12 Jam Mencari BBM Kini Tinggal Kenangan
MISOOL,-Jarak bukan menjadi penghalang bagi PT Pertamina MOR VIII untuk menjangkau masyarakat daerah Tertinggal untuk sama-sama merasakan BBM Satu Harga sebagaimana diwilayah Indonesia lainnya.
Seperti yang dirasakan warga Kampung Waigama, Distrik
Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat yang Kamis (14/11) atas peresmian SPBU Kompak oleh Pertamina bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN), Ditjen Migas Kementerian ESDM, Bupati Raja Ampat, Anggota Komisi IV DPR RI, Michael Wattimena, Dandim 1715/Raja Ampat, Letkol Inf. Josep Kaiba dan unsur Pemerintah Daerah setempat.
Sebelum SPBU Kompak Waigama beroperasi, masyarakat Distrik Misool Utara memperoleh BBM dari Misool Selatan yang ditempuh dengan transportasi laut selama 12 jam karena akses darat dari Misool Utara ke Misool Selatan belum tersedia.
Keberadaan SPBU Kompak Waigama yang dikelola Jamalia Tafalas ini menjadi jawaban bagi masyarakat Misool Utara karena dengan alokasi total 95 KL yaitu 80 KL untuk BBM jenis Premium dan 15 KL untuk BBM jenis Solar akan memenuhi kebutuhan transportasi dan meningkatkan produktivitas nelayan di kawasan ini.
Region Manager Retail Fuel Marketing Region VIII, Fanda Chrismianto dalam sambutan pembukaan acara peresmian ini menyatakan bahwa seluruh titik BBM Satu Harga di wilayah Papua Barat tahun 2018 telah beroperasi dan diresmikan.
"SPBU Kompak Distrik Misool Utara ini merupakan titik ketiga yang diresmikan di wilayah Papua Barat tahun 2018. Sebelumnya, telah diresmikan titik BBM Satu Harga di Teluk Bintuni dan Maybrat sehingga di Papua Barat sudah terealisasi 100 persen. Distrik Misool Utara yang berjarak sekitar 207 km dari Kota Sorong memerlukan waktu tempuh kurang lebih 17 jam untuk mengangkut BBM menggunakan moda transportasi laut dan darat. Diresmikannya SPBU Kompak di Distrik Misool Utara sebagai bagian dari Program BBM Satu Harga merupakan wujud komitmen pemerintah dan Pertamina untuk hadir menyediakan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya yang terletak di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)," ujar Fanda.
Pertamina berharap agar kehadiran titik BBM Satu Harga ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat Distrik Misool Utara dan sekitarnya.
Sementara itu, Anggota Unsur Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional (AUPK DEN), Achdiat Atmawinata dalam sambutannya menyatakan bahwa program BBM Satu Harga di Misool merupakan implementasi dari komitmen pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran.
"Pemerintah bersama Pertamina terus berkomitmen untuk terus menambah jumlah Lembaga Penyalur BBM di seluruh wilayah Indonesia agar semua masyarakat dapat menikmati energi secara adil dan menjadi modal untuk membangun Indonesia dari pinggiran sesuai dengan amanat Undang-undang dan nawacita. Peresmian di Misool ini menjadi titik ke 88 dari 160 titik target BBM satu harga hingga 2019 mendatang," ujarnya.
Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati menyampaikan apresiasi kepada Pertamina dan pemerintah atas beroperasinya SPBU Kompak di wilayah Misool Utara.
"Kami menyampaikan apresiasi atas upaya Pemerintah melalui Pertamina untuk menyediakan BBM dengan harga yang sama seperti di wilayah lain bagi masyarakat Misool Utara. Saya berharap di daerah lainnya juga bisa merasakan hal yang sama, mengingat Raja Ampat ini merupakan gugusan kepulauan dengan tantangan yang luar biasa. Selain itu dengan adanya BBM satu harga ini juga diharapkan dapat menunjang pariwisata Raja Ampat," ujarnya.
Sedangkan Michael Wattimena berharap agar jarak geografis dan cuaca tidak mempengaruhi pendistribusian BBM ke wilayah kepulauan Raja Ampat.
"Jangan sampai 2 minggu lancar, 2 minggu terhenti. Kalau bisa Pertamina benar-benar harus mensuplai BBM jangan sampai kosong," harap Michael.
Peresmian SPBU Kompak di Waigama ini mendapatkan perhatian dari warga setempat yang memiliki penghasilan dominan sebagai nelayan. *