Wali Kota Sorong Mengaku Tidak Melecehkan MRP Hanya Mengkritisi
SORONG,-Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau mengaku statmentnya saat memberikan sambutan di kegiatan MRP Papua Barat di Kota Sorong, Selasa (11/12) bukan bentuk pelecehan kepada lembaga MRP.
Melainkan bentuk kritikan, fakta dan realitas olehnya selaku pejabat negara yang ikut memperjuangkan hak orang asli Papua yang belum dirasakan manfaatnya oleh rakyat Papua. Hal ini disampaikan Lambert, menanggapi keluhan anggota MRP PB Edi Kiriho kepada wartaplus.com, usai membuka kegiatan Pasar Murah di Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (12/12).
"Lembaga MRP itu sudah ada 16 atau 17 tahun lamanya. Kenapa Otsus yang tinggal 4 atau 5 tahun lagi berakhir ini baru bicara Raperdasus? Rakyat juga butuh regulasi untuk menyelamatkan orang Papua. Hak orang Papua tidak ada. Kami pejabat negara tidak melihat itu. Kenapa tidak menyelamatkan Orang Papua. Otsus tinggal 4 - 5 tahun. Saya kasih contoh saja, apakah ada regulasi hak orang Papua untuk jadi anggota DPR RI, Akabri, STPDN? Semua bisa masuk kesana padahal hartanya orang Papua kekayaan Papua. Orang lain bisa maju. Tidak ada pembatasan. Ini Saya menyoroti mereka agar Mereka sadar. Contoh saja masalah tanah, rekomendasi MRP untuk tanah adat apa? Tidak ada, nanti mentah dari awal lagi, Saya yang setengah mati,"sesal Lambert.
Lambert pun tidak gentar jika akan dilaporkan oleh pihak yang merasa dirugikan. Karena dirinya berkeyakinan hanya menyuarakan apa yang menurutnya realita.
"Saya harap mereka merenungkan hal itu, hadir untuk itu. Keliru kalau bilang saya lecehkan mereka, uang bukan sedikit, MRP dan DPR Otsus tidak sedikit. Gaji buat bertahun tahun di lembaga itu tidak sedikit. Regulasi seperti apa, itu yang dibutuhkan masyarakat. Tapi mereka tersinggung, Saya bukan melecehkan mereka, saya cuma menuntut tunjukan kinerja, berbuat sesuatu yang dikenang masyarakat adat,"tambah Lambert.
Lambert juga berharap, pernyataan realistisnya tersebut jangan dipolitisir. Dia mengaku sudah tidak akan maju untuk ketiga kalinya menjadi kepala daerah.
"Saya sudah tidak mungkin jadi Wali Kota lagi to, jadi saya bicara apa adanya. Ini kenyataannya. Ini tantangan buat MRP. Mereka harus energik dan bergairah buat masyarakat adat," tutup Lambert.*