Tiga Jenazah Korban Penembakan di Nduga Diterbangkan ke Daerah Asal
JAYAPURA - Tiga anggota Satgas Gakkum yang menjadi korban serangan KKSB di Distrik Mugi Kabupaten Nduga, Kamis (7/3) akhirnya diterbangkan ke daerah asal untuk dimakamkan oleh keluarga.
Ketiga korban diterbangkan secara terpisah. Dimana Serda Miswariyadin dan Serda Siswanto Bayu diberangkatkan dari Timika - Denpasar - Jakarta sekitar pukul 11.35 WIT menggunakan pesawat Garuda GA 653. Setelah tiba di Jakarta Jenazah Serda Miswariyadin akan dilanjutkan menuju Bima, NTB. Sedangkan jenazah Serda Siswanto Bayu akan dilanjutkan ke rumah duka di Solo, Jawa Tengah.
Sementara Serda Yusdin diterbangkan sekitar pukul 12.30 WIT menuju Makassar menggunakan pesawat Sriwijaya SJ 589 dan akan dilanjutkan ke rumah korban di Palopo, Sulawesi Tengah melalui jalan darat.
Kapendam XVII/ Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengungkapkan ketiga prajurit TNI yang gugur baru bertugas di Distrik Mugi sekitar 3 bulan. "Mereka sudah bertugas di Mugi sekitar 3-4 bulan ini," kata Aidi.
Aidi menambahkan, ketiga anggota yang gugur mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.
"Atas jasa dan pengorbanan ketiga prajurit yang bertugas ini, maka Panglima TNI memberikan kenaikan pangkat bagi ketiganya menjadi Sertu Anumerta," bebernya.
Disinggung soal situasi keamanan di Distrik Mugi, Aidi mengungkapkan bahwa saat ini sudah kondusif dan warga mulai beraktivitas seperti biasa nya.
"Pasca penembakan kemarin situasi di lokasi sudah aman. Mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah dan juga TNI-Polri, sehingga semua tetap kondusif," ujarnya.
Terpisah, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya tiga prajurit TNI yang bertugas.
"Ketiga prajurit TNI yang gugur dalam menjalankan tugas mulia untuk menegakkan kedaulatan bangsa adalah pahlawan kusuma bangsa yang telah rela mengorbankan nyawanya demi menghadirkan rasa aman bagi masyarakat Papua," katanya.
Lanjut Pangdam, penembakan ini juga menunjukkan bahwa kelompok separatis bersenjatalah yang selama ini menjadi beban bagi masyarakat Papua.
"Mereka tidak segan membunuh aparat dan warga sipil yang tidak mendukung mereka," kata Pangdam. *