyawan yang melakukan bunuh diri atau menderita gagal jantung dan stroke karena tuntutan jam kerja yang panjang.

Pemerintah Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kasus karoshi, tetapi para ahli khawatir langkah-langkah tersebut tidak cukup efektif.

Contoh kasus kematian karyawan akibat gaya hidup karoshi, yaitu jurnalis berusia 31 tahun, Miwa Sado. Dia dilaporkan bekerja selama 159 jam lembur dalam satu bulan di kantor berita NHK, Sado meninggal karena gagal jantung pada Juli 2013. Kematiannya dipastikan akibat karoshi pada awal Oktober 2017.

Sebelum itu, Matsuri Takahashi, 24 tahun, bekerja lembur 105 jam dalam sebulan di biro iklan Jepang Dentsu. Takahashi melompat dari atap majikannya pada Hari Natal 2015. Tadashi Ishii, presiden dan CEO Dentsu, mengundurkan diri sebulan kemudian.

Konsep karoshi di Jepang dapat ditelusuri kembali ke masa setelah Perang Dunia II. Selama awal 1950-an, Perdana Menteri Shigeru Yoshida membuat pembangunan kembali ekonomi Jepang sebagai prioritas utamanya.

Dia meminta perusahaan-perusahaan besar supaya menawarkan status karyawan tetap seumur hidup kepada pekerja mereka. Sebagai timbal baliknya, perusahaan dapat memberlakukan syarat agar para karyawan itu bekerja dengan komitmen tinggi dan kesetiaan.

Perjanjian itu berhasil. Perekonomian Jepang sekarang termasuk yang terbesar di dunia, dan itu sebagian besar karena upaya Yoshida sekitar 67 tahun lalu.

Namun dalam satu dekade setelah digaungkannya konsep Yoshida tersebut, pekerja Jepang mulai melakukan bunuh diri dan menderita stroke atau gagal jantung karena beban stres yang sangat besar dan kurang tidur.

Awalnya, penyakit itu dikenal sebagai "kematian mendadak akibat kerja", karena kematian itu terutama terkait pekerjaan, menurut para peneliti yang mempelajari sejarah karoshi. Dalam upaya mereka untuk membuat kesan yang baik pada bos, para karyawan rela berjam-jam berjibaku dengan pekerjaan.

Laporan tahun 2016 yang memeriksa kasus karoshi dan penyebab kematian mereka, menemukan bahwa lebih dari 20 persen responden dalam survei terhadap 10.000 pekerja Jepang, mereka bekerja setidaknya 80 jam lembur sebulan.

Tak jarang karyawan muda di Jepang bekerja lembur. Bos berharap mereka bekerja dengan datang lebih awal dan pulang terlambat, bahkan sering sampai larut malam. Misalnya Takehiro Onuki, seorang salesman berusia 31 tahun, sering tiba di kantor pukul 8 pagi dan baru pulang tengah malam. Onuki hanya dapat melihat istrinya pada akhir pekan.


BACA JUGA

Bantu Kembangkan UMKM Mama Papua, Polres Jayapura Bangun Galeri Kerajinan Noken

Selasa, 23 April 2024 | 06:30 WIB

Mencuri BBM, Bapak dan Anak di Merauke Terpaksa Meringkuk Dibalik Jeruji Besi

Selasa, 23 April 2024 | 06:01 WIB

Anak Asli Papua Terbaik Bisa Maju Sebagai Cagub

Senin, 22 April 2024 | 20:18 WIB

Kepala Suku: KKB Merugikan Banyak Pihak, TNI Polri Tolong Berikan Bertindak Tegas

Minggu, 21 April 2024 | 14:59 WIB

Siapapun Anak Papua Bisa Mencalonkan Diri Sebagai Cagub Papua

Jumat, 19 April 2024 | 17:51 WIB
TERKINI

Peralihan Uang Kartal ke Uang Digital, Penyebab Turunnya Realisasi SERAMBI 2024 di Papua

1 Jam yang lalu

Pemprov Papua Dukung Audit Rinci LKPD 2023, Kepala OPD Diminta Siapkan Data

16 Jam yang lalu

Respon Cepat Pemprov Papua Tengah dan PJN Nabire Atasi Longsor di Jalan Trans Paniai

16 Jam yang lalu

Ketua TP-PKK Puncak Jaya Resmi Dilantik Sebagai Ketua Pembina Posyandu

17 Jam yang lalu

Perempuan Tangguh di Garda Terdepan Pertambangan PTFI

19 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com