Resmikan Gedung Holey Narey WWF, Ani Rumbiak: Konservasi Harus Jadi Tanggung Jawab Bersama
JAYAPURA,- Staf Khusus bidang Pemerintahan Provinsi Papua, Annie Rumbiak, meresmikan Gedung Holey Narey milik kantor WWF-Indonesia Program Papua, Rabu (8/8).
Kepada wartawan usai peresmian, Annie memberikan apresiasi kepada WWF-Indonesia Program Papua yang telah membangun gedung Holey Narey. Menurutnya gedung ini dapat bermanfaat untuk menghimpun generasi muda Papua untuk mengenal tentang lingkungan dan menjaga alam Papua.
“Anak-anak muda ini bisa kita latih untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana menyelamatkan hutan yang ada di Papua ini, khusunya hutan konservasi,” katanya.
Ani menjelaskan, penyelamatan hutan di Papua bukan hanya tugas dari pemerintah maupun WWF atau LSM lainnya, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk menyelamatkan hutan.
“Isu penyelamatan hutan dan lingkungan di Papua tidak hanya dikerjakan oleh pemerintah, tetapi semua komponen masyarakat, baik tokoh adat, agama, pemuda dan semua lapisan masyarakat. Kita harus duduk bersama dan melihat masalahnya, dengan demikian kita bisa mendapat jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya,” jelasnya.
Ani menambahkan, saat ini pemerintah Provinsi Papua telah berkomitmen untuk melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai amanat Undang-Undang.
“Penyusunan KLHS diharapkan melahirkan kebijakan, rencana dan program-program yang mempertimbangkan lingkungan hidup dan keberlanjutan,” katanya.
Selain itu kata Ani, pembangunan yang berkelanjutan, tidak lepas dari pembangunan manusianya. Pembangunan manusia yang menitikberatkan pada peningkatan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro menyampaikan, dengan peresmian gedung Holey Narey ini maka akan membantu pemerintah Kabupaten Jayapura dalam menjaga kawasan cagar alam Cycloop.
“Kita harap dari tempat ini lahir aktivis-aktivis lingkungan yang bisa membantu pemerintah dalam menjaga cagar alam cycloop dan danau Sentani. Serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ucapnya.
“Kita berikan apresiasi kepada WWF Program Papua yang tidak pernah lelah untuk menyuarakan penyelamatan lingkungan,” tambahnya.
Selain itu kata Giri, Pemerintah kabupaten Jayapura, juga mendukung penuh pengembangan ekonomi kreatif masyarakat berbasis pengelolaan lingkungan seperti yang dilaksanakan oleh kelompok Isyo di kampung Rhepang Muaif yakni ekowisata “Bird Watching” atau pemantauan burung cenderawasih.
“Untuk itu keberadaan Gedung Holey Narey ini diharapkan mampu meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam berbagai upaya bukan saja konservasi tetapi pengembangan masyarakat, peningkatan kesadartahuan tentang lingkungan dan kearifan lokal masyarakat. Sehingga kehidupan yang sinergis dan seimbang antara manusi dan alam dapat terwujud,” ungkapnya.
Disinggung soal banyaknya masyarakat yang mulai masuk ke cagar alam cycloop dan membangun pemukiman, Giri menyampaikan bahwa pihaknya terus menghimbau masyarakat untuk tidak masuk ke kawasan cagar alam cycloop.
“Kita sudah mengingatkan mereka untuk tidak masuk sampai cycloop. Kita juga sudah libatkan putra-putri asli sini untuk menjaga cycloop, semoga ini bisa berhenti dan tidak terjadi lagi,” bebernya.
Sementara itu, Direktur WWF Program Papua, Benja Victor Mambai, mengungkapkan, dengan hadirnya Gedung Holey Narey, maka WWF Papua akan menyiapkan mudul-mudul untuk memberikan pengajaran bagi mahasiswa, NGO, dan masyarakat umum.
“Kami bisa membagikan modul-mudul yang kami miliki dan kita diskusi tentang upaya penyelamatan lingkungan. Disini juga tersedia sejumlah fasilitas yang dapat digunakan untuk mengedukasi anak-anak tentang satwa endemik Papua, maupun hutan Papua,” bebernya.
Lanjut Benja, nama Holey Narey diambil dari bahasa daerah sentani. Holey berarti Lingkungan Hidup yang baik dan nyaman serta Narey g berarti mahluk hidup yang tinggal dilingkungan tersebut.
“Dengan demikian Gedung Holey Narey mengandung filosofis mahluk hidup yang tinggal dilingkungan hidup yang baik dan nyaman,” jelasnya.
Ditambahkan, gedung Holey Narey menggunakan kapasitas listrik sesuai peruntukan dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip green office, mulai dari pembatasan pemakaian tissue lewat kampanye 30 claps, pembatasan penggunaan kertas, pelarangan penggunaan botol minuman kemasan dan single plastic used. *