Greenpeace Mengkampanyekan Hutan Adat dan Laut di Papua
SORONG,-Beberapa hari lalu, kapal Rainbow Warrior milik LSM Green Peace sudah terlebih dahulu menyambangi Manokwari. Sebagai destinasi pertama perjalanan Kapal tersebut di Indonesia.
Direktur Greenpeace untuk Indonesia, Leonard Simanjuntak dalam keterangannya menjelaskan bahwa selama beberapa hari, kapal Rainbow Warrior berusaha menggaungkan kebijakan perhutanan sosial, khususnya hutan adat.
Status tersebut sangat penting karena hutan adalah salah satu penopang kehidupan masyarakat Papua. Kebutuhan pangan hingga papan bisa didapatkan dari hutan.
Tetapi, menurutnya, bumi Papua bukan hanya hutan semata. Kekayaan lautnya patut dikagumi. Kawasan Raja Ampat misalnya telah terkenal ke seantero dunia. Salah satu yang perlu dijaga adalah keindahan terumbu karangnya. Keberadaan terumbu karang kini dalam ancaman perubahan iklim global. Suhu bumi yang kian panas bukan hanya berdampak pada daratan semata. Suhu permukaan laut juga turut naik. Alhasil, terumbu karang terancam pemutihan hingga akhirnya mati. Bukan hanya itu, terumbu karang juga bisa rusak karena ulah manusia secara langsung, seperti penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Berdasarkan data LIPI, laut Indonesia adalah pusat kekayaan hayati terumbu karang terpenting di dunia, di mana ada sekitar 569 jenis karang yang termasuk dalam 82 genus dan 15 famili. Begitu strategisnya posisi terumbu karang, hingga International Coral Reef Initiative (ICRI) pun menetapkan keberadaan tahun terumbu karang pada tahun 1997. Tahun ini adalah Tahun Terumbu Karang Dunia yang ketiga kalinya. Penentuan tahun-tahun terumbu karang tersebut bertujuan untuk memelihara kesadaran masyarakat global bahwa kelestarian terumbu karang penting untuk kehidupan manusia.
"Terkait terumbu karang, tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana kapal pesiar Caledonia Sky yang kandas hingga akhirnya merusak terumbu karang di sekitar Raja Ampat. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa terumbu karang yang rusak akan sangat sulit kembali pulih. Atau mungkin tidak akan pernah pulih kembali seperti sedia kala. Oleh karena itu, keberadaan terumbu karang di Tanah Air menjadi tugas bersama. Mulai dari nelayan atau masyarakat lokal hingga pemerintah," terangnya.
Selanjutnya kapal Rainbow Warrior akan melalukan kampanye di perairan Raja Ampat, Maluku dan akan berakhir di Bali dengan rencana perjalanan kampanye selama kurang lebih 2 bulan lamanya.*