MENU TUTUP

Penebangan Hutan di Kawasan Cagar Alam Cyclop Penyebab Bencana Hidrologi di Jayapura

Rabu, 13 Maret 2019 | 04:13 WIB / Andi Riri
Penebangan Hutan di Kawasan Cagar Alam Cyclop Penyebab Bencana Hidrologi di Jayapura Ketua Komda PB Papua, Noak Kapisa/Andi Riri

JAYAPURA - Deforestasi atau penebangan hutan diklaim sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana hidrologi berupa banjir dan tanah longsor di wilayah Sentani kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Deforestasi ini terjadi di kawasan hutan penyangga Cagar Alam Cyloop yang membentang dari Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura.

Menurut Ketua Komisi Daerah Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (Komda PB) Provinsi Papua, Noak Kapisa, penebangan hutan di kawasan penyangga, menyebabkan aliran air disertai sedimen lumpur turun ke wilayah-wilayah pemukiman warga saat terjadi hujan baik di Sentani maupun Kota Jayapura

"Tanpa adanya pohon, makanya air akan mengalir dengan mudah turun ke area pemukiman warga dan fasilitas publik lainnya. Fenomena ini menjadi peringatan bagi Pemda setempat agar segera menyiapkan langkah konservasi kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop," ujar Noak Kapisa kepada pers di sela sela kegiatan peluncuran Proyek Tata Kelola Lahan Rendah Emisi di Jayapura,  Selasa (12/3) 

Dia menilai upaya pengerukan saluran drainase atau pembangunan infrastruktur lainnya untuk mencegah banjir tidaklah efektif apabila masih terjadi deforestasi hutan di kawasan Cagar Alam Cyloop dan penyangga yang luasnya mencapai 31.479 hektar ini. 

"Diperlukan adanya komitmen dari Pemda di dua daerah ini untuk menerapkan aturan perlindungan kawasan penyangga Cyloop. Misalnya Perda Perlindungan Kawasan Penyangga Cyloop Nomor 9 Tahun 2015 yang dikeluarkan Pemkab Jayapura.  Kami akan berkoordinasi dengan pimpinan di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura untuk mencari solusi terkait masalah ini," katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, bencana  banjir  dan longsor menerjang sejumlah kawasan pemukiman warga dan fasilitas publik lainnya di tiga kecamatan di Kota Jayapura pada 23 Februari 2019 lalu.  Kondisi ini disebabkan tingginya curah hujan dengan intesitas sedang hingga lebat di ibu kota Provinsi Papua ini selama tujuh jam. Banjir menyebabkan 600 kepala keluarga menjadi korban. 

Banjir juga sebelumnya menggenangi sejumlah kawasan di wilayah Sentani Kabupaten Jayapura, sejumlah ruas jalan rusak sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.

 


BACA JUGA

BWS Papua: 19 Ribu Kubik Sedimen dan Sampah Diangkut dari Sungai Pasca Banjir Jayapura

Kamis, 20 Januari 2022 | 18:36 WIB

Bupati Teluk Bintuni Didesak Cegat Laju Deforestasi dan Degradasi Hutan Mangrove

Rabu, 03 Juli 2019 | 08:32 WIB
TERKINI

Dua Kubu Saling Serang di Puncak Jaya Sepakat Damai

2 Jam yang lalu

Daya Ledak MA-RIYO Guncangkan Kota Jayapura

5 Jam yang lalu

Tanda-Tanda Kemenangan Mari-Yo Makin Kencang Pimpin Papua

5 Jam yang lalu

Kapolres Mamberamo Tengah Diserang Massa Pendukung Calon Wakil BupatiĀ 

12 Jam yang lalu

Seorang Tukang Ojek Tewas Dibacok di Paniai, Pelaku Diduga Gerombolan OPM

13 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com