Putra Papua Yang Menaklukan Kantor PBB
JAYAPURA-Bersama dengan 118 pemimpin muda dari seluruh dunia, Billy Mambrasar, putra asli Papua diundang untuk menyampaikan Pidato terbuka di Gedung Pusat PBB di New York Amerika Serikat, terkait perannya dalam mengatasi masalah aksesibilitas pendidikan dan kesenjangan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia.
Helat akbar tingkat dunia ini dilakukan oleh Yayasan Internasional United Nations Youth Assembly, bertempat di General Assembly PBB tanggal 11-17 November 2018.
118 Pemuda-pemudi dari berbagai negara ini dipilih langsung oleh divisi “United Nations Youth Assembly” melalui proses seleksi yang ketat.
Mereka yang terpilih memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik, maupun aksi nyata menjadi pemimpin di masyarakat.
Billy Mambrasar yang merupakan perwakilan Indonesia kala itu, telah lama menggeluti perjuangan mengatasi kesenjangan dalam bidang pendidikan dan ekonomi di Papua melalu organisasi sosialnya Kitong Bisa. Bersama ayahnya, Isaskar Mambrasar (Kitong Bisa Cabang Yapen), dan rekan-rekannya seperti: Meyrlin Anggai (Kitong Bisa Cabang Jayapura), Koirun Nissa Sri Mumpuni (Direktur PT Kitong Bisa Enterprise), Andre Sehralawan, Deisya Alhamid dan Sakeos Iha (Kitong Bisa Cabang Fakfak), dan Sonya Uniplaita dan Michael Kambu (Kitong Bisa Cabang Merauke), dan ratusan relawan yang mayoritasnya adalah anak muda Papua dan Indonesia yang bekerja dengan hati memberikan akses pendidikan bagi anak-anak Papua yang kurang mampu secara gratis.
Organisasi ini telah memberikan akses pendidikan cuma-cuma bagi ratusan anak Papua yang kurang mampu sejak tahun 2009.
Dalam helatan di Gedung Pusat PBB tersebut, pemuda-pemudi pemimpin dunia mengkritik keras tatanan pemerintahan yang korup dan tidak memperdulikan kebutuhan dasar masyarakatnya dalam bidang pendidikan dan kesempatan kerja.
Sebagai salah satu anggota delegasi, Billy juga berdebat keras dengan Pemimpin Kepemudaan Pusat PBB, terkait fokus organisasi ini yang masih dirasa Billy sangat “kosmetik” dan tidak menyentuh permasalahan utama pemuda-pemudi di seluruh dunia.
Bersama dengan delegasi seluruh dunia, mereka kemudian menyampaikan masukan untuk perbaikan kedepannya. Esensinya adalah bahwa para pemuda harus mengkesampingkan kebiasaannya untuk “banyak bicara” saja, tetapi utamanya harus memulai langkah nyata untuk menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.
Selain aktif di Organisasi Sosial Kitong Bisa, Billy Mambrasar juga adalah salah satu penasihat di Unit Hubungan Pusat dan Daerah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, staf ahli Social and Papuan Content di Proyek BP Tangguh di Papua Barat.
Billy juga memilki segudang prestasi akademis lainnya seperti kesuksesannya menjadi kandidat Master dari Universitas Oxford di Inggris, dan lulus sebagai Alumni Terbaik tahun 2015 dari The Australian National University dengan beasiswa penuh.
Disinggung apa akan mampu bila suatu saat ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Pertama dari Papua, Billy Menjawab singkat: “Why Not,"ujarnya.*