MENU TUTUP

Bertentangan Adat Papua, Bisnis Peti Jenazah Kosong Dibongkar Warga Borasi

Sabtu, 03 November 2018 | 07:41 WIB / Albert
Bertentangan Adat Papua, Bisnis Peti Jenazah Kosong Dibongkar Warga Borasi Warga Borasi dipimpin RT/RW dan Parlemen Jalanan Unit Borasi secara spontan membongkar gudang dan keluarkan peti jenazah kosong/Albert

MANOKWARI,- Warga Borasi Manokwari, bersikeras memindahkan peti jenazah yang menyita perhatian karena didatangkan dalam jumlah cukup banyaki. Menurut warga, pengadaan peti-peti tersebut bertentangan dengan adat istiadat warga Papua, terutama ajaran Kristen.

Sebanyak 119 peti kosong berbahan fiber dan perlengkapan jenazah seperti bantal kepala, kain putih, sarung tangan, jas, gambar Yesus Kristus dan salib, dimuat dalam satu kontainer. Semua perlengkapan jenazah itu  akan ditampung di salah satu gudang milik seorang pengusaha di kompleks Borasi, Kelurahan Padarni, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Pantauan pada Kamis (1/11) malam, warga Borasi dipimpin RT/RW dan Parlemen Jalanan Unit Borasi secara spontan membongkar gudang dan keluarkan peti jenazah kosong sebanyak 29 buah. 

Selanjutnya pada Jumat siang kembali warga  Borasi dan parjal melakukan pembongkaran gudang itu dan mengeluarkan 90 peti kosong tersisa dan dimuat kembali ke container di Pelabuhan Manokwari.

Ketua RW Borasi, Abner Korwa bersama Yan Arwam, Ronald Mambieuw dan warga Borasi menyaksikan pembongkaran tersebut. Mereka juga sepakat mengembalikan peti kosong itu, sehingga pada Jumat sore semuanya dimuat menggunakan truk.

Sebelumnya Ketua MRPB Maxsi Ahoren, Wakapolres Kompol Winarto dan Parjal Manokwari datangi pemilik barang-barang dan berkoordinasi agar keluarkan semua peti jenazah itu.

Menurut Ketua RW Borasi Abner Korwa bahwa peti kosong itu salah satu hal yang tabu bagi orang Papua, terutama umat Nasrani, sebab secara tidak langsung peti kosong itu mengundang kematian dan sangat sakral bagi umat Kristen.

Korwa juga mengaku pemilik ratusan peti kosong itu tidak berkoordinasi dengan aparat pemerintah, warga setempat dan pihak gereja. Di samping itu bisnis tersebut tanpa dokumen izin usaha.

Berdasarkan informasi yang diterima salah satu tetangga pemilik perlengkapan jenazah itu menyebutkan bahwa satu paket peti seharga Rp 14 juta. *


BACA JUGA

TERKINI

Satu Orang Diamankan Saat Pengejaran Pelaku Penyerangan Patroli Satgas 527/BY di Paniai

18 Jam yang lalu

Pangdam Cenderawasih Dampingi Kasad Kunker ke Wilayah Merauke Papua Selatan

19 Jam yang lalu

Kurikulum Merdeka Bagi Seluruh Anak Indonesia

1 Hari yang lalu

Pemprov Papua: Penerapan Merdeka Belajar Butuh Kerja Sama Orang Tua

1 Hari yang lalu

Memikul Tanggung Jawab Renteng Pendidikan Akhlak Generasi Emas

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com