Paulus Waterpauw Inginkan Ada Generasi Penerus Anak Papua Memimpin Daerah Lain
WAMENA,-Pejabat tinggi (PATI) pada LEMDIKLAT Polri Irjen Pol Paulus
Waterpauw, sekaligus personel tertua di Kepolisian, khususnya pada kalangan anak-anak Papua, memerintahkan polisi asli Papua ikut
mensosialisasikan Nawacita Presiden dan kebijakan negara kepada masyarakat di daerah pinggiran, yang mungkin tidak dijangkau aparat
pemerintah lainnya.
Paulus Waterpauw saat jumpai dalam doa syukuran di Wamena, juga
mengharapkan generasi polri putra daerah bekerja dengan baik, loyal
terhadap pimpinan, institusi dan menjadi harapan rakyat.
Ia telah membuktikan jika orang Papua juga bisa memimpin di daerah lain dan
menginginkan agar ada generasi penerus yang bisa mengikuti jejak
tersebut.
"Misalnya di daerah pinggiran paling ujung-ujungkan belum tentu ada
aparat sipil yang bisa masuk, mungkin aparat kita yang dibantu oleh TNI. Itu masuklah, layani masyarakat dengan baik, bangun komunikasi, pasti mereka mengerti tentang kebijakan negara,"ungkapnya Senin (24/9) di gedung Soska Wamena.
Pejabat tinggi (PATI) pada LEMDIKLAT Polri penugasan pada Lemhanas ini mengatakan rakyat di Papua mengharapkan kehadiran polisi sehingga putra-putri Papua baik perwira, brigadir, bintara maupun tamtama harus memberikan sentuhan kerja yang maksimal kepada rakyat.
"Orang lain mungkin rasa takut untuk mendekati masyarakat kita (masyarakat asli Papua) dengan berbagai kondisi dan geografis, kita
datang saja. Dan itu saya pikir tidak ada masalah,"katanya.
Mantan Kapolda Sumatera Utara ini mengatakan jika polisi non asli
Papua bekerja normal-normal maka polisi asli Papua harus bekerja lebih. Di dalam kepolisian promoter, bekerja yang profesional, moderen sehingga ada kepercayaan dari rakyat.
Mantan Kapolda Papua barat dan Papua itu hadir di Jayawijaya untuk
melakukan doa bersama tokoh agama, karena sebelum ditugaskan di Sumatera Utara, Paulus sempat malakukan doa bersama pemimpin umat di Wamena.
"Jadi saya dilepas dengan sebuah doa (ke Sumut), sekarang saya kembali
dengan sebuah rasa syukur, untuk meminta juga doa syukur dari hamba-hamba Tuhan dan pemimpin umat yang ada di sini, yang dikomunikasikan oleh FKUB,"katanya.
Ditempat yang sama Ketua FKUB Jayawijaya Pdt. Esmond Walilo mengakui ini merupakan budaya dari pegunungan, kalau sudah mengutus orang untuk pergi perang atau membawa kabar ke negeri orang atau ke tempat lain itu harus pulang kembali. Seperti yang dilakukan Irjen Pol Paulus Waterpauw saat ini, pertanggungjawabkan apa yang dilakukan disana sehingga orang tua harus tahu mandata yang diterima itu telah dilakukan secara sempurna.
“Irjen Pol Paulus Waterpauw adalah representasi dari Orang Papua,
meskipun pergi memimpin didaerah lain orang tetap melihatnya sebagai
orang Papua, walaupun kita dilembah dan beliau di daerah pantai tapi
kita bangga ada orang Papua yang bisa dipercayakan negara ini
memengang tanggunjawab yang besar seperti dulu menjabat Kapolda
Sumut,”ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan tokoh agama pegunungan tengah Papua Pdt
Yoram Yogobi, pihaknya sangat bangga kepada Irjen Pol Paulus Waterpauw
yang mana telah menunjukan prestasinya menjadi Kapolda selama 14 Bulan di Sumatra Utara, Papua harus bangga karena beliau memberikan satu warna kepada masyarakat diluar Papua jika orang Papua juga bisa memimpin.
“Beliau telah memberikan sebuah contoh jika orang Papua tidak seperti
yang dipikirkan dan hanya mendapat stigma yang cukup besar jika orang
Papua hanya bisa yang dibawah saja. Tetapi dalam level kepala kepolisian daerah, Paulus Waterpauw telah melaksanakan tugasnya dengan baik,”ujarnya.*